Wednesday, October 31, 2012

Manusia bersifat rajas, ada cirinya ( Weda Wakya )

Bali post 26-10-2013

Oleh : I Ketut Wiana

Mereka yang terkuasai oleh hawa nafsu bergelora, amat bernafsu akan hasil kerja, lobha, tak suci, suka mencelakakan orang lain, dan mudah terpengaruh suka dan duka. Tergolong manusia yang rajasika.-

Tri Guna adalah 3 unsur yang membangun sifat-sifat manusia. Ketiga unsur itu harus diupayakan agar dapat dimanagemen menjadi Tri Guna yang berstruktur ideal. Menurut Wraspati Tattwa 21 dan 22 bahwa bila Guna Sattwam dan rajas sama kuat menguasai citta atau alam fikiran, maka Guna Sattwam membuat orang berniat dan berhasrat baik, sedangkan Guna rajas membuat orang berbuat baik secara nyata. Pahalanya hidup sukses di dunia dan sorga di Paraloka. Namun bila Guna Rajas yang menguasai pikiran dan indria manusia maka menurut Bhagawad Gita XVIII.27 akan menimbulkan 6 ciri buruk. Pahalanya derita di dunia dan neraka di Paraloka atau dunia niskala karena sifat Rajas tersebut.

1.      Raga (nafsu), orang yang bersifat rajasik cirinya, dikuasai oleh hawa nafsu. Akal sehat dikesampingkan dalam berbagai hal, menurunkan kekuasaan nafsu yang sering bergejolak tidak bisa hanya dengan  nasehat dan pitutur. Nafsu yang dalam bahasa sansekerta disebut raga harus dengan melatih diri untuk mengubah berbagai kebiasaan hidup, misalnya memusatkan jiwa raga atau meditasi pada nama-nama Tuhan. Dalam Katha Upanisad  1.3-4 ada dinyatakan bahwa nafsu itu diibaratkan kuda. Kereta akan berjalan dengan baik kalau kudanya sehat, tetapi patuh pada arahan tali kekang oleh kusir kereta.  Namun kalau orang yang rajasik, kuda atau nafsu itulah yang berkuasa menarik kereta sesuai dengan kehendaknya. Tentunya kuda tidak paham akan arah yang baik dan benar dalam menarik kereta.
2.      Karmaphalaprepsur  (amat bernafsu akan hasil kerja). Bukan bekerja dengan baik dan benar yang diutamakan oleh mereka yang dikuasai oleh Guna Rajas. Tetapi pamerihnya adalah menikmati hasilnya. Orang Bali mengatakan “bekerja di kantor tukang kawat” artinya “ bekerja kendor makan kuat”. Padahal kitab suci menyatakan bahwa manusia haknya pada kerja.  Bila kerjanya baik dan benar, maka hasilnyapun pasti juga baik dan benar. Mereka yang dikuasai Guna rajah amat aktif tetapi tidak terarah pada Dharma. Mengatasi sifat ini dengan menanamkan dan menguatkan keyakinannya pada ajaran  karmaphala.
3.      Asuci (tidak suci), Secara fisik badannya dikotori oleh banyak penyakit. Pikiran dan hatinya dikotori oleh berbagai niat-niat yang kotor bertentangan dengan dharma. Seperti rasa iri, dengki, tidak boleh disaingi. Kalau ada orang yang melebihinya dia akan tidak tenang dalam hidupnya. Karena dihatinya sudah berkuasa egoisme yang menutup sinar suci atman yang ada pada dirinya. Pada diri setiap orang pasti ada atman yang bersemayam, kesucian atman pada dirinya itu tertutup oleh kegelapan  guna rajah.
4.      Lobha (tamak), Bhagawad Gita XVI.21 menyatakan bahwa kama, krodha, dan lobha sebagai 3 pintu neraka. Lobha menurut Menawa Dhrama Sastra  VII.49 dinyatakan sebagai sumber semua kejahatan. Dalam Sarasamuscaya 458 bahwa Lobha itu seperti buaya. Karena sama kejamnya dalam menenggelamkan umat manusia kedalam lautan sengsara. Sarasamuscaya 459 menyatakan bahwa lobha sebagai perumahan semua kesengsaraan atau sarwa papa. Untuk terhindar dari lobha, orang seyogyanya mengubah pola hidup dari hidup hedonis menuju hidup yang hapinis. Dari hidup yang berorientasi pada kesenangan menuju hidup untuk mencari ketenangan. Hidup mengutamakan fungsi bukan gengsi gede-gedean. Hiduplah berdasarkan kebutuhan bukan untuk mengumbar keinginan.
5.      Himsaatmaka (sifat yang suka bikin sakit hati orang lain). Orang rajah karena lobha dan selalu bernafsu, rasa kemanusiaannya amat tipis dan susah diajak berbagi secara benar dan adil. Orangnya sangat rakus, tidak menaruh belas kasihan pada mereka yang dia sakiti. Yang penting dia senang, dan orang yang bikin susah itu justru menyenangkan dirinya. Orang yang demikian disebut juga menderita gangguan mental.Senang melihat orang lain susah, dan susah melihat orang lain senang. Dan akan serius melihat kejelekan dan kekurangan orang lain dan meremehkan kelebihan orang lain.
6.      Harsasukanvitah (mudah senang dan susah), Orang rajas mentalnya amat labil. Bila ada sesuatu yang menguntungkan dirinya dia akan senang dengan hingar-bingarnya, begitu dia buntung akan  terpuruk bersedih. Dinamika yang amat fluktuatif antara senang dan sedih , orang rajas akan sulit jadi pejabat publik. Aset publik akan dihambur-hamburkan untuk mengistimewakan dirinya. Pejabat publik akan dijadikan kesempatan untuk mengumbar nafsu, mengutamakan kepentingan dirinya.---

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini