Wednesday, August 18, 2021

Reduce dan Reuse

 

Memanfaatkan aneka barang bekas menjadi sesuatu yang bernilai [pandai berminyak air] merupakan pekerjaan nan mulia.

 

 

Sudah jamak terjadi di lingkungan kita, mungkin karena akibat gaya hidup, yang persis bergaya hidup mewah paling tidak kita menghendaki yang serba instan. Waktu memanglah uang, tapi efeknya memang juga butuh uang untuk menuntaskan, riilnya sewa tukang bersih bersih dan membawa sampah sampai ke TPA. Tiada dinyana, setiap hari kita menghasilkan sampah ; sampah yang bisa terurai, sampah pembuat polusi sejenis pelastik kek, seteroform kek, atau bahkan sampah yang terkatagori membahayakan sejenis aneka batrai, aki, serta lainnya [Bahan Berbahaya dan Beracun atau sering disingkat dengan B3]. Undang RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan – peraturan lain di bawahnya. Jenis – jenis Bahan Berbahaya dan Beracun diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.

 

Tiada terbantah, kalau sampah tidak dikendalikan dengan tepat akan terus menumpuk serta menimbulkan aneka masalah, utamanya sampah dari kemasan makanan yang acap memakai pembungkus pelastik misalnya pelastik  yang dinamakan mika. Ada kalimat teori seratus praktek nol terbesar, sejatinya istilah itu tidaklah selalu benar. Mari kita terapkan sebuah teori untuk sampah, sedapat mungkin kita mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai dengan cara memakai kembali kemasan sebelumnya, kita ganti secara perlahan sambil belajar, kemasan dengan bahan yang ramah lingkungan, sehingga pada akhirnya kemasan menghasilkan  sampah organik.

 

Pemakaian kembali suatu barang jelas dapat mengurangi suatu sampah, istilah ini latah dinamakan reduce/mengurangi. Semakin banyak kita menggunakan kemasan barang maka jelas kian banyak juga sampah yang dihasilkan. Demikianlah sebaliknya. Pemakaian kembali suatu barang dapat mengurangi sampah, inilah yang lumrah disebut reuse/memakai kembali. Pilihlah barang yang yang dapat dipakai kembali, hindari sedapat mungkin pemakaian barang yang disposable/sekali pakai. Tindakan ini jelas,dapat memperpanjang waktu pemakaian barang, sebelum ia menjadi sampah. Tehnik berikutnya yakni dengan mendaur ulang sampah, istilah ini latah dengan sebutan recycle/mendaur ulang. Memang tidak semua sampah dapat didaur ulang, namun kini di era covid sudah buanyak industri yang memanfaatkan aneka sampah menjadi barang lain, misalnya yang berbahan pelastik dan kertas. Jurus terakhir dalam mengatasi sampah dinamakan  replace/mengganti. Teliti barang yang kita pakai saban hari, gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Telitilah agar kita hanya memakai barang barang yang lebih ramah lingkungan.-   astungkara bermanfaat.

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini