Tentunya telah banyak mereka-mereka yang menetap di luar
Bali, dan ke tanah Bali hanya dalam tempo yang tiada lama atau sekedar melintas
saja di jalan raya Denpasaar Gilimanuk. Saat menikmati indahnya karuniaNya di
tanah Bali itu akan melihat pemandangan alam dan juga pemandangan (perspektif)
tentang wanita Bali. Kentara jelas bagi
mereka-mereka di luar Bali riil Jawa, melakukan perjalanan wisata di tanah
dewata, dan selintas melakukan pengamatan
tentang wanita Bali itu banyak yang menyimpulkan ; wanita Bali itu
pekerja keras, tiada pernah lelah, serta tidak mengenal kata gengsi yang utama
halal, itulah riilnya. Kesimpulan demikian didapat lantaran, saat mereka
melakukan pengamatan tentang wanita Bali, mereka menjumpai para wanita Bali banyak yang melakukan pekerjaan sebagai tukang batu di jalan,
mengecat di berbagai proyek-proyek bangunan, mencangkul di sawah, serta
menjunjung/nyuun (bhs.Bali) beban berat di kepala. Wanita Bali yang mayoritasnya sebagai petani,
dengan sendirinya akan membantu pekerjaan suami di sawah, tidak jarang pula
memelihara ternak ( sapi, babi, dan kambing) untuk membantu ekonomi
keluarga. Sudah menjadi tugas rutin
membantu suami melaksanakan upacara agama, menyiapkan makan bagi suami bdan
anak.
banyak wanita Bali yang berprofesi sebagai politisi, ataupun sebagai pemimpin, misalnya bupati Tabanan tahun 2017 Ni Putu Eka Wiryastuti, S.Sos. |
wanita Bali aktif kreatif dalam kegiatan keagamaan serta sebagai pendamping suami nan iklas |
Membantu suami melaksanakan upacara keagamaan, agama Hindu
tentunya. Agama Hindu neng Bali yang terkenal dengan taksu Balinya. Karena Hindu sesuai ajarannya, wanita itu amat
dihormati, tidaklah salah jika dikatakan wanita itu diberikan kehormatan
melebihi pria. Di Hindu itu ada semacam konsep, ardhanareswara namanya, dimana
wanita itu dianggap sebagai ardhangani.
Adapun yang dimaksud dengan konsep ardhanareswara itu yakni setengah pria dan setengah wanita. Dan ardhagani berarti
setengah bangian badan, karena Hindu itu memandang bahwa wanita bukan hanya sebagai
pemimpin rumah tangga namun bisa juga sebagai pemimpimpin masyarakat. Riil di era-era ini di tanah Bali, banyak
para wanita Bali yang berprofesi sebagai politisi, guru besar, serta menduduki
jabatan yang tinggi, Contoh di kabupaten kota pelangi Tabanan, memiliki bupati
wanita hingga dua periode jabatan ( Ni Putu Eka Wiryastuti, S.Sos). Itulah catatan tambahan tentang wanita Bali
itu…………………
No comments:
Post a Comment