Kain tenun rangrang demikian nama yang disandangnya, nyaris pernah
punah karena terkendala pemasaran, kain tenun rangrang adalah kain khas Nusa
Penida, Kelungkung, Bali. Para peminat
kain tenun khas Bali akhir-akhir ini mulai meliriknya lagi, pesananpun kini
mulai mengalir baik dari Bali maupun dari Jawa.
contoh "kain tenun rangrang" |
Selama ini masyarakat Bali umumnya hanya mengenal kain tenun gringsing, kain songket maupun kain endek. Sesungguhnya
di Bali selain kain-kain itu ada juga kain tenun yang bernama kain tenun
rangrang, kalau saja kain ini dikelola pemasarannya dengan baik, bukan tidak
mungkin keberadaannya bisa sejajar dengan kain tenun lain yang telah populer di
Bali. Permintaan berbagai jenis kain tenun rangrang belakangan meningkat hingga
100%, terutama pesanan dari pasar lokal di Bali dan Jawa. Kain ini memiliki keunggulan warna natural
yang lumayan beragam dan menarik, sehingga menarik minat konsumen. Umumnya kain
tenun rangrang memiliki hanya dua warna khas warna alam dan warna kimia, warna
inilah yang tetap kental dengan nuansa tradisional seperti biru tua dan coklat
muda. Namun perkembangan motif dari masing-masing perajin kian meningkat,
sehingga kini menjadi lebih variatif. Kain ini hingga kini masih diproduksi
secara manual, memakai bahan-bahan yang alami bukan memakai mesin penenun.
Umumnya ciri khas kain tenun rangrang kentara misalnya warnanya cerah, banyak
corak, misalnya : rangrang wajik, bianglala, dan tucukan (motif garis), dan
motif yang paling diminati pasar adalah wajik dan bianglala.—
Sumber : bali post
26/4/2013.
No comments:
Post a Comment