Friday, April 3, 2015

Ala Hindu, pakaian itu saat sembahyang



Di negeri nan subur di tanah leluhur Nusantara bukan Antah Berantah, kepercayaan kepadaNya yang tertua  Hindu namanya. Agama Hindu salah satu agama yang boleh dikatakan berdaulat / diakui serta diayomi oleh pemerintah NKRI dari sejak nguni. Dari ribuan pulau/kepulauan  yang jadi wilayahnya NKRI, di tanah Bali agama Hindu itu dominan dan acap di katakan merupakan Majapahit yang terakhir. Umat / penganut Hindu neng tanah Bali merupakan umat yang benar-benar setia kepada agama. Aneka bukti nyata tersajikan dengan jelas : bagaimana mereka pada hari-hari raya keagamaan, saat piodalan-piodalan , melaksanakan ajaran-ajaran agamanya, menghaturkan widhi wedana, muspa, memendet, ngerejang, metirta,  serta yang lainnya.


Semua acara-acara diatas bernuansa kebudayaan relegius, memang tiada terbantah nyaris semuanya terlakoni berdasarkan gugon tuwon  menuruti kebiasaan / dresta semata, walau demikian adanya sebuah ketaatan berdisiplin nan tinggi mesti dipuji. Umat Hindu itu memang taat akan ajaran agamanya, diantaranya yang tidak pernah mereka lewatkan saat-saat ritual keagamaan ada yang namanya “muspa”,  yang harus dilakukan dengan yang namanya wahya (gerak dan sikap lahir), dan adyatmika (sikap bathin yang benar misalnya tenangnya hati kala muspa).


Sebelum muspa/sembahyang tentu ada persiapannya ( langkah-langkahnya ) misalnya  : asuci laksana contohnya mandi keramas, serta berpakaian bersih dan sopan (tidak perlu mewah/mahal). Pakaian untuk muspa/sembahyang itu memang ada syaratnya : yang paling penting adalah bersih. Dalam pada itu hendaknya diperhatikan juga, keseimbangan antara kerapian pakaian dengan rasa badan. Jelasnya usahakan pakaian yang rapi sesuai norma kesopanan, jangan terlalu mengganggu perasaan badan  contohnya : jangan sampai napas merasa sesak, gerakan terasa kaku terbelenggu. Merapikan pakaian jangan sampai mengganggu rasa nikmatnya badan, berpakaian yang semata-mata mengutamakan keindahan acap mengganggu badan, sabuk/ikat pinggang yang terlalu mengikat erat tubuh ( demi indahnya ) amat mengganggu pernapasan. Sekali lagi, bersih rapi sopan tanpa mengganggu rasa badan.  Semoga dengan demikian kala muspa, hati bertemu denganNya yang disembah.-



No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini