pante ntap selemadeg Tabanan Bali
Keberadaan kita sebagai mahluk ciptaan Tuhan Nan Agung. mari kita selalu bersyukur di setiap kesempatan yang ada, karena atas karuniaNya hingga detik ini kita masih bisa membaca untuk menambah pengetahuan, atas jasa Paman Google tentunya, astungkara kita senantiasa sehat berkelimpahan sepanjang ayat kita, lebih lebih bagi para insanNya yang kini dapat menghirup udaranya sorga dunia, paradise islands. Betapa tidak hidup di pulau Bali menjadi dambaan seluruh orang di muka bumi, lebih lebih pemerintah daerah Bali telah mencanangkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pembangunan Semeesta Berencana, dan lebih lanjut sebagai warga Tabanan pemerintah Daerah tingkat dua Tabanan mengimplementasikan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Tabanan Era Baru yang Aman Unggul Madani [AUM]. Demikian cara warga Bali (baca Hindu) melestarikan ciptaanNya atau dengan kata lain Hindu memandang alam semesta ;
Sesuai pandangan Hindu, alam semesta yang maha luas ini disebut bhuana agung/makro kosmos, sedangkan mahluk hidup di dalamnya dinamakan bhuana alit/mikro kosmos. Kedua duanya sesuai keyakinan Hindu adalah ciptaan Tuhan Sang Pencipta/Hyang Widhi Wasa, disamping itu diyakini jua Tuhan/Hyang Widilah menjadi jiwanya Bhuana Agung dan bhuana alit. Karena itulah ada hidup/kehidupan di bhuana agung dan bhuana alit. Hyang Widhi yang menjadi jiwanya bhuana agung disebut Brahman, sedangkan Hyang Widhi yang menjadi jiwanya bhuana alit disebut Atman. Jadi Atman itu bagian dari Brahman, ditegaskan jua pada suatu mantra Brahman Atman Aikyam [ Brahman dan Atman itu sama atau satu/tunggal ]. Maksud dari mantra itu adalah ; Yang menjadi jiwa dari alam besar dan alam kecil adalah Hyang Widhi/Tuhan itu sendiri. Alam besar/semesta yang disebut bhuana agung dan alam kecil/mahluk hidup/mkiro kosmos yakni badan binatang, aneka tumbuhan, termasuk manusia. Tiada terbantah dari semua ciptaanNya manusialah yang paling tinggi derajatnya punya bayu, sabda, idep, serta paling mampu mengatasi dirinya dengan berpikir/logika, berbudaya, punya akal untuk melestarikan ciptaanNya, astungkara. Hindu meyakini Hyang Widhi/Tuhan semesta alam, yang menjadi sumber awal, tengah serta akhir, dari kedua alam itu. Yang membentuk unsur dasar bhuana agung dan bhuana alit adalah sama yakni panca maha bhuta. [ pertiwi/zat padat, apah/zat cair, bayu/udara, teja/unsur panas, dan akasa/eter ] Kesimpulannya, keadaan panca maha bhuta di bhuana agung dan bhuana alit adalah sama. Asumsinya ; 1. Unsur Pertiwi ( tulang, kulit, daging, kuku, serta bagian yang keras lainnya) 2. Unsur Apah ( darah, lemak, enzim enzim, serta cain lainnya) 3. Unsur Teja/cahaya ( panas tubuh, cahaya warna badan/tubuh,) 4. Unsur Bayu ( Napas/hawa, dan bau badan) dan 5. Unsur Akasa ( Rambut, dan semua bulu badan ). Dalam ajaran Hindu lebih lanjut pula dijabarkan bhuana agung dan bhuana alit itu terbagi tujuh, disebutlah Sapta Loka dan Sapta Petala serta masing masing memiliki tiga lapisan.badan (Tri Sarira) : Sthula sarira > badan kasar/badan angga/badan terluar. Suksma Sarira > badan lingga/badan kembar/badan halus pada lapisan kledua. Antakarana Sarira > badan penyebab/badan yang lebih halus/badan jiwatman.
Note ; Sapta Loka > 1. Bhur Loka = Perut/pusar 2.Bhuah Loka = hati 3.Swah Loka = dada 4. Tapa Loka = tenggorokan 5. Jana Loka = dagu 6. Maha Loka = hidung 7. Satya Loka = mata. Sapta Petala .> 1. Petala = pantat 2. Witala = paha 3, Nitala - Lutut 4. Maha tala = betis 5. Sutala = pergelangan kaki 6. Tala-tala = punggung kaki 7. Satya tala = telapak kaki.
Astungkara bermanfaat.
No comments:
Post a Comment