|
Desa Belimbing, lahan tanah sawah masih tetap lestari, lokasi subak Suradadi |
|
Desa Belimbing, bibit padi yang siap ditanam di sawah orang Bali menamakan "bulih" |
Indonesia itu tercakup dalam
jajaran negara kepulauan nan subur, agraris
penghidupan rakyatnya itu fakta dari sejak nguni, label inipun
tersandang hingga saat NKRI memasuki era reformasi yang kebablasan, niatan hati
menghilangkan kolosi nepotisme nyatanya malih rupa menjadi Nulung Kawan-Kawan [
KKN menjadi NKK ], ironis memang. Indonesia itu di era dahulu pernah bergelar
macan asia dengan hasil produksi pangan khususnya beras nan melimpah, sempat
terekspor.
Mungkin yang namanya
zaman orang Bali bilang “alikan gumi” tidak
akan pernah dapat dirubah oleh aneka kebijakan manusia-masia brelien sekali
pun. Riil mencuat kepermukaan kenaikan harga beras senantiasa menjadi trending topik
dikalangan semua lapisan masyarakat,
walau tidak ngeri amat namun ironis nan meninggi lantaran isu beras merupakan
isu nan sinsitif di Nusantaira megah ini. Tidak usah menutupi kenyataan bila
kita botak jangan ditutup dengan topi, disaat NKRI dengan bangga menyatakan
sebagai negara agraris, tiap tahunnya impor beras tiada terbendung, berusaha
ditutupi kekhalayak dengan dengungan speker aktif berwatt tinggi yakni
swasembada pangan, lebih-lebih moment pemilihan kepala daerah di NKRI ini
berkesinambungan. Kami para rakyat jelata amat memaklumi keadaan/dilema pangan
di negeri subur ini
sulit terwujudnya
swasembada pangan lantaran beraneka tantangan
diantaranya pengelolaan tanaman padi yang belum prima fit, belum lagi
demikian banyak data yang tidak valid di jajaran akar rumput, riil penghitungan
luas tanah dan alih fungsi lahan berlangsung seiring waktu maka efek
tendensiusnya luas lahan berubah-ubah tidak persis sama dengan tahun
sebelumnya, dan ada juga efek cuaca yang ekstrim yang tidak mendukung situasi
kondusif pertanian, tapi tolong lapangkan dada “ kepala botak jangan ditutupi
topi”
|
Desa Belimbing tanah sawah itu tetap terpertahankan, lokasi subak Durentaluh |
, |
Desa Belimbing, tetap sebagai penghasil berasnya Kabupaten Kota Pelangi Tabanan, lokasi Subak Teben Telabah |
|
Desa Belimbing tanah sawah tetap lestari ajeg didukung para petani nan tangguh, lokasi Subak Teben Telabah | |
|
Desa Belimbing, para petani desa Belimbing itu adalah para petani trampil tangguh, terlatih dari sejak usia remaja atau muda |
|
Sawah di desa Belimbing, panorama habis tanam padi |
|
Desa Belimbing, penyemprotan padi yang baru usai ditanam, usia padi sekitar dua mingguan |
|
Desa Belimbing, sawah di desa Belimbing itu luas dan berpanorama indah memukau, jadilah Belimbing itu sebuah Desa Wisata di kabupaten Kota Pelangi Tabanan |
|
Desa Belimbing, panorama alam sawah di desa Belimbing
|
|
Desa Belimbing, pikiran nrgatif tidak akan pernah memberi kehidupan yang positif, itu pati !! |
Khususnya Tabanan, kabupaten di
Bali tengah itu yang menyandang gelar lumbung berasnya Bali, di setiap wilayah
kecamatannya sepanjang tahun ada panen namun jujur saja, kualitasnya juga tidak
bagus amat, karena hujan terus melanda kabupaten kota Pelangi itu. Terciptalah
padi yang berkadar air tinggi, padipun rebah
di sawah sebelum terpanen sulit dikeringkan, karena mentari keseringan tertutup
awan. Akibat finalnya secara global
menghasilkan penurunan produksi. Mungkin tidak buanyak orang tahu kalau di
Tabanan itu masih tetap lestari hamparan tanah sawah pada suatu desa yang
berjarak 30 Km dari kota Tabanan yakni di desa Belimbing, dalam setahun sawah
yang luasnya sekitar 70 hektar itu ( khusus luas sawah di Subak Teben Telabah) ditanami padi sebanyak dua kali, musim tanam padi pertama bulan Pebruari
panennya bulan Juni-Juli, dan musim tanam padi ke dua bulan Agustus panennya
bulan November-Desember. Kami dapat proklamirkan bahwasanya di desa Belimbing
itu lahan persawahan masih tetap ajeg lestari, dengan dukungan para petani
tangguh sebagai penggarap juga pemilik lahan. Dengan suatu hasil kemampuan
bertahan itu, jadilah desa Belimbing, sebagai Desa Wisata, Astungkara.
No comments:
Post a Comment