Saturday, January 19, 2013

Setelah Ki Pasung Grigis tertawan


Kita semua tahu, karena sumpah palapalah tanah Bali sekuat tenaga daya dan pikiran berusaha ditahlukkan oleh Majapahit dalam hal ini Maha Patih Gajah Mada. Berawal dari tertawannya Ki Pasung Grigis oleh Maha Patih Gajah Mada, keadaan di tanah Bali khususnya Bali Aga secara keseluruhan telah menjadi kekuasaan kerajaan Majapahit (1343 M).
Untuk menentramkan tanah  Bali yang masih ada riak perlawanan atas persetujuan Tri Buana Tunggadewi,maka diangkatlah Ki Patih Ulung sebagai Maha Patih di tanah Bali. Ki Patih Ulung sesungguhnya adalah seorang brahmana dengan nama Mpu Jiwaksara, anak Mpu Dwijaksara. Karena mengemban tugas pemerintah maka gelar brahmananya berubah menjadi Ki Patih Ulung.

Untuk keberhasilkan tugasnya Ki Patih Ulung mengadakan pendekatan dengan penduduk Bali Aga, diantaranya pemuka/pejabat/pacek Bali Aga : Ki Kayu Selem, Ki Les, Ki Celagi, Ki Tarunyan, dan Ki Buahan. Setelah keadaan di tanah Bali berangsur-angsur tenang dan tertib, atas dasar musyawarah dengan para tokoh Bali Aga maka diputuskan agar Maha Patih Bali Ki Patih Ulung menghadap ke Majapahit, untuk memohon kepada raja/ratu Tribhuana Tunggadewi agar di tanah Bali dapat diangkat seorang raja keturunan/trah raja Airlangga. Atas saran dari Maha Patih Gajah Mada agar salah satu keturunan Mpu Kepakisan (trah Mpu Bharadah-Panca Pandhita) dapat diangkat menjadi raja (raja bawahan) di tanah Bali. Usul tersebutpun disetujui raja, dan di tetepkan sbb : Putra Sulung diangkat jadi raja di Pasuruan, Putra ke dua jadi raja Belambangan, putra ketiga jadi raja di Sumbawa, dan putra yang keempat diangkat jadi raja di tanah Bali.

Dengan gelar “Sri Kresna Kepakisan”  anak keempat Mpu Kepakisan jadi raja di tanah Bali yang berkedudukan di Samprangan (Gianyar). Bersamaan dengan itu diangkat juga pejabat (pacek) sebagai pengiring raja dalam menjalankan pemerintahan di tanah Bali. Para pacek tersebut bergelar arya :  Arya Kutawaringin di Kelungkung, Arya Kenceng di Tabanan, Arya Belog di Kaba-kaba, Arya Dalancang di Kapal, Arya Belencong di Pacung, Arya Sentong di Carangsari, Arya Kanuruhan di Tangkas, Arya Punta di Mambal, Arya Temenggung di Patemon, Arya Wang Bang Demung Kediri di Kertalangu, Arya Wang Bang Mataram di Sukahet, Arya Wang Bang Mataram  sebagai Inspeksi (tempat tak tetap),  Arya Cengkong di Jembrana, Arya Pemacekan di Bondalem, Arya Jrodeh di Temukti, Arya Tan Kober Tan Mundur dan Tan Kaur di Sukahet, dan para satrya keturunan Brahmana di Lombok. Disamping pejabat-pejabat tersebut juga diangkat pejabat tertentu yang punya tugas khusus , menangani bidang-bidang tertentu diantaranya :  Bidang Petahanan bergelar Pasek Toh Jiwa, Bid. Keamanan  > Pasek Gaduh, Bid.Pengamanan Khusus > Pasek Ngukuhin, Bid. Pendidikan dan Agama > Pasek Tartar, Bid.Aadat dan agama > Bandesa , Bid. Upacara dan upakara > Pasek Prateka, Bid. Pembagian  kesejahtraan pegawai  > Pasek Kubakal, Bid. Kesekretariatan > bergelar Penyarikan.   

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini