Tuesday, October 30, 2012

Pendidikan di persimpangan jalan

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia secara pribadi, masyarakat, dan negara. Maka dari itu pendidikan mendapat perhatian yang cukup besar dari berbagai kalangan. Telah disadari bersama bahwa pendidikan manusia adalah tanggung jawab bersama.  Setiap unsur memiliki pengaruh terhadap keberhasilan pendidikan. Individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintah memiliki andil dalam keberhasilan pendidikan. Pemerintah sebagai penyelenggara negara akan memberi arah kemana pendidikan ini dibawa melalui penetapan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan terbawah dalam pemerintahan harus mampu mengejawantahkan apa yang diamanatkan dalam kurikulum.

Pergantian kurikulum yang terlalu cepat kadang membingungkan pelaksana pendidikan di tingkat bawah, walaupun telah diberikan pembekalan dan pendidikan untuk memahami amanat kurikulum. Terlebih lagi kurikulum yang mengamanatkan pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan hidup peserta didik kedepan. Pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan hidup harus berdasarkan atas apa yang terjadi di masa kinidan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Peserta didik diminta mampu memahami, menganalisis peristiwa, kejadian dan fenomena yang terjadi saat ini untuk bekal hidup di masa yang akan datang.  Penanaman nilai-nilai luhur bangsa perlu ditanamkann sejak dini pada diri peserta didik. Peserta didik diberikan pendidikan budi pekerti, sejarah perjuangan bangsa, agar memiliki semangat yang kuat untuk menghadapi tantangan hidup penuh dengan kejujuran dan etikad baik. Sejak dahulu pemerintah telah mengupayakan yang terintegrasi antara pengetahuan (sain) dan budi pekerti (moral) sehingga diharapkan peserta didik, selain pintar juga bijaksana dalam mengambil langkah.

Perkembangan pengetahuan yang amat pesat membawa perubahan yang sangat mendasar pada berbagai segi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dulu media pendidikan diutamakan yang bersifat positif. Bahan ajar/materi dan media pembelajaran diupayakan untuk menumbuhkembangkan sifat dan sikap positif. Hal—hal yang dapat  berpengaruh negatif dikubur dalam-dalam atau tabu untuk dibicarakan pada tempat umum. Dengan demikian peserta didik berjalan pada satu jalur yang diharapkan bersama. Walaupun dalam prakteknya ada sebagian kecil yang menyimpang. Namun kini semua dibuka secara telanjang dan vulgar. Kemajuan teknologi komunikasi memberi andil yang cukup besar terhadap kebebasan informasi. Ditambah lagi dengan diterapkannya kurukulum yang berbasis contekstual yang mengedepankan proses pembelajaran bersumber pada lingkungan dan kejadian/ peristiwa yang terjadi di masyarakat, membuat peserta didik menjadi sulit menganalisis mana yang mesti dituruti.

Teori yang didapatkan di sekolah sering bertolak belakang dengan fakta yang terjadi di masyarakat. Teori kasih sayang. Tulus iklas, dan kejujuran dipertentangkan dengan fakta kekerasan, tawuran, pembunuhan, korupsi, dll. Anjuran, taatilah hukum yang berlaku ditempat kita tinggal  dipertentangkan dengan tayangan televisi yang menayangkan pelanggar hukum yang bebas melenggang tanpa sanksi yang tegas. Masih banyak lagi prilaku-prilaku yang kontroversial yang menjadi sajian membingungkan bagi peserta didik. Kita harus kembali pada hakekat pendidikan yaitu perubahan sifat, sikap, dan prilaku ke arah yang lebih baik.----    

  ( Ketut Suiya  S.Pd., SMP N. 2 pupuan di Desa Belimbing)

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini