Thursday, May 2, 2013

Masyarakat Bali menyebutnya “ Asta Kosala-kosali dan Asta Bhumi”



Hanya sedikit yang dapat saya sampaikan  yang namanya Asta kosala-kosali, karena pengetahuan saya amat rendah namun tetap saya beranggapan lebih baik ada/disampaikan daripada tidak ada. Disamping itu saya tetap meraskan “betapa indahnya berbagi”

Sesungguhnya yang disebut Asta kosala-kosali oleh warga tanah Bali adalah merupakan suatu ajaran yang ada pada lontar Bhagawan Siswakarma, ajaran ini sejatinya adalah penuntun generasi muda, generasi penerus kita khususnya Hindu utamanya mereka yang mau belajar. Belajar tentang membangun Tri Hita Karana (palemahan, pawongan, serta periangan), ajaran ini sebagai ukuran, patokan dasar, tampak depa, langkah, dsb.

Dalam Hindu mengenal konsep tata letak bangunan yang dipercaya akan berpengaruh kepada keberuntungan, nasib, bahkan nilai aura spiritual dan kualitas  energi  yang dihasilkan oleh bangunan tersebut. Masyarakat Bali menyebutnya Asta kosala-kosali dan Asta Bhumi. Asta kosala-kosali dan Asta Bhumi merupakan bentuk konsep tata bangunan  yang terkemas dalam konsep keagamaan. Dalam asta kosala-kosali dijelaskan secara terperinci tentang bentuk konsep bangunan dan juga alat-alat yang digunakan  dalam kegiatan masyarakat Hindu utamanya yang berhubungan dengan pendirian tempat suci. Tentang kata Asta kosala-kosali itu memiliki arti :  Asta kosala-kosali adalah nama lontar/buku tentang ukuran membuat rumah,  Asia kosala adalah nama lontar/buku tentang ukuran membuat menara atau bangunan tinggi, wadah, bade, usungan mayat, Kosala berarti balai atau balai kambang di tengah-tengah telaga, Asta dan hasta merupakan ukuran panjang 1 (satu) hasta yakni dari pergelangan tangan sampai siku.

Bukanlah Bali namanya jika miskin budaya,Bali itu kaya budaya, bangunan juga merupakan bagian dari salah satu budaya. Bangunan Bali bisa terkenal hingga ke seantero jagat salah satu penyebabnya  karena tahan gempa. Bangunan adat Bali nampaknya amat sederhana, tetapi semua orang mengakui ada kekuatan tersembunyi di dalamnya. Orang Bali menamai para arsitek itu adalah Undagi. Sesuai petunjuk yang ada pada lontar Asta kosali-kosali para undagi mengerjakan bangunan di Bali menerapkan tata cara :
1.       Upacara, upakara ngruwak, ngendag, atau nasarin  menanam dasar sebelum bangunan didirikan, peletakan batu pertama, bahan ritual menanam batu merah (bata) sebagai simbul dasar dunia.
2.      Setelah bangunan selesai, diadakan upacara mlaspas, berinti pada maksud pembersihan dari semua kotoran, leteh, yang dilakukan pada tahap-tahap mengerjakan bangunan (ternoda secara ritual).

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini