Bagaimanapun cobaan yang diberikanNya kepada kita,
janganlah pernah sedetikpun putus untuk meyakini keberadaanNya serta segala
keagunganNya, itu tiada tertawar lagi. Usahakanlah senantiasa memujaNya selalu,
karena tiada terkecuali untuk mereka mereka yang tiada pernah atau yang dengan
sengaja untuk tidak memujaNya maka papalah mereka itu, tiada pernah mendapatkan
hasil dari semua usaha yang mereka lakukan dengan segala usaha dan dayapun,
yakinlah akan hal itu. Dewa Indra pemegang tunggal pelaksanaan kebijakan itu,
bukti riilnya Dewa Indra pemberi kemakmuran dengan hujannya. Dapatlah kita
bayangkan bagaimana jadinya jika sampai hujan tiada pernah diturunkan. Maka
bersyukurlah kepada Dewa Indra. Meyakini keberadaan Dewa Indra maka kita sudah
percaya dengan ada Tuhan, karena salah satu titik sinarNya telah kita percayai
adanya. Buanyaklah yang terjadi di alam fana ini, mereka tidak percaya adanya
Tuhan, kemudian mereka berusaha dengan segala daya upaya untuk maju dalam
kehidupan tanpa karuniaNya, niscaya dikemudian hari kesulitan nan besar akan
menghadangnya. Itulah riilnya peran Dewa Indra (salah satu sinar suciNya) akan
menghalangi usaha mereka, niscaya kegagalan demi kegagalan akan mengganjal.
Setiap mantra di berbagai kitab suci Hindu khususnya Weda, mengajarkankepada
kita untuk menjadi orang baik serta tidak lagi berjalan di jalan yang
dilarangNya. Contoh dalam filsafat yoga yang senantiasa ditekuni oleh para
yogi, dengan belajar yoga seseorang bisa memperoleh karuniaNya serta bisa
melepaskan semua keinginan jahat dari jiwa raga, itu pasti !. Maka sudahlah
tentu tujuan bersatu denganNya akan terwujud, dia akan lepas bagai ular yang
melepaskan kulitnya kala telah dewasa, itulah namanya amor ring acintya
keloktahnya moksa. Kebanyakan para yogi itu lepas dari segala ikatan duniawi
serta akan menjadi bersih murni, dikatakanlah sebagai Aham Brahman Asmi.
Moksa artinya ; pembebasan atau kelepasan, yakni ; jiwa
yang bebas dari Karmaphala/hukum sebab-akibat, jiwa yang bebas dari Samsara/kelahiran
berulang-ulang, dan jiwa yang bebas dari
ikatan duniawi. Ia laksana setetes air tertuang ke dalam samudra, langsung menyatu
sempurna, yaitu bersatunya Atman dengan sumbernya yaitu Parama Atman/Tuhan.
Orang yang telah mencapai moksa ini tiada akan terlahir kembali karena telah
mencapai kesempurnaan yang maha tinggi dan bersatu (Amor) dengan Sang Pencipta.
Ini tentu berbeda dengan orang yang mendapat pahala di Sorga, dimana orang yang
mendapatkan pahala di Sorga ini, setelah habis menikmati pahalanya di alam
nirwana itu, maka ia akan kembali mengalami Samsara/kelahiran kembali /
Numadi ( bhs. Bali : Ngidih nasi).
Artinya orang yang mendapatkan pahala di Sorga ini masih belum mencapai
kesempurnaan seperti mereka yang telah mencapai moksa. Astungkara berfaedah…
No comments:
Post a Comment