Tuesday, February 5, 2013

Bhuta yadnya jangan terbalik (Hindu)


Umat Hindu mengenal suatu ajaran Bhuta yadnya, membangun dan memelihara kesejahtraan alam  lingkungan adalah merupakan salah satu wujud pengamalan ajaran bhuta yadnya. Jangan terbalik, justru bhuta yadnya merusak alam seperti membuang sampah dan berbagai limbah ke sungai. Bahkan sampah upacara bhuta yadnya dibuang ke sungai, kala musim hujan tiba tibalah saatnya sungai menyiksa dalam bentuk banjir dan akhirnya menyiksa masyarakat.


Musim kemarau terjadi bencana kekeringan, karena hutan gundul tidak mampu menyimpan air kala musim hujan. Karena itu dalam ajaran Hindu dikenal Bhuta yadnya itu disebut caru. Kata caru dalam bahasa sansekerta artinya manis atau cantik.  Maksudnya hubungan antara manusia dengan alam agar manis, atau cantik harmonis. Artinya : caru itu tujuan dari bhuta yadnya. Bhuta yadnya dalam wujud ritual sakral itu tentunya terus dilanjutkan. Cuma pemahamannya mesti diperluas dan diperdalam serta diwujudkan dalam prilaku nyata, memelihara kelestarian alam termasuk sungai dan hutan. Kalau alam lingkungan subur, maka udara, air, dan tumbuhan akan memberikan berbagai sarana yang dibutuhkan dalam hidup.  Sebagai Umat Hindu marilah kita lakukan gerakan melestarikan alam lingkungan dengan sungguh-sungguh sebagai wujud mengamalan ajaran bhuta yadnya. Segehan, caru, dan tawur itu hanya baru wujud ritual sakral dari Bhuta yadnya.--

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini