Kala edisi 23 Agustus 2017 penanggalan kalender masehi, pada
perhitungan kalender Hindu Bali tepat merupakan salah satu jenis hari suci
(hari rerainan) bagi umat Hindu yakni Buda Kliwon Sinta lumrahnya disebut Pagerwesi
yang selintasnya tidak salah diartikan pagar dari besi untuk membentengi
segala sesuatu agar terhindar dari aneka jenis yang negatip (tidak baik). Riilnya dalam keseharian kita pagar itu
adalah salah satu jenis tanda larangan, maka umat Hindu banyak yang meyakini
saat Buda Kliwon Sinta tiba, merupakan saat yang baik/tepat untuk membuat
segala jenis tanda larangan. Contohnya baik untuk membuat tembok penyengker
halaman, baik untuk menutup jalan yang tidak semestinya dilintasi ( memperbaiki
pagar pemisah/pebantasan (bhs.Bali) di ladang/kebun/ tanah pekarangan., baik
juga dipakai sebagai dewasa membuat peraturan/awig-awig (bhs.Bali).
Para cerdik pandai di kalangan Hindu juga mengartikan Buda
Kliwon Sinta itu lebih ditekankan pada pemujaan oleh para orang suci setara
pendeta dengan melaksanakan upacara ngarga mepasang lingga. Dan untuk tengah
malamnya, semua umat diharapkan untuk melakukan meditasi (yoga dan semadhi) .
Adapun bebanten (upekara) pokoknya berupa natab sesayut pageh urip, prayascita,
banten dapetan. Mungkin dengan serana upakara itulah kita semua sebagai umat
hindu akan mendapatkan suatu perlindungan (terbentengi oleh kekuatan dariNya
yang laksana besi). Pada Pagerwesi itu, merupakan hari peyogan Sanghyang
Pramesti Guru beserta Dewata Nawa Sanga. [ Tuhan Yang Maha Esa dengan
manifestasinya sebagai guru sejati menciptakan diriNya sebagai guru ]Maka
dengan itu, barang siapa menyucikan dirinya saat Hari rerainan pagerwesi akan memperoleh kekuatan yoga dari Hyang Pramesti
Guru, kekuatan itulah pada nantinya dipakai untuk memagari diri agar tabah
dalam hidup, sabar dalam hidup dan pada akhirnya tercapailah yang disebut dirgayusa (panjang umur) dan dirgahayu
(memperoleh keselamatan), “ astungkara “
No comments:
Post a Comment