Monday, August 17, 2015

Bali dimata seorang peneliti dan antropolog.



selalu ada tarian dalam ritual keagamaan Hindu di tanah Bali

Bali, tanah Bali merupakan segumpal tanah yang menghijau biru terkatagori lingkungan subur dan dihiasi lebih dari 2 buah gunung berapi. Mereka ada yang menamakan Pulau Dewata, pulau Surga, dan ada juga yang menyimpulkan Bali itu adalah merupakan Majapahit yang terakhir. Terkenal jauh ke manca negara sana adalah lantaran budaya/kebudayaannya yang tiada pernah lekang oleh zaman. Kekokohan budaya tanah Bali telah melintasi beberapa kali perubahan zaman, sebut saja zaman bali mula, zaman kerajaan (misalnya zamannya Raja Dalem Waturenggung lahir jenis kesenian gambuh, wayang kulit, wayang wong dll),  zaman kolonial dan zaman kemerdekaan hingga di era reformasi ini. Di NKRI ini hanya provinsi Bali yang mampu berkesinambungan tiada pernah putus menyelenggarakan pesta seni/kesenian saban tahunnya,  lebih dari ¼ abad pesta kesenian bali telah berhasil diselenggarakan yang tiada lain merupakan gagasan cemerlang dari pejabat gubernur tahun 1979 ( Prof.Dr.Ida Bagus Mantra).

selalu ada tarian dalam ritual keagamaan Hindu di tanah Bali

Tidak hanya seorang tokoh yang memperhatikan perkembangan tanah Bali dari waktu ke waktu utamanya dalam bidang kebudayaannya yaang terkait erat dengan keseharian kehidupannya. Sebut  saja tokoh itu berasal dari Meksiko di Amerika sana, Covarrubias  amat terkagum dengan masyarakat tanah Bali, dia mengatakan warga tanah Bali merupakan sekelompok orang yang berbakat seni, seni yang muncul diantara warga tanah Bali dikatakan nyata kentara terekspresi sepontan dalam segala aspek kehidupannya. Emosi berkesenian warga tanah Bali membubung dalam ritus  keagamaannya. Hampir dalam setiap upacara agama Hindu di tanah Bali disertai  persembahan seni. Covarrubias  menyimpulkan, pasang surut atau hidup matinya kesenian Bali di sangga oleh psiko-relegi dalam implementasi aneka upacara keagamaan (baca agama Hindu Bal). Mungkin sejak zaman kerajaan di tanah Bali dahulu,  Clifford Gerrtz memperhatikan budayanya tanah Bali dia mengatakan eksistensi semua kerajaan di tanah Bali sebagai pengayom kebudayaan Bali /sebagai pengayomnya jagat seni, dia juga mengatakan tanah Bali itu tiada ubahnya negara panggung/negara pentas. Dalam sebuah negara panggung khususnya Bali, kemegahan juga gebyar seni  adalah pernyataan kebesaran kerajaan dan raja. Kemegahan dan dan gebyar itu sempat redup di tanah Bali, ketika kolonialisme Belanda mengebiri kekuatan semua raja di tanah Bali, demikian juga kala tanah Bali masuk dalam kesatuan negara NKRI, keraton/puri tidak lagi menjadi orientasi budaya/kultural yang sarat.  Namun Tuhan menghendaki budaya tanah Bali nan adi luhung tidak boleh lenyap, maka kemegahan gebyar budaya itu nampak jelas dalam jejak-jejak ritual keagamaan warga tanah Bali dengan kemeriahan seni di dalamnya dengan kata lain, konsep negara teater  masih terkonstruksi di tengah alam pikiran warga tanah Bali.-

Sumber bacaan : koran Nusa Bali edisi Minggu  21-6-2015

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini