Monday, August 6, 2012

Pura Dasar Bhuana itu.............



Pura Dasar Bhuana di bangun Mpu Dwijaksara dari kerajaan Wilwatikta (Kerajaan Majapahit) pada tahun saka 1189 / tahun 1267 M. Pura ini merupakan salah satu Dang Kahyangan Jagat di Bali. Pada masa kerajaan Majapahit, pura Dang Kahyangan di bangun untuk menghormati jasa-jasa pandita (guru suci). Pura Dang Kahyangan dikelompokkan berdasarkan sejarah. Dimana, pura yang notabene  tempat pemujaan di masa kerajaan di Bali, dimasukkan ke dalam kelompok Pura Dang Kahyangan Jagat, yang mana keberadaannya tidak bisa dilepaskan dari ajaran Rsi Rna dalam agama Hindu.
Pura Dasar Bhuana terletak di Desa Gelgel, Kelungkung. Dari Denpasar berjarak sekitar 42 km. Pura ini berdiri diatas lahan yang cukup luas. Berdiri megah dan tampak asri dipinggir jalan utama Gelgel – Jumpai. Sebagaimana umumnya pura-pura di Bali, Pura Dasar Bhuana memiliki 3 mandala ; Nista Mandala, Madya Mandala, dan Utama Mandala. Di bagian nista mandala terlihat keangkeran pohon beringin besar yang tumbuh sejak berabad-abad lamanya, seperti halnya pohon bunut di Pura Luhur Mekori di Belimbing Pupuan. Pura yang dibangun diatas areal yang cukup luas itu, juga menjadi penyungsungan Subak Gede Suwecapura. Diantaranya subak : Pegatepan, Kacang Dawa, Toya Ehe dan Toya Cawu. Penyungsungan dilakukan saat karya pedudusan agung lan pawintenan yang bertepatan dengan Purnama Kapat. Pura Dasar Bhuana juga sempat dijadikan obyek penelitian oleh peneliti asal Belanda. Dimana hasilnya, diyakini bahwa situs Pura Dasar Bhuana Gelgel hampir mirip dengan situs bekas kerajaan Majapahit, misalnya Gelung Kori Agung mirip dengan Gelung Kori kerajaan Majapahit.
Pura di bangun pada tempat dimana Maharsi melakukan yoga semadi. Itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Sang Maharsi . Seperti Pura Silayukti di Karangasem. Sila Yukti diyakini sebagai tempat moksanya Mpu Kuturan. Demikian pula dengan Pura Dasar Bhuana Gelgel yang di bangun sebagai penghormatan terhadap Mpu Ghana. Di pura inilah Mpu Ghana, seorang brahmana yang memiliki peran yang penting dalam perkembangan Agama Hindu di Bali
Sebagaimana namanya, Pura Dasar Bhuana merupakan dasar jagatnya Bali. Kalau Pura Luhur, jumlahnya banyak. Selain Dang Kahyangan pura yang berjarak sekitar 3 km dari Semarapura, Kelungkung juga merupakan pusat penyungsungan Catur Warga yang berasal dari soroh/klan Satria Dalem, Pasek (Maha Gotra Sanak Sapta Rsi), soroh Pande ( Mahasemaya Warga Pande) dan klan Brahmana Siwa. Semuanya merupakan  pengabih Ida Batara di Pura Dasar Bhuana Gelgel.
Masing-masing warga memiliki penyungsungan , seperti meru tumpang solas penyungsungan Para Arya dan Satria Dalem. Meru tumpang tiga  penyungsungan keturunan Mpu Geni yang menurunkan trah pasek. Padma Tiga yang berada diantara Meru Tumpang Solas dan Meru Tumpang Sia (9), panyungsungan warga brahmana. Dengan banyaknya soroh/klan yang ada di dalamnya, maka diyakini Pura Dasar Bhuana merupakan pemersatu jagat dengan konsep bersatunya semua klan yang ada di Bali dengan konsep “kaula gusti manunggal” Konsep itu amat terasa begitu masuk ke pura itu.
Masuk ke Madya Mandala pemedek bisa melihat bangunan yang berupa pelinggih Bale Agung. Pelinggih ini tampak unik karena panjangnya mencapai 12 meter. Bersebelahan dengan Bale Pesanekan dan pelinggih tempat berstananya seluruh petapakan dan pratima pura-pura yang ada di Desa Pakaraman Gelgel. Pratima dan petapakan itu tedun dan distanakan saat berlangsung Karya Agung Padudusan  (ngusaba) yang dilaksanakan bertepatan dengan Purnama Kapat.
Pura Dasar Bhuana diempon Desa Pakaraman Gelgel yang terdiri atas 28 banjar dan 3 desa dinas--- Desa Gelgel, Desa Kamasan, dan Desa Tojan. Keberadaannya berkaitan erat dengan keberadaan keraton Suwecapura tempo dulu yang juga berada diGelgel. Namun jika melihat tahun berdirinya, pura ini sudah ada jauh sebelum Gelgel diperintah raja pertama, Dalem Ketut Ngulesir (1380 – 1400 ). Pura yang merupakan warisan maha agung ini didirikan pada tahun saka 1189 (1267 masehi).
Sebagaimana sejarahnya Pura Dasar Bhuana erat kaitannya dengan Mpu Ghana yang hidup ada akhir abad IX masehi. Pura Dasar Bhuana di bangun Mpu Dwijaksara dari kerajaan Wilwatikta/Majapahit, sebagai bentuk penghormatan terhadap Mpu Ghana. Mpu Ghana adalah orang suci yang berasal dari Jawa tiba di Bali pada masa pemerintahan (suami-istri) Udayana Warmadewa dan Gunapriya Dharma Patni yang berkuasa dan memerintah Bali pada tahun saka 910 hingga tahun saka 933. Mpu Ghana merupakan brahmana penganut faham Ghanapatya, seumur hidup menjalankan ajaran Suklabrahmacari  yakni tidak menjalani masa Grahasta (tidak menikah). Kaitannya setelah berdirinya Kerajaan Suwecapura, pura ini dipakai sebagai merajan keluarga raja kala itu. Letak pura ini persis berada di timur laut keraton Suwecapura. Pada zaman itu keraton Suwecapura berdiri di Banjar Jero Agung, Gelgel. Letak pura ini berada di hulu keraton Suwecapura. Dulunya disungsung keluarga raja Gelgel. Pura ini memang erat kaitannya dengan keberadaan kerajaan Suwecapura, sejumlah situs peninggalan kerjaan Suwecapura masih tetap dilestarikan di pura ini sampai sekarang.-




Post yang relevan >>
  1. Sembahyang di Pemerajan orang lain
  2. Bendesa Manik Mas

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini