Saturday, February 16, 2013

Pura - pura komplek Lempuyang (hanya sekilas)








Diwilayah Gunung Lempuyang ada lebih dari sepuluh pura yang kesemuanya ada terkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Karena itulah di posting kali ini dinamai “Pura – pura komplek Lempuyang” dalam hal ini hanya sedikit informasi yang dapat disampaikan. Mengenai posisi atau letak pura-pura tersebut silahkan di lihat pada gambar yang sederhana di atas, Sedangkan nama pura dan sedikit penjelasannya dapat di baca di bawah ini ;

1.      Pura Lempuyang Luhur, merupakan sthana Hyang Genijaya disebut juga Gunung Bisbis. Di pura ini orang mohon tirtha dari dalam bambu, nama tirthanya adalah “tirtha pingit”. Pengemponnya adalah  Kerama Pemaksan Desa Purayu dan  Kerama Pemaksan Desa Jumenang. Di pura ini diterapkan juga beberapa larangan-larangan diantaranya : Orang hamil tidak diperkenankan memedek ke luhur, tidak boleh mengajak anak-anak yang masih menyusu, para pemedek dilarang memakai perhiasan dari emas, Aturan atau sesajen tidak boleh memakai/berisi pisang emas.
2.      Pura Tirtha Manik Bulan, merupakan tirtha Kundalini, tirtha Bhatara Mahadwa, yakni tirtha yang memiliki kasiat kesucian untuk waras/kuatnya jasamaniah, cukup sandang pangan.
3.      Pura Tirtha Kamandalu, tirtha Bhatara Wisnu yang kasiat kesuciannya untuk ketentraman lahir bathin.
4.      Pura Pasar Agung (bagian tengah), pura tempat untuk memuja keselamatan pasar-pasar, perputaran ekonomi dan hubungannya lancar (asing tinandur sarwa nadi, asing tinuku sarwa murah). Bagi para pemedek yang akan melanjutkan perjalanan agar mendapat karunia keselamatan tidak kekurangan sesuatu apa.
5.      Pura Batu Penyangeangan ( Sapta Petala Astitina ), di pura inilah tempat memohon keselamatan sebelum melanjutkan perjalanan, disini membulatkan tekad, mohon penyangeangan urip demi tercapainya tujuan.
6.      Pura Windu Sari, di pura ini tempat melakukan yoga semadhi. Piodalan di pura ini jatuh pada Tumpek Landep, dengan pralingga keris pajenengan yang dikeramatkan. Di tempat ini juga tempat memohon pasupati demi keramatnya senjata atau tempat memohon pasupati sesuatu ajaran kesucian.
7.      Pura Penataran Silawana Hyang Sari (Lempuyang Madya Tengah), Parahyangan para Mpu Panca Tirtha – Panca Rsi : Mpu Genijaya, Mpu Semeru, Mpu Gana, Mpu Kuturan, dan Mpu Bharadah. Di pura ini ada suatu bangunan yang bertiang 5 beratapkan ijuk, letaknya di sebelah selatan Padmasana kembar (deretan Timur), bangunan inilah yang dinamai “ Panca Rsi”. Pengempon pura ini adalah kerama banjar Batugunung.
8.      Pura Yasaan, Parahyangan Bhatara Sanak Tiga : Betari Dewi Danuh sebagai Dewi Kemakmuran, Bhatara Putranjaya sebagai Dewa Kerajaan /Pemerintahan.Bhatara Hyang Genijaya sebagai Dewa Rohaniawan / Kependetaan.  Beliau dibuatkan pelinggih Sanggar Agung Rong Tiga, pelinggih ini bukan pelinggih Tri Murti atau bukan pula pelinggih Tri Purusa melainkan pelinggih Bhatara Sanak Tiga. Pura ini disebut juga Pura Pesimpenan.
9.      Pura Tirtha Suniamretha (Tirtha Saliwah), di tempat ini ada 3 buah pancuran pesucian masing-masing ;  a. Patirthan Bhatari Dewi Danuh, tiritha yang berkasiat kesucian untuk mencapai kemakmuran (cukup sandang pangan).  b. Patirhan Bhatara Putranjaya berkasiat kesucian stabilitas pemerintahan (tata tentrem kertha raharja).  c.  Patirthan Bhatara Hyang Genijaya berkasiat kesucian demi tegaknya dharma mental spiritual, serta tegaknya kebenaran dan keadilan.
10.  Tirtha Jaga Satru (Ganggamretha), berkasiat kesucian untuk memerangi nusuh dalam diri (Sad Ripu)
11.  Tirtha Manik Ambengan ( Danu Sawang / Penyampuhan ) merupakan tirtha pengelukatan yang berkasiat kesucian sebagai pelebur mala letuh dan menghanyutkan segala berbagai penyakit perasaan misalnya : edan, gila-gilaan, dll
12.  Tirtha Sudhamala, berkasiat untuk nyudamalaning kayun, melebur kekeruhan-kekeruhan perasaan / pikiran, dan pebersihan perbuatan-perbuatan yang dihinggapi kotoran/kekeruhan duniawi.
13.  Tirtha Empul / Suda Petaka ( tirtha pawitra), berkasiat kesucian untuk tidak timbulnya cacat-cacat rohani  maupun jasmani, gila-gilaan, sakit perasaan, dll
14.  Pura Anggreka Sari ( Batu Celengan),  merupakan sthana Bhatari Sri dan Bhatara Rambut Sedana yakni dewa kemakmuran. Pada pura ini terdapat batu celengan alami berupa batu besar yang tidak dibuat oleh manusia (sebagai sthana Bhatara Rambut Sedana).
15.  Pura Pasar Agung (bagian timur), bagi para pemedek yang hendak ke Lempuyang Luhur  lewat jalan timur, wajib untuk terlebih dahulu sembahyang di tempat ini guna memohon izin karunia demi mendapatkan keselamatan.
16.  Pura Penataran Kenusut ( Lempuyang Madya Timur ), merupakan pesimpangan Bhatara Hyang Genijaya. Diempon oleh Karama Banjar Jumenang dan keluarga besar Pura Agung Karangasem.
17.  Pura Pasar Agung (bagian Barat), berfungsi sebagai Dewa Panghyang-hyangning pasar, sebelum ke Lempuyang Luhur disini sembahyang memohon keselamatan. Pengempon pura ini adalah Kerama Pemaksan Desa Purayu
18.  Pura Puncak Penataran Telaga Sawang, aci pujawali pada Purnamaning  Kedasa. Merupakan kahyangan Hyang Genijaya dan kahyangan Mpu Genijaya (Sang Brahmana Pandhita)
19.   Pura Penataran Telaga Sawang ( Lempuyang Madya barat),  merupakan kahyangan Mpu Genijaya ( Sang Brahmana Pandhita), pujawali pada Purnamaning sasih Kapat,dan diempon oleh Kerama Pemaksan Desa Gamongan.
20.  Pura Tirtha Telaga Sawang, merupakan tirtha yang keluar dari celah-celah batu (selaning watu), maka dikatakan pula tirtha mili. Berfungsi sebagai pemuput segala upacara karya ayu.
21.  Pura Pemujayan, merupakan asrama Ki Dukuh Skti Gamongan, dari tempat inilah Ki Dukuh Sakti Gamongan memuja Bhatara-bhatari di Gunung Lempuyang untuk memohon keselamatan. Piodalannya saat Buda Manis Perangbakat, diempon oleh keluarga Dadia Linggamanik.
22.  Puncak Gunung Kembar timur ( Gunung Seraya ), diempon oleh Karama Desa Seraya.

Sumber > Laporan penelitian sejarah pura IHD Denpasar tahun 1979.



No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini