Monday, August 20, 2012

Pura Utama di Besakih dalam Konsep Padma Buana


Umat Hindu khususnya di Bali tentunya sudah sangat mengenal Pura Besakih sebagai salah satu Pura Utama dan sekaligus Pura terbesar di Bali. Namun mungkin belum semua umat yang mengetahui susunan Pura – Pura Utama yang ada di Pura Besakih. Ada delapan belas pura utama yang berada di dalam pura Agung Besakih.  Adapun ke delapan belas pura utama di Pura Agung besakih jika di urut dari selatan atau dalam istilah Bali Soring Ambal - ambal adalah ; Pura Pasimpangan, Pura Dalem Puri, Pura Manik Mas, Pura Bangun Sakti, Pura Ulun Kulkul, Pura Merajan selonding, Pura Goa Raja, Pura Banua, Pura Merajan Kanginan dan Pura Janggala atau disebut juga Pura Hyang Haluh. Lalu di tengah - tengan sebagai poros adalah Pura Basukihan. Dari arah hulu Pura Basukihan (luhuring ambal - ambal) masing - masing adalah Pura Penataran Agung, Pura Batu Madeg, Pura Kiduling Kreteg, Pura Gelap, Pura Pangubengan, Pura Tirta dan Pura Paninjoan.
          Pura Pesimpangan merupakan pura peristirahatan atau persinggahan Bhatara sami, sedangkan Pura Dalem Puri adalah pura pemujaan Siwa dalam manifestasi beliau sebagai Dhurga. Selanjutnya di Pura Manik Mas merupakan pemujaan Ida Sang Hyang Widhi dalam manifestasi sebagai Bhatara Sangkara. Pura Bangun Sakti sebagai stana Sang Hyang Naga Ananta Boga. Pura Ulun Kulkul sebagai stana Bhatara Mahadewa, Merajan Selonding sebagai stana Sang Hyang Aji Saraswati dan Pura Goa Raja merupakan stana Sang Hyang Naga Tiga.

           Lebih Lanjut,di Pura Banua dipuja Bhatara Sri, di Pura Merajan Kanginan sebagai stana Ida Mpu Baradah, lalu di Pura Basukihan sebagai stana Sang Hyang Naga Basuki. Adapun Pura Penataran Agung merupakan stana Bhatara Siwa. Berlanjut ke Pura Batu Madeg sebagai stana Bhatara Wisnu, Pura Gelap sebagai stana Bhatara Iswara, Pura Kiduling Kreteg sebagai stana Bhatara Brahma, Pura Tirta sebagai stana Tirta Amerta Sakti Murip, Pura Pengubengan sebagai stana Sang Hyang Naga Taksaka, dan terakhir Pura Paninjoan sebagai tempat suci Mpu Rajaketa dalam kapasitas sebagai Senapati Kuturan melakukan peninjauan untuk melihat secara menyeluruh kompleks Pura Agung Besakih sebelum melakukan penataan ulang Pura terbesar di Bali ini.

          Dalam konsep Padma Buana, Pura - Pura utama di Besakih memiliki keterkaitan dengan Pura - Pura utama lain yang ada di Bali. Pura Batu Maded berkaitan dengan Pura Ulun Danu Batur (Bangli) sebagai stana Bhatara Wisnu yang berposisi di Utara (Uttara). Pura Gelap berkaitan dengan Pura Lempuyang Luhur (Karangasem) sebagai stana Bhatara Iswara yang berposisi di timur (Purwa). Pura Ulun Kulkul berkaitan dengan Pura Batukaru (Tabanan) sebagai stana Bhatara Mahadewa di posisi barat (Pascima). Pura Kiduling Kreted berkaitan dengan pura Andakasa (Karangasem) sebagai stana Bhatara Brahma di arah selatan (Daksina). Keempat Pura di Besakih tersebut dikenal dengan sebutan Catur Pala yang masing masing menempati arah utama dengan posisi dik, yang sarinya Pura Penataran Agung Besakih sebagai stana Bhatara Siwa.

          Sedangkan Pura yang berposisi nyirang atau widik, Pura Goa Raja yang berkaitan dengan Pura Goa Lawah di Klungkung sebagai stana Bhatara Maheswara dengan posisi tenggara (Gneya). Pura Dalem Puri berkaitan dengan Pura Luhur Uluwatu sebagai stana Bhatara Rudra di arah barat daya (Nritti). Pura Manik Mas berkaitan dengan Pura Puncak Mangu sebagai stana Bhatara Sangkara di arah barat laut (Wayabya). Pura Tirta Sakti Maurip di posisi timur laut (Ersanya) sebagai stana Bhatara Sambu. 

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini