Sejatinya tiang pribadi tidak tahu, apakah hanya umat Hindu yang
setiap melakukan kegiatan yang terkatagori penting selalu memilih yang namanya
hari baik dengan tujuan meminimalisir akibat suatu kegiatan berujung tidak baik
(baca apes/sejenisnya). Hindu punya
suatu pedoman umum yang bernama wariga, contohnya akan menghitung baik buruknya
hari sebelum melakukan ; penguburan/ngaben/kremasi, melaksanakan aneka upacara
manusia yadnya, dewa yadnya, serta butha yadnya. Dimanapun umat Hindu berada
tentu tahu sedikit tidaknya dasar dasar wariga, misalnya tentu hapal yang
namanya wuku, dan tri wara, karena wuku
maupun triwara itu dasar utama memilih baik buruknya suatu hari. Ketahuilah
bahwasanya wariga itu berarti “warah ring raga” merupakan pentunjuk bagi diri
kita. Warigalah yang memuat baik
buruknya hari untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang penting sesuai keyakinan.
Agar kita tahu yang namanya baik buruk suatu hari, wajib hukumnya
kita tahu nama-nama hari/wewaran beserta dengan urip/neptunya. Riilnya wewaran
itu dimulai dari Eka wara hingga Dasa Wara ; Eka wara : Luang (uripnya 1), Dwi
wara : Menga (9) Pepet (1), Tri wara :
Dora/pasah (9) Wahya/beteng (4) biantara/kajeng (7), Catur wara ; Seri (6) Laba(4) Jaya (9)
Mandala (8), Panca wara ; Umanis (5) Pahing (9) Pon (7) Wage (4) Kliwon (8),
Sad wara ; tungleh (7) aryang (6) urukung (5) paniron (8) was (9) maulu (3),
Sapta wara ; minggu/redite (5) senin/soma
(4) selasa/anggara (3) rabu/buda (7) kamis/wraspati (8) jum’at/sukra (6)
sabtu/saniscara (9), Asta wara ; Seri
(6) Indra (5) Guru (8) Yama (9) Ludra (3) Brahma (7) Kala (1) Uma (4), Sanga
wara ; Dangu Jangur Gigis Nohan Ogan Erangan Urungan Tulus Dadi, Dasa wara ;
Pandita Pati Suka Duka Seri Manuh Manusa Raja Dewa Raksasa. Berikutnya nama
nama wuku yang jumlahnya tiga puluh ; Sinta, Landep, Ukir, Kulantir, Tolu, Gumbreg, Wariga, Warigadian, Julungwangi,
Sungsang, Dungulan/Galungan, Kuningan, Langkiir, Pujut, Pahang/paang, Klurut,
Merakih, Tambir, Medangkungan, Matal, Uye, Menail, Prangbakat, Bala, Ugu,
Wayang, Kelawu/kelau, Dukut, Watugunung.
Yang namanya Sapta wara itu merupakan bagian dari masing-masing wuku.
Yang namanya hari baik juga ditentukan oleh waktu yang ada menjelang bulan mati/uwudan
hingga tilem, serta waktu yang ada menjelang purnama/enyitan. Contohnya tidak
baik melakukan pewarangan/wiwaha selama hari bernama uwudan. Diyakini punya efek buruk sekali, selamanya hidup
sengsara, kesakitan berakibat hingga mati/meninggal. Untuk dewasa wiwaha amat
dilarang saat wuku disebut Rangda Tiga,
wuku ; Wariga, Warigadian, Pujut, Pahang/paang, Menail, dan Perangbakat dengan
penilaian buruk berakibat janda/duda. Ada juga suatu wuku disebut wuku Tali
Wangke “ tidak baik untuk memulai segala jenis pekerjaan yang penting misalnya
mengikat pagar hidup/mepageh (bhs.Bali), akibatnya acap ada halangan atau kena
suatu penyakit riil ada sakit pemali di Bali. Wuku wuku yang dinamakan wuku
tali wangke ; Landep, Ukir, Kulantir, Tolu, Gumbreg pada hari Rabunya, Wariga,
Warigadian, Julungwangi, Sungsang, Dungulan pada hari Kamisnya, Kuningan,
Langkir, Medangsia, Pujut, Pahang pada hari
Jum’atnya, Klurut, Merakih,
Tambir, Medangkungan, Matal pada hari Kamisnya,
Uye, Menail, Perangbakat, Bala, Ugu pada hari Seninnya, Wayang, kelawu,
dukut, watugung pada hari Selasanya. Lebih lanjut info sekilas dewasa mengubur
jenazah/ngaben/kremasi lasimnya dihindari ; kala gotongan, semut sedulur,
penanggal/pangelong ping 14 dan 15 (sahari sebelum tilem/purnama dan saat
tilem/purnama), serta hari petirtan merajan / pura setempat. “astungkara bermanfaat”
No comments:
Post a Comment