Pada zamannya dahulu
ilmu tentang benda benda di langit itu pernah tenar dengan nama ilmu
falak, di era kini jikalau seseorang membilang ilmu falak tentulah jarang yang
faham, karena istilah ilmu falak telah berlalu mungkin jika berupa suatu makanan
dia telah kedaluwarsa. Ilmu tentang aneka
benda langit dari sejak nguni hingga kini masih terus di pelajari,
lebih-lebih di eranya satelit, berbagai jenis benda langit yang baru banyak
ditemukan tidak hanya sebatas bintang-bintang.
Bicara tentang, semua bintang di langit itu lazimnya
terkelompok-kelompok dalam suatu gugusan bintang lumrahnya mereka bilang
sebagai galaksi, misalnya ada galaksi bima sakti. Tetap kita ada diantara kerancuan, tentang
benda langit yang terpanas yakni matahari. Benda langit yang satu ini diyakini
berputar sepanjang zaman pada porosnya, sedemikian cepatnya. Saking cepatnya matahari itu berputar maka
pecah-pecahlah ia, dari pecahan-pecahan matahari itu maka terbentuklah banyak
planet dan bintang. Seperti asalnya, maka di langit hanya bintang-bintang dan
planet yang bercahaya/bersinar (selain matahari). Diyakini oleh para ilmuan,
bobot terberat terlempar paling jauh
menjadi planet Neptunus, bobot teringan menjadi planet Merkurius , sedangkan
tempat kita yang indah ini merupakan planet yang ketiga. Hingga diera ini sebelum
tahun 2020, di Indonesia zaman reformasi yang kebablasan tepatnya era batu
akik Matahari diketahui punya delapan
planet ( Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus). Konon dengan cara yang sama terbentuklah satelit yang dinamakan
bulan. ( Bumi punya 1 bulan, Saturnus 56 bulan, Yupiter dan Uranus
masing-masing punya 17 bulan, Neptunus dengan 18 bulannya, Mar 2 bulan, khususnya
Venus tidak memiliki bulan.
Rahasia bahwa bumi berputar mengelilingi matahari telah lama
terbongkar yang kini telah menjadi suatu rahasia umum. Ada suatu sumber mengatakan, bahwasanya bumi
itu berdiameter 12.751 Km, dengan jarak dari matahari diperkirakan 150 Juta
kilometer. Latah diketahui bahwa bumi mengelingi matahari selama 365,25 hari ( 365 hari 5 jam 48 menit), tenar
dengan sebutan satu tahun bumi. Jika perhitungan itu diabaikan maka setiap 4 tahun berlalu akan kekurangan hampir sehari ( 23 jam 15 menit 0,756 detik).
Agar perhitungan mendekati tepat maka ada suatu konsensus, setiap 4 tahun bulan
Pebruari itu disepakati hanya hingga tanggal 29, yang dinamakan tahun kabisat
(366 hari). Perhitungan itu sampai ada karena di dunia ini sifat manusiawi itu
pasti, tidak seorangpun dapat memastikan
bahwa benda-benda langit itu senantiasa
mulus dalam orbitnya, masing- masing galaksi bisa saling menjauh atau mendekat.
Pada kenyataan dikeseharian kita, kita
masih bertanya-tanya kapankah yang
sejatinya suatu tahun disebut tahun kabisat? Karena sedemikian indahnya berbagi
itu, sampai-sampai pada postingan ini saya sebarkan info perhitungan menentukan
tahun kabisat saya dapatkan dari robekan sebuah Koran bertahun terbit 2014,
ntah Koran apa dan korannya sedemikian bucek. Dapat dibaca pada Koran yang
robek itu, sautu tahun dapat dikatakan/disebut tahun jika ;
angka tahun itu habis dibagi 400, dan jika angka tahun tidak habis dibagi 400 tidak
habis dibagi 100 tetapi habis dibagi 4, ( semoga bermanfaat )
Sumber : sobekan suatu Koran
terbitan tahun 2014 (mungut di jalan raya)
No comments:
Post a Comment