Salam revolusi! saudara sekandung negeri keluarga besar
republik indonesia yang majemuk. hendaklah kita bercermin kepada dua negara
adidaya yang secara ideologis saling bertolak belakang: cina dan amerika.
republik rakyat cina( rrc), atau dikenal juga republik rakyat tiongkok (rrt),
merupakan negara terbesar di asia timur, yang wilayahnya terluas ketiga di
dunia setelah rusia dan kanada. sejak negara ini berdiri pada tahun 1949, dan
pemerintahan negaranya dipimpin oleh partai komunis cina saja; negeri yang
berpenduduk lebih dari 1,3 milyar ini, terbukti ampuh da mampu memakmurkan rakyatnya
dan tampil membuktikan kepada dunia sebagai raksasa ekonomi global, di samping
ia mampu membangun sistem pertahanan nasionalnya sendiri yang menggetarkan
negara adidaya (kapitalis global) amerika. ingat, negara berpenduduk 1,3 milyar
itu dapat hidup sejahtera hanya dengan bertumpu pada satu partai komunis cina
saja. dan sebaliknya amerika, negara kapitalis global yang dikenal dunia
sebagai kampungnya demokrasi itu, cuma memiliki dua partai politik yang
mendominasi pasca perang saudara atau perang antar negara bagian (1861-1865).
dua parpol yang mendominasi perpolitikan di amerika itu adalah: partai republik
dan partai demokrat. tapi bagaimana dengan indonesia?
Hmmmm… indonesia seperti kehilangan arah, tak memiliki prinsip demokrasi yang jelas tujuannya, asal terlihat berdemokrasi, rame-rame bikin parpol. indonesia mengawali pemilu pertamanya pada tahun 1955 yang hingga hari ini masih dikenang sebagai pemilu paling demokratis, jujur, bersih, adil. pada masa itu, kondisi keamanan di sejumlah daerah sedang kacau karena mendapat rongrongan dari di/tii (darul islam/tentara islam indonesia). pemilu pertama ini untuk memperebutkan kursi parlemen (260 kursi) dan kursi konstituante (520 kursi) ditambah 14 wakil golongan minoritas yang diankat oleh pemerintah. lantas bagaimana komposisi perolehan hasil pemilu pertama 1955? muncullah lima besar: partai nasional indonesia (57 kursi dpr+119 kursi konstituante); masyumi (57 kursi dpr+112 kursi konstituante); nahdlatul oelama (45 kursi dpr+91 kursi konstituante); parkai komunis indonesia atau pki (39 kursi dpr+80 kursi konstituante); partai syarikat islam indonesia (tak sampai 3%).
Bagaimana dengan indonesia ke depan? Direncanakan pada pemilu 2014 mendatang yang tiada gunanya lagi, akan muncul lebih dari selusin peternakan parpol yang cuma bikin puyeng kepala rakyat saja. Peternakan parpol itu hanya menggerogoti uang negara, dan tak memberi jaminan perbaikan apa pun terhadap kondisi bangsa dan negara yang sudah awut-awutan gak karuan seperti saat ini. Parpol saat ini sejatinya cuma perpanjangan dari gerombolan koruptor buas yang siap memangsa uang negara melalui berbagai cara. gerombolan elit parpol lebih banyak bermental oportunistik, yang mencari-cari peluang dan kesempatan untuk memperkaya diri sendiri dan pengurus parpolnya dengan cara-cara kotor, licik dan penuh dengan siasat busuk. oleh karena itu, pemilu 2014 mendatang, tidak memberi harapan dan jaminan perbaikan yang progresif revolusioner. 245 juta jiwa rakyat harus menyadari ini, dan harus mengubah haluan sejarah yang dapat mendorong momentum perubahan besar dan mendasar. Oleh karena itu, rakyat harus menggelorakan satu tekad juang yang kompak serempak rancak penuh gerak dan sorak: revolusi zonder kompromi, pemilu 2014 no, revolusi o yeeee!
Hmmmm… indonesia seperti kehilangan arah, tak memiliki prinsip demokrasi yang jelas tujuannya, asal terlihat berdemokrasi, rame-rame bikin parpol. indonesia mengawali pemilu pertamanya pada tahun 1955 yang hingga hari ini masih dikenang sebagai pemilu paling demokratis, jujur, bersih, adil. pada masa itu, kondisi keamanan di sejumlah daerah sedang kacau karena mendapat rongrongan dari di/tii (darul islam/tentara islam indonesia). pemilu pertama ini untuk memperebutkan kursi parlemen (260 kursi) dan kursi konstituante (520 kursi) ditambah 14 wakil golongan minoritas yang diankat oleh pemerintah. lantas bagaimana komposisi perolehan hasil pemilu pertama 1955? muncullah lima besar: partai nasional indonesia (57 kursi dpr+119 kursi konstituante); masyumi (57 kursi dpr+112 kursi konstituante); nahdlatul oelama (45 kursi dpr+91 kursi konstituante); parkai komunis indonesia atau pki (39 kursi dpr+80 kursi konstituante); partai syarikat islam indonesia (tak sampai 3%).
Bagaimana dengan indonesia ke depan? Direncanakan pada pemilu 2014 mendatang yang tiada gunanya lagi, akan muncul lebih dari selusin peternakan parpol yang cuma bikin puyeng kepala rakyat saja. Peternakan parpol itu hanya menggerogoti uang negara, dan tak memberi jaminan perbaikan apa pun terhadap kondisi bangsa dan negara yang sudah awut-awutan gak karuan seperti saat ini. Parpol saat ini sejatinya cuma perpanjangan dari gerombolan koruptor buas yang siap memangsa uang negara melalui berbagai cara. gerombolan elit parpol lebih banyak bermental oportunistik, yang mencari-cari peluang dan kesempatan untuk memperkaya diri sendiri dan pengurus parpolnya dengan cara-cara kotor, licik dan penuh dengan siasat busuk. oleh karena itu, pemilu 2014 mendatang, tidak memberi harapan dan jaminan perbaikan yang progresif revolusioner. 245 juta jiwa rakyat harus menyadari ini, dan harus mengubah haluan sejarah yang dapat mendorong momentum perubahan besar dan mendasar. Oleh karena itu, rakyat harus menggelorakan satu tekad juang yang kompak serempak rancak penuh gerak dan sorak: revolusi zonder kompromi, pemilu 2014 no, revolusi o yeeee!
Sumber >
sebuah status FB, akun Derap
Revolusi Arifinbrandan
No comments:
Post a Comment