Dapat di terima di
keluarga besar suami, adalah impian bagi setiap wanita
wanita Hindu di Bali itu senantiasa taat, ngaturang bakti mendoakan seluruh keluarganya untuk memperoleh yang disebut dirgahayu dan dirgayusa (astungkara) |
Semestinya dapat di terima di
keluarga besar suami, adalah impian bagi setiap wanita |
Duhai para Wanita, hendaknya
engkau sendirilah yang memilih calon suamimu jika engkau ingin bahagia dalam
hidup.- Duhai para wanita yang berumah tangga, engkaulah yang tertua di rumah
ini engkaulah yang cerdas di rumah ini pendorong penjaga keseimbangan, juga
perawat yang memberikan ketenangan. Peraturan engkau tetapkan bak Ibu Pertiwi
yang melindungi dunia, karenanya umur yang panjang layak kau dapatkan, dalam
semua usaha engkau berhasil demi kemakmuran di rumah ini.- Duhai para mempelai wanita, dengan
kedatanganmu ke rumah suamimu, semogalah kamu menjadi petunjuk yang terang terhadap
keluarganya, membantu dengan kebijaksanaan serta pengertian, semoga jalan yang
benar selalu engkau ikuti dan hidup yang sehat dalam rumahmu, terhujamkanlah
rahmatNya kepadamu.- Duhai para
penganten wanita, datangilah dengan keramahanmu semua anggauta suamimu,
bersama-samalah dalam suka dan duka dengan mereka. Semoga kehadiranmu di rumah
suamimu akan memberikan kebahagiaan serta keberuntungan kepada suamimu metua
laki-laki dan perempuanmu, juga menjadi pengayom bagi seluruh keluarga. Sungguh
merupakan dosa besar, jika engkau berani kepada suamimu (berkata kasar apa lagi
menyakiti), tahan ujilah kamu, lakukan tapa brata laksanakanlah yadnya di dalam
rumah, bekerja keraslah niscaya kejayaan engkau raih. Jadikanlah rumahmu rumah
suamimu layaknya sorga, tempat aneka pikiran mulia kebajikan semoga kebahagiaan
akan ada di rumahmu rumah suamimu, lahirkanlah anak yang perwira senantiasa
memuja Hyang Widhi dan Dewata, pujalah selalu Saraswati dan senantiasa
hormatilah yang lebih tua.
Dalam
ajaran Hindu, posisi wanita itu sedemikian tingginya, tanpa kehadiran wanita
sebuah rumah tangga belum dapat dikatakan sebagai rumah yang utuh, dapatlah
dikatakan sejatinya wanita / ibu rumah tangga itu rumah itu sendiri, tidak
dinyana dialah yang terpenting bagi kemakmuran sebuah keluarga. Nyata-nyata
sebagai penyeimbang posisi wanita itu dalam suatu keluarga, tiada ubahnya
sebagai seorang permaisuri dalam sebuah rumah tangga.Di sisi lain, seorang
wanita dalam ajaran Hindu juga hendaknya acap memandang ke bawah tidak
senantiasa / selalu ke atas dan kedua kakinya selalu disilang agar selalu ada
perasaan malu, lebih lanjut ditekankan seorang wanita itu agar selalu
melaksanakan yadnya (korban suci), diyakini jika seorang wanita melaksanakan yadnya maka
Dewa Agni akan memusuhi atau pengusir para raksasa dan semua bhuta ( semua jenis sifat kebinatangan )
No comments:
Post a Comment