Friday, November 9, 2012

Petani Bali, oh nasibmu [ belimbing desa wisata ]



Nasib petani Bali yang tidak menentu, memerlukan suatu trobosan untuk mengatasinya. Salah satunya adalah memberikan teknologi dan jaminan harga panen. Kita juga mesti meniru negara luar negeri yang telah berhasil mengelola pertanian, bahkan mampu menjadi negara pengekspor beras. Yang kita harapkan bersama adalah para pemimpin tanah Bali dapat memikirkan nasin para petani. Di luar Indonesia kesejahtraan para petani amat diperhatikan, mulai dari masa tanam hingga masa panen pemerintah turun langsung memberikan pendampingan. Bibit padi yang diberikan ke petani adalah hasil dari riset dengan teknologi tinggi. Setelah panen hasil padi dibeli dengan harga yang menggembirakan, hingga para petani bisa gembira menjalankan pekerjaannya. 


Bila di tanah Bali, para petani selalu dihantui perasaan was-was dengan anjloknya harga ketika panen tiba (sudah tradisi), belum lagi ada serangan hama. Sebagai akibatnya para petani Bali selalu merugi dan kelimpungan. Sering karena terbentur harga, para petani Bali enggan memanen sendiri padinya. Lain halnya di negara luar (vietnam), para petani memanen langsung padinya kemudian ditampung oleh pemerintah dengan harga yang memuaskan. Jika harganya turunpun para petani dipastikan tidak merugi, sebab hasil panen selalu melimpah. Karena itu kita tetap berharap, ada terobosan untuk menyelamatkan nasib para petani. Salah satunya dengan memberikan jaminan pembelian hasil panen, khususnya padi.----


No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini