Sebagai
umatNya tidak terkecuali mereka mereka yang tergabung dalam jajaran Hindu
seantero jagat, wajib hukumnya melaksanakan persembahyangan untuk memujaNya
dalam keseharian kala melakoni kehidupan ataupun saat saat kala tertentu yang
dianggap baik. Maka niscaya semuanya akan berupa pengantar pesan-pesan untuk
membalas setiap bisikan doa, maka yakinlah yang sejatinya tengah terjadi adalah
hal hal sebagai berikut ; "Karena kau berdoa memohon kekuatan kesabaran,
maka Aku kirim orang-orang pemarah dalam kehidupanmu." "Karena kau
berdoa memohon ketenangan, maka Aku kirim keriuhan untuk melatihmu menenangkan
diri dalam kehidupanmu." "Karena kau berdoa memohon jalan terang,
maka Aku kirim kegelapan dalam kehidupanmu agar jalan terang itu
bermakna." "Karena kau berdoa memohon pengetahuan, maka Aku kirim
permasalahan dalam kehidupanmu untuk kau pelajari dan menemukan sendiri
pengetahuan itu." "Dengan para penipu Aku melatih kewaspadaanmu.
Dengan mereka yang menyakiti batinmu, Aku sedang memberimu kesempatan membayar
hutang pelajaran Karma masa lalu." "Dengan orang-orang yang hidup
bersamamu, Aku mengantarmu belajar arti kebersamaan. Dengan orang-orang yang
meninggalkanmu, Aku mengajarimu tentang rasa terbebas dari kemelekatan." "Setiap
bentuk peristiwa adalah cara-Ku mengajari dan melatih Jiwamu bertumbuh matang
dalam kesadaran dan kecerdasan." "Jika kau memahami semua ini, apakah
masih kau temukan kemarahan-Ku dalam berbagai peristiwa? Apakah masih sulit kau
sadari betapa Aku mengasihi Jiwamu?"
Salah satu jenis serana sembahyang umat Hindu |
Khususnya
umat Hindu, kala menghaturkan sembah bakti keharibaanNya ada hari yang
dinamakan hari suci/ rerainan (bhs.Bali) contoh Hindu mengenal Hari Purnama
(bulan penuh) juga Hari Tilem (bulan mati). Bukan rahasia lagi kalau yang
namanya hari suci itu selain disucikan juga dikeramatkan, karena dengan yang
namanya hari suci itu para penganut Hindu nan taat memiliki maksud serta tujuan
nan luhur, maka jadilah kesemua hari suci sebagai hari hari yang istimewa
riilnya Hari Raya Galungan neng tanah Bali. Para umat Hindu tahu persis
bahwasanya yang namanya hari suci itu dikelompokkan berdasarkan wuku/pawukon
dan sasih. Misalnya yang berdasarkan pawukon ada hari suci/rerainan ; Pagerwesi
kala Rabu Kliwon wuku Sinta sebagai hari yang tepat memujaNya sebagai Sanghyang
Pramesti Guru (gurunya alam semesta), Hari Raya Kuningan/Tumpek Kuningan kala
hari Sabtu wuku Kuningan untuk menyampaikan rasa terima kasih/syukur kepada
para leluhur atas jasa jasa beliau kepada kita.Ketahuilah kata kuningan itu memiliki makna mencapai
peningkatan spiritual via introspeksi diri sendiri. Hari Saraswati kala hari
Sabtu wuku Watugunung, sebagai hari turunnya semua jenis ilmu pengetahuan ke
bumi, Dan hari hari suci lainnya berdasarkan pawukon diantaranya ada jajaran
wuku yang disebut wukuning tumpek, wukuning buda keliwon, wukuning anggara
kasih. Berikutnya umat Hindu itu mengenal pula hari baiknya untuk memuja keagunganNya
yang berdasarkan sasih, sasih itu serupa dengan bulan masehi berjumlah 12 (dua
belas) yang terpopuler diawali dengan sasih pertama yakni sasih Kasa,
berikutnya sasih karo, ketiga, kapat, kelima, keenem, kepitu, kewulu/keulu,
kesanga, kedasa, Jesta/Desta, dan yang ke dua ada sasih sada. Disetiap sasih
itu ada dua kali rerainan pamiliar masing masing sasih ada pernama juga ada
tilem, di kala rerainan purnama umat Hindu memuja Sanghyang Candra, serta saat
rerainan tilem tiba para umat Hindu meyakini sebagai saatnya Sanghyang Surya
beryoga, maka dipujalah beliau kala tilem. Latah orang tahu kalau umat Hindu
itu meyakini ada yang namanya dewa tertinggi/tuhan, maka beliau disebut dengan
nama Dewa Maha Dewa itulah sebutan untuk Dewa Siwa. Ada hari khusus untuk
mengagungkan Dewa Siwa nama rerainannyapun disesuaikan dengan nama beliau :
Siwa Ratri/Malam Siwa kala purwanining tilem sasih kepitu (sehari sebelum bulan
mati di sasih kepitu) para umat Hindu lasimnya melakukan jagra/tidak tidur
semalaman diisi dsengan kegiatan mesanti,membaca aneka lontar, sembahyang
tengah malam. Berikutnya ada juga hari raya Hindu nan mendunia itulah Hari Raya
Nyepi kala penanggal ping pisan/penanggal apisan/ hari pertama sasih kedasa,
lewat hari hari Nyepi inilah para umat Hindu diharapkan dapat introspeksi
diri,juga menenangkan pikirannya. Hari Raya Nawa Ratri/dasahara kala paruh
terang bulan asuji (September-Oktober) serupa Galungan neng tanah Bali untuk
memperingati kemenangan Dharma melawan Adharma. Hari Divali, sebagai perayaan
kembalinya Sri Rama ke Ayodya, dilakoni dengan menyalakan lampu di seluruh kota
di rayakan pada dua hari sebelum tilem kartika ( Oktober – November). Ada juga namanya Hari Gayatri Japa sebagai
hari untuk memperingati turunnya mantra gayatri yakni pada pangelong ping
pisan/sehari setelah purnama sasih kasa/srawana ( Juli – Agustus). Selain Dewa
Siwa memiliki hari istimewa, Dewa Surya juga punya, Hari Makara Sankranti
demikian nama hari untuk mengagungkan Dewa Surya kala itulah pada kenyataannya
matahari/sang surya bergerak kearah utara/menjauhi khatulistiwa (bulan
Januari), khususnya neng India para umat Hindu banyak yang menyucikan diri di
sungai Gangga serta sungai sungai suci lainnya. Untuk urusan welas asih, sebut
saja kasih sayang para umat Hindu juga memiliki harinya : Hari Raksabandha kala
itulah purnama sasih Srawana (Juli Agustus) riilnya kasih saying antara suami
istri, keluarga, “astungkara bermanfaat”
No comments:
Post a Comment