Desa Belimbing Kabupaten Tabanan Prov.Bali

Kantor desa Belimbing, di Utara Pura Luhur Mekori

Pelinggih di Pura Luhur Mekori

Desa Belimbing dengan masyarakatnya yang ulet dan tekun guna meraih yang namanya kemajuan juga memiliki visi dan mengemban suatu misi :

Visi Desa Belimbing “ Pemerintah bersih, berdaya guna dan efisien mewujudkan Belimbing Harmoni”

Misi Desa Belimbing :

1.      Perbaikan dan Pembenahan Pemerintahan yang bersih

2.      Pemberdayaan Perangkat Desa yang maksimal  secara efektif dan efisien

3.      Membangun komunitas yang aktif secara horisontal dan vertikal

4.      Pelayanan administrasi yang mudah dan tertib dengan azas keterbukaan

5.      Pelaksanaan pembangunan  yang merata dan berkeadilan dengan skala prioritas.

Halaman depan SMPN 2 Pupuan di Desa Belimbing (Mekori)

Sebelah Timur Pura Bedugul Durentaluh

Sesuai dengan data pada Peraturan Desa Belimbing Nomor 03 tahun 2010 tentang “ Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RPJM, 2010 s.d 2015” penduduk Desa Belimbing terdiri dari 1.263 KK dengan jumlah jiwa 4.589 orang. 2.257 orang laki-laki dan 2.332 orang perempuan. Di desa Belimbing juga terdata 267 KK miskin, yang mana hal ini di andil oleh perkembangan penduduk pendatang, yang saban tahun terus meningkat. Mata Penncaharian masyarakat desa Belimbing sebagain besar sebagai petani dan buruh tani, pegawai swasta juga ada, PNS, TNI-Polri, Wiraswasta dan Pelaku Pariwisata. Pendidikan warga desa Belimbing sebagian besar hanya mengenyam pendidikan Sekolah Dasar 2.373 orang, Setingkat SLTP 984 orang, setara SLTA 477 orang, Diploma  7 orang, Sarjana 36 orang dan yang terkatagori buta huruf juga ada 491 orang. 

Tentang kesehatan di desa Belimbing, secara umum pelaksanaan kesehatan terlaksana dengan baik terutama kesehatan ibu dan anak lebih diutamakan  bekerja sama dengan masyarakat dan petugas kesehatan melalui kegiatan posyandu di masing-masing banjar. Di Desa Belimbing letak  Puskesmas Pupuan II, sebagai ujung tombak pelaksanaan JKBM di Pupuan Selatan. Perekonomian masyarakat Belimbing tergantung dai pada hasil-hasil pertanian, perdagangan dan kegiatan ekonomi lainnya. Memang dengan pola ketergantungan seperti itu, amat berat guna meningkatkan kemajuan perekonomian karena keterbatasan sarana transportasi untuk mecapai pusat-pusat pertanian.