Diwilayah Gunung Lempuyang ada lebih dari sepuluh
pura yang kesemuanya ada terkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Karena
itulah di posting kali ini dinamai “Pura – pura komplek Lempuyang” dalam hal
ini hanya sedikit informasi yang dapat disampaikan. Mengenai posisi atau letak
pura-pura tersebut silahkan di lihat pada gambar yang sederhana di atas,
Sedangkan nama pura dan sedikit penjelasannya dapat di baca di bawah ini ;
1. Pura
Lempuyang Luhur, merupakan sthana Hyang Genijaya disebut juga Gunung Bisbis. Di
pura ini orang mohon tirtha dari dalam bambu, nama tirthanya adalah “tirtha
pingit”. Pengemponnya adalah Kerama Pemaksan
Desa Purayu dan Kerama Pemaksan Desa
Jumenang. Di pura ini diterapkan juga beberapa larangan-larangan diantaranya :
Orang hamil tidak diperkenankan memedek ke luhur, tidak boleh mengajak
anak-anak yang masih menyusu, para pemedek dilarang memakai perhiasan dari
emas, Aturan atau sesajen tidak boleh memakai/berisi pisang emas.
2. Pura
Tirtha Manik Bulan, merupakan tirtha Kundalini, tirtha Bhatara Mahadwa, yakni
tirtha yang memiliki kasiat kesucian untuk waras/kuatnya jasamaniah, cukup
sandang pangan.
3. Pura
Tirtha Kamandalu, tirtha Bhatara Wisnu yang kasiat kesuciannya untuk
ketentraman lahir bathin.
4. Pura
Pasar Agung (bagian tengah), pura tempat untuk memuja keselamatan pasar-pasar,
perputaran ekonomi dan hubungannya lancar (asing tinandur sarwa nadi, asing
tinuku sarwa murah). Bagi para pemedek yang akan melanjutkan perjalanan agar
mendapat karunia keselamatan tidak kekurangan sesuatu apa.
5. Pura
Batu Penyangeangan ( Sapta Petala Astitina ), di pura inilah tempat memohon
keselamatan sebelum melanjutkan perjalanan, disini membulatkan tekad, mohon
penyangeangan urip demi tercapainya tujuan.
6. Pura
Windu Sari, di pura ini tempat melakukan yoga semadhi. Piodalan di pura ini
jatuh pada Tumpek Landep, dengan pralingga keris pajenengan yang dikeramatkan.
Di tempat ini juga tempat memohon pasupati demi keramatnya senjata atau tempat memohon
pasupati sesuatu ajaran kesucian.
7. Pura
Penataran Silawana Hyang Sari (Lempuyang Madya Tengah), Parahyangan para Mpu
Panca Tirtha – Panca Rsi : Mpu Genijaya, Mpu Semeru, Mpu Gana, Mpu Kuturan, dan
Mpu Bharadah. Di pura ini ada suatu bangunan yang bertiang 5 beratapkan ijuk,
letaknya di sebelah selatan Padmasana kembar (deretan Timur), bangunan inilah
yang dinamai “ Panca Rsi”. Pengempon pura ini adalah kerama banjar Batugunung.
8. Pura
Yasaan, Parahyangan Bhatara Sanak Tiga : Betari Dewi Danuh sebagai Dewi
Kemakmuran, Bhatara Putranjaya sebagai Dewa Kerajaan /Pemerintahan.Bhatara
Hyang Genijaya sebagai Dewa Rohaniawan / Kependetaan. Beliau dibuatkan pelinggih Sanggar Agung Rong
Tiga, pelinggih ini bukan pelinggih Tri Murti atau bukan pula pelinggih Tri
Purusa melainkan pelinggih Bhatara Sanak Tiga. Pura ini disebut juga Pura
Pesimpenan.
9. Pura
Tirtha Suniamretha (Tirtha Saliwah), di tempat ini ada 3 buah pancuran pesucian
masing-masing ; a. Patirthan Bhatari
Dewi Danuh, tiritha yang berkasiat kesucian untuk mencapai kemakmuran (cukup
sandang pangan). b. Patirhan Bhatara
Putranjaya berkasiat kesucian stabilitas pemerintahan (tata tentrem kertha
raharja). c. Patirthan Bhatara Hyang Genijaya berkasiat
kesucian demi tegaknya dharma mental spiritual, serta tegaknya kebenaran dan
keadilan.
10. Tirtha Jaga
Satru (Ganggamretha), berkasiat kesucian untuk memerangi nusuh dalam diri (Sad
Ripu)
11. Tirtha
Manik Ambengan ( Danu Sawang / Penyampuhan ) merupakan tirtha pengelukatan yang
berkasiat kesucian sebagai pelebur mala letuh dan menghanyutkan segala berbagai
penyakit perasaan misalnya : edan, gila-gilaan, dll
12. Tirtha
Sudhamala, berkasiat untuk nyudamalaning kayun, melebur kekeruhan-kekeruhan
perasaan / pikiran, dan pebersihan perbuatan-perbuatan yang dihinggapi kotoran/kekeruhan
duniawi.
13. Tirtha
Empul / Suda Petaka ( tirtha pawitra), berkasiat kesucian untuk tidak timbulnya
cacat-cacat rohani maupun jasmani,
gila-gilaan, sakit perasaan, dll
14. Pura
Anggreka Sari ( Batu Celengan), merupakan sthana Bhatari Sri dan Bhatara
Rambut Sedana yakni dewa kemakmuran. Pada pura ini terdapat batu celengan alami
berupa batu besar yang tidak dibuat oleh manusia (sebagai sthana Bhatara Rambut
Sedana).
15. Pura Pasar
Agung (bagian timur), bagi para pemedek yang hendak ke Lempuyang Luhur lewat jalan timur, wajib untuk terlebih
dahulu sembahyang di tempat ini guna memohon izin karunia demi mendapatkan
keselamatan.
16. Pura
Penataran Kenusut ( Lempuyang Madya Timur ), merupakan pesimpangan Bhatara
Hyang Genijaya. Diempon oleh Karama Banjar Jumenang dan keluarga besar Pura
Agung Karangasem.
17. Pura Pasar
Agung (bagian Barat), berfungsi sebagai Dewa Panghyang-hyangning pasar, sebelum
ke Lempuyang Luhur disini sembahyang memohon keselamatan. Pengempon pura ini
adalah Kerama Pemaksan Desa Purayu
18. Pura Puncak
Penataran Telaga Sawang, aci pujawali pada Purnamaning Kedasa. Merupakan
kahyangan Hyang Genijaya dan kahyangan Mpu Genijaya (Sang Brahmana Pandhita)
19. Pura Penataran Telaga Sawang ( Lempuyang Madya
barat), merupakan kahyangan Mpu Genijaya
( Sang Brahmana Pandhita), pujawali pada Purnamaning sasih Kapat,dan diempon
oleh Kerama Pemaksan Desa Gamongan.
20. Pura Tirtha
Telaga Sawang, merupakan tirtha yang keluar dari celah-celah batu (selaning
watu), maka dikatakan pula tirtha mili. Berfungsi sebagai pemuput segala
upacara karya ayu.
21. Pura
Pemujayan, merupakan asrama Ki Dukuh Skti Gamongan, dari tempat inilah Ki Dukuh
Sakti Gamongan memuja Bhatara-bhatari di Gunung Lempuyang untuk memohon
keselamatan. Piodalannya saat Buda Manis Perangbakat, diempon oleh keluarga
Dadia Linggamanik.
22. Puncak
Gunung Kembar timur ( Gunung Seraya ), diempon oleh Karama Desa Seraya.
Sumber
> Laporan penelitian sejarah pura IHD Denpasar tahun 1979.
No comments:
Post a Comment