Tersebutlah sekelompok masyarakat yang berdomisili di banjar
dinas Durentaluh Desa Belimbing Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan Bali, mereka
merupakan sebuah keluarga besar dalam masyarakat Hindu Bali lumrah dengan
sebutan satu panti (merajan tunggal). Keluarga yang satu ini merupakan warga
mayoritas di banjar dinas Durentaluh, mungkin karena itulah salah satu sebab
yang menjadi pemangku di Pura Puseh lan Desa banjar Durentaluh adalah dari
keluarga yang satu ini yakni Jero Mangku
Oktarina (sebagai mangku gede). Sesuai
ceritra dari para pendahulu keluarga ini dahulunya berasal dari Desa Bengkel
Buleleng, atas jasanya kepada keluarga pasek di Belimbing diberikan sebidang
tanah tempat tinggal di selatan Desa Belimbing (di Penganggan) tepatnya di
sebelah timur banjar Durentaluh sekarang
di timurnya sungai/tukad Yeh Nyem dan di timurnya Pangkung Wani. Keluarga ini dahulunya sempat
bermayoritas di Penganggan hidup damai dalam kurun waktu yang lama.
Sesuai dengan hukum alam perubahan yan kekal, entah tahun
berapa dan entah sebab apa keluarga yang mendapat hadiah tanah tempat tinggal
itu pindah domisili ke sebelah barat ( banjar dinas Durentaluh sekarang).
Mereka hidup layak damai juga berkembang di Durentaluh sampai pada suatu ketika
saat hari baik mereka mampu mewujudkan/mendirikan sebuah merajan kumpulan
(panti) yang hari piodalannya setiap Tumpek Landep, sekali odalan alit sekali
odalan gede (ageng). Selain merajan panti yang terletak di pinggir jalan raya
Antosari-Pupuan, keluarga ini juga punya satu merajan keluarga lagi yang
dinamakan sanggah wayah (tua), mungkin sanggah wayah ini lebih dahulu didirikan
ketimbang merajan pantinya, makanya disebut sanggah wayah. Tempat sanggah wayah
ini adalah di pusat desa banjar dinas Durentaluh (di banjar tengah). Banjar
Durentaluh itu dibagi ; banjar tanggu kadia, banjar tengah, banjar tanggu
kelod, banjar dauh pangkung dan pondok bubuh.
odalan di sanggah wayah banjar Durentaluh |
Dahulu pada suatu masa, keluarga yang satu ini terkenal
dengan sebutan keluarga petang dasa (40) karena jumlah KKnya baru mencapai
jumlah empat puluh, dan seiring waktu semuanya berkembang di tahun 2017 sudah
tercatat dengan jumlah KK enam puluh. Pas di tahun 2017 saat piodalan di
sanggah wayah (Sukra Kelawu 4 Agustus 2017) bertambah lagi tiga kepala keluarga
baru hingga hitungan pengayah di keluarga ini mencapai enam puluh. Penambahan
anggauta baru (pengayah) itu dinamakan ngalih ayah. Tercatat yang termasuk
pengayah baru itu : Pan Nonik, Pan Dirga (Adhie Listiana) dan komangnya Pak
Rani.
No comments:
Post a Comment