foto : Bali post 12022013 |
Telah tidak terhitung banyaknya, entah berapa kali tahun pelajaran di negeri ini berganti. Seperti biasa dan lumrahnya terjadi setiap menjelang berakhirnya suatu tahun pelajaran tentu ada suatu perhelatan yang amat penting di jajaran dunia pendidikan. Ujian akhir, demikian namanya, ada yang bilang Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA), ada yang bilang Ujian Akhir yang lebih ngetren dengan UN / Ujian Nasional. Apapun namanya itu tidaklah penting karena hanya istilah, yang terpenting adalah bagaimana para siswa di semua tingkat akhir di semua tingkatan sekolah dapat memiliki selembar kertas yang berlebel Ijazah, dalam artian bagaimana caranya agar mereka semua dapat lulus.
Kita semua tahu di
akhir tahun pelajaran 2012/2013, pemerintah menerapkan aturan 20 paket soal
(tragis dan luar binasa). Dengan diterapkannya aturan 20 paket soal, jauh-jauh
hari jajaran dinas pendidikan mulai dari tingkat provinsi, dan kabupaten
mengadakan test pemantapan (try out). Maka ada istilah pemantapan kabupaten,
dan pemantapan provinsi. Khusus untuk tingkat SLTA pemantapannya telah
terselenggra mulai 11 s.d 14/2/ 2013 lalu. Sedangkan untuk tingkat SLTP di provinsi
Bali, test pemantapan tingkat provinsi serentak akan di laksanakan di semua
kabupaten di Bali, mulai 18 s.d 21/2-2013.
Tentang tata cara
pengawasan test pemantapan, pihak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga provinsi
Bali memberikan kebebasan kepada pihak sekolah menetapkan teknis pengawasan Try
out UN yang paling efektif. Ini berarti sistim pengawasan pemantapan SLTA dan
SLTP dipastikan tidak memakai sistim silang. Pemantapan diawasi oleh guru-guru
di masing-masing sekolah. Yang diharapkan oleh Dinas Pendidikan provinsi adalah
agar pihak sekolah dapat menutup semua akses kerja sama diantara siswa.Dalam
hal ini para guru dijamin tetap serius mengawal pelaksanaan try out / test
pemantapan, mengingat try out UN merupakan parameter penting untuk mengukur
tingkat kesiapan siswa menghadapi UN yang sesungguhnya. Pihak sekolah jelas
berupaya menutup rapat-rapat peluang kerja sama diantara siswa dalam menyelesaikan
tugas menjawab soal-soal ujian. Jika komitmen itu tidak dilaksanakan atau
segala bentuk kerja sama ditoleransi, “pihak sekolahlah yang akan rugi sendiri”.
Validasi hasil try out itu jelaslah tidak akan mampu mencerminkan kesiapan para
siswanya secara nyata. Tentu pihak sekolah akan lebih senang jika nilai
siswanya terpuruk dalam try out UN, namun sukses dalam Ujian Nasional (UN) yang
sesungguhnya.--
No comments:
Post a Comment