Sunday, November 4, 2012

Otak manusia peka akan waktu




Oleh Tia Ghose, Staf Penulis LiveScience 

Posisi jarum jam serta posisi matahari di langit terjadi dengan sendirinya, namun entah bagaimana, manusia bisa mencari tahu berapa banyak waktu yang telah berlalu.

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan alasan di balik kemampuan tersebut. Penelitian tersebut mengungkapkan, otak tidak memiliki pedoman jam, namun lebih dari itu, setiap sirkuit otak manusia bisa belajar untuk menjelaskan waktu.


“Manusia akan berpikir saat mereka perlu memberikan waktu terhadap sesuatu, terdapat beberapa sirkuit jam di otak yang dapat memberikan kita petunjuk,” ungkap penulis penelitian, Geoffrey Ghose, yang juga seorang ilmuwan yang mempelajari saraf di University of Minnesota. 


“Apa yang kami indikasikan dalam penelitian sebenarnya sangatlah berbeda. Untuk setiap tugas, tindakan yang ringan serta keputusan yang Anda buat, Anda berpotensi untuk bisa mengembangkan gambaran waktu.”


Rasa peka akan waktu merupakan hal yang sangat fundamental bagi makhluk hidup, kata Ghose kepada LiveScience.


”Sering kali Anda menggunakan petunjuk serta kejadian dari luar untuk mencari tahu waktu saat ini, seperti saat Anda melihat keluar dan melihat di mana posisi matahari, atau melihat jam,” ujar Ghose. “Namun Anda memiliki kepekaan terhadap waktu yang sebenarnya tidak bergantung pada semua hal tadi.”


Untuk melihat bagaimana otak menjaga waktu, para peneliti melatih dua ekor monyet untuk bisa menggerakkan mata ke kanan dan kiri dalam cara yang sangat akurat. Ruangan tempat monyet tersebut berada tidak memiliki petunjuk dari luar yang bisa membantu monyet tersebut mengetahui waktu.


“Mereka pada dasarnya melakukan seperti halnya sebuah metronom dengan menggerakkan mata ke kanan dan ke kiri,” kata Ghose.


Kemudian, Ghose dan rekannya menggunakan elektroda yang ditanamkan ke dalam otak monyet untuk mengukur sinyal listrik dari neuron, atau sel otak, di bagian parietal corte, yang merupakan bagian dari otak yang berhubungan dengan gerakan mata.


Sekitar 100 neuron bekerja untuk menjaga gerakan mata monyet secara tepat pada waktunya, ungkap Ghose. Ketika monyet tadi menggerakkan mata mereka, sinyak elektrik pun muncul, lalu berangsur-angsur menurun hingga saat monyet itu melihat ke arah yang lain. Para peneliti yakin bahwa aktivitas elektrik yang perlahan-lahan berkurang merupakan sinyal khas untuk menentukan waktu.


Menariknya, para peneliti tidak berpikir bahwa 100 neuron tersebut merupakan penentu waktu yang ada di otak. Sebaliknya, Ghose dan rekannya menyimpulkan bahwa otak dapat mempelajari kepekaan internal akan waktu untuk semua aktivitas, baik bertemu teman untuk pergi minum kopi atau bermain piano.


“Setiap sirkuit kecil untuk setiap aktivitas yang ringan bisa mengembangkan kemampuan untuk mengetahui waktu,” ujar Ghose.


Karena kepekaan internal akan waktu bisa dipelajari, mereka yang sering datang terlambat mungkin tidak bisa menyalahkan kesalahan jam internal mereka, ungkapnya.


“Mungkin dengan cukup latihan, sangatlah penting bagi seseorang untuk bisa mengembangkan kepakaan waktu yang sangat baik,” ujarnya. “Orang yang tidak memiliki kepekaan terhadap waktu dengan baik, telah memutuskan bahwa kepekaan itu tidaklah penting atau berharga.”

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini