Monday, April 29, 2013

Seni patung



Seni patung sebagai salah satu cabang  seni rupa telah hadir jauh sebelum manusia mengenal peradaban modern. Pada zaman itu patung dihadirkan sebagai alat ritual dan dianggap sebagai benda keramat serta disucikan. Di era kini patung telah mengalami perubahan baik dari segi fungsi material dan perwujudan bentuk. Patung tidak lagi mencerminkan simbul komunal melainkan bergesar sebagai medium aspirasi pribadi si pematung.

Seni patung pada masa lalu penciptaannya lebih diwarnai oleh konsepsi masyarakat. Pada zaman itu seni patung memiliki fungsi sebagai media pendukung  dari konsep relegi  yang dipakai sebagai alat  pemujaan, setiap gerak dari patung  mengandung arti perlambang.  Sebagai contoh : patung Buddha di candi borobudur. Setiap gerak tangan dari Buddha mengandung lambang yang dikenal dengan sebutan  Mudpa, misalnya gerakan amoghasidhi yaitu gerakan tangan kiri mengadah di pangkuan, tangan kanan diangkat sedikit diatas lutut  dengan telapak tangan menghadap ke muka. Sikap ini mengandung arti : bahwa Buddha sedang menentramkan sesuatu keadaan atau menghalau suatu ketakutan.

Pembuatan patung pada masa itu, memiliki patron tertentu yang tidak boleh dilanggar. Patron-patron itu dinamakan Cilpasastra atau aturan-aturan dalam membuat patung atau candi. Misalnya patung Siwa patung itu mesti memakai ukuran nawa tala (sembilan tala), patung Ganesha berukuran panca tala. Diketahui satu tala adalah jarak antara ujung kepala hingga ujung dagu.--

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini