Salam tangguh, Salam
kemanusiaan
Banyak nama tempat di kabupaten Karangasem Bali menjadi lebih
pamiliar di bulan September 2017, karena aktifnya gunung api Agung setelah
tidur selama 54 tahun. Status gunung api
yang tertinggi di tanah Bali itu dari hari ke hari di bulan kesembilan 2017
terus ditingkatkan dari siaga level terendah hingga pada tanggal 22 September
2017 jam 20.30 waktu Bali menjadi status awas level 4. Gelombang pengungsipun
meningkat keluar dari daerah Karangasem menuju zona aman, dan sempat memacetkan
paling tidak membuat arus lalin padat merayap di seputar Desa Manggis dan
Rendang usai status awas dimumkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Alam. Sebut saja daerah bernama Sebudi, Temukus, Sogra, Yeh Hee, Tebola, Wisma
Kerta dan lainnya setiap hari di sebutkan via pemancar radio amatir di freuansi
14.680.00 MHz, dimana frekuansi tersebut jadi pilihan jajaran Badan Nasional
Penanggulangan Bencana daerah Bali bersama kesekian jumlah para relawannya.
Setia mengemban amanat menyelamatkan kehidupan
sesama yang kena musibah, salam tangguh salam kemanusiaan itulah motonya dikala
mengemban tugas mulia itu. Duka para relawan tidak terhingga dari lelah, letih
hingga kesabaran terus diuji, karena 24 jam lebih frekuensi
14.680.00 MHz terus kena jem oleh mereka-mereka yang tidak bertanggung
jawab dan tidak memiliki rasa welas asih serta kemanusiaan kepada mereka yang
terkena musibah. Posko posko pengkoordiniran arus pengungsian diantaranya ada :
posko Selat di kantor camat Selat, posko Rendang, posko Manggis, posko Tanah
Ampo (posko induk), dan sejak 24 September 2017 terdengar ada posko Dano Tempe,
serta posko-posko lainnya yang tersebar di banyak tempat di kabupaten –
kabupaten di Bali. Secara global di saat-saat tanggap bencana dan kemanusiaan
(masa pengungsian) pengkoordiniran para pengungsi dilakukan oleh masing-masing
ketua kewilayahan (kades, kelian dinas, camat, dsb) rata-rata mereka membawa radio-radio
kecil (brik) disamping HP.
24 September 2017, susana lingkungan yang ditinggal mengungsi |
Sejak 21 September 2017 dini hari jajaran pemda Bali dengan
BNPBnya mulai mengevakuasi warga Karangasem yang ada di daerah kawasan rawan
bencana, menuju tempat-tempat pengungsian. Mereka mengungsi membawa aneka
perlengkapan seperti pakaian, tikar, makanan ringan seadanya. Setelah siang tiba acara pengevakuasian
wargapun terus di lanjutkan dan diantara kesempatan yang masih ada aneka
ternakpun di bawa : ayam, kambing, sapi dan yang lainnya. Namun demikian, di
daerah Karangasem itu banyak warga yang beternak sapi lebih dari seekor bahkan
sampai lima, maka banyak diantara mereka menangguhkan mengungsinya karena
saking sulitnya mencari solusi untuk ternak-ternaknya, kasihan memang. Cerita
pilupun tercipta diantara gerahnya suasan aktifnya gunung api Agung, salah
satunya adalah banyak diantara mereka terpisah dengan keluarga, belum lagi para
pengunsi itu banyak yang meninggalkan ternak-ternaknya, walau diantaranya ada
bisa terjual dengan harga murah.
mereka balita di pengungsian, September 2017 "ada duka yang terasa " |
anjingpun "menangis" saat ditinggal mengunsi oleh majikannya...................... manyayat hati |
Karena kewajiban pemda Balipun mempersiapkan yang namanya
tanggap darurat, riil diberdirikan posko pusat taktis di areal pelabuhan kapal
pesiar Tanah Ampo, serta pemda Bali menyatakan siap menghadapi
suasana terburuk akibat aktifnya gunung api Agung, yang sempat tertidur lebih
dari setengah abad.
Rasa nasionalisme nan tinggi ditunjukkan oleh saudara-saudara kita di kawasan Tengger Jatim atas musibah gunung api Agung yang mengarah ke tanda-tanda akan meletus saat September-Oktober 2017 seperti yang diposting oleh saudara Ketut, di akun FBnya, sbb :
SATYAM SIWAM SUNDARAM,
KAMI ATAS NAMA RAKYAT BALI MENGUCAPKAN TRIMAKASIH ANGAYU BAGYA ATAS KEPEDULIAN SAUDARA UMAT HINDU TENGGER YANG TELAH MENYISIHKAN HASIL PANENNYA UNTUK MERINGANKAN BEBAN PARA KORBAN ERUPSI GUNUNG AGUNG.
Semoga ikatan tali persaudaraan kita semakin kuat didasari Dharma dan selalu dalam lindungan para leluhur kita Majapahit serta HYANG WIDHI senantiasa melimpahkan rejeki dan kedamaian buat kita
Astungkara,
Suwun. Rahayu.
berikut gambar yang ditampilkan :
Ketut ,
Inilah bentuk nyata persaudaraan dan kepedulian umat
Hindu Tengger Bromo, untuk meringankan beban sauadra kita yg lagi krna bencana
erupsi Gunung Agung. SUKSME saudaraku semoga Hyang Widhi sebantiasa melimpahkan
panen yg melimpah buat saudaraku umat Hindu di Tengger , Bromo.
|
Ketut ,
Inilah bentuk nyata persaudaraan dan kepedulian umat
Hindu Tengger Bromo, untuk meringankan beban sauadra kita yg lagi krna bencana
erupsi Gunung Agung. SUKSME saudaraku semoga Hyang Widhi sebantiasa melimpahkan
panen yg melimpah buat saudaraku umat Hindu di Tengger , Bromo.
|
Ketut ,
Inilah bentuk nyata persaudaraan dan kepedulian umat
Hindu Tengger Bromo, untuk meringankan beban sauadra kita yg lagi krna bencana
erupsi Gunung Agung. SUKSME saudaraku semoga Hyang Widhi sebantiasa melimpahkan
panen yg melimpah buat saudaraku umat Hindu di Tengger , Bromo.
|
Ketut ,
Inilah bentuk nyata persaudaraan dan kepedulian umat
Hindu Tengger Bromo, untuk meringankan beban sauadra kita yg lagi krna bencana
erupsi Gunung Agung. SUKSME saudaraku semoga Hyang Widhi sebantiasa melimpahkan
panen yg melimpah buat saudaraku umat Hindu di Tengger , Bromo.
|
Ketut ,
Inilah bentuk nyata persaudaraan dan kepedulian umat
Hindu Tengger Bromo, untuk meringankan beban sauadra kita yg lagi krna bencana
erupsi Gunung Agung. SUKSME saudaraku semoga Hyang Widhi sebantiasa melimpahkan
panen yg melimpah buat saudaraku umat Hindu di Tengger , Bromo.
|
No comments:
Post a Comment