ceritra oleh : Armin Jaya
Dikisahkan setelah melangsungkan upacara Aswameda yang sangat
utama serta penobatannya sebagai raja Astinapura yang keseratus, raja Mahabima
akhirnya berhasil mencapai alam Sorga. Setelah beberapa lamanya berada di
Sorga, menghadaplah ia kepada Dewa Brahma beserta para dewa lainnya. Dewi
Gangga ikut pula menghadap. Pada saat berlangsungnya pertemuan itu,
tersingkaplah kain Dewi Gangga oleh angin. Semua dewa yang ada di sana
menunduk, tiada seorang pun yang berani melihat hal itu. Tetapi Sang Mahabima
memandangnya dengan amat jelas. Dewa Brahma menjadi sangat marah melihat
prilaku Mahabima yang demikian itu. Lalu dikutuknya Mahabima supaya menjadi
manusia dan memperisteri Dewi Gangga, karena perbuatan yang demikian itu tidak
sepatutnya. Dikisahkan kemudian, Dewi Gangga sangat bersedih hati atas kutukan
Dewa Brahma. Turunlah ia meninggalkan Sorga. Di dalam perjalanannya, bertemulah
ia dengan Astabasu (delapan bersaudara) yang juga lembu Nandini milik rsi
Vasistha. Maka bertanyalah Dewi Gangga kemudian ; ”Hai, Astabasu, rupanya
engkau dalam keadaan susah. Apa yang kau sesalkan ?”. Sang Astabasu
menceritakan segala kisahnya. Dewi Gangga lalu berkata ; ”Sang Mahabima juga
dikutuk oleh Dewa Brahma supaya menjadi manusia. Baiklah, kau lahir saja
sebagai putraku. Begitu engkau lahir, maka engkau akan kubunuh dengan jalan
melemparkanmu ke sungai Gangga, agar kamu tidak lama hidup sebagai manusia di
dunia. Kalau perbuatanku ini dirintangi oleh suamiku Mahabima, maka pada saat
itulah aku harus kembali ke Sorga”.
Pada suatu ketika disaat yang telah ditentukanNya, kemudian, Mahabima lahir pada seorang raja Astina bernama Pratipa, yang kemudian bernama Prabhu Santanu, sangat tampan dan cerdas serta suka berburu. Dikisahkan pada suatu hari Santanu pergi berburu ke tepi sungai Gangga dan akhirnya bertemulah ia dengan Dewi Gangga, yang kemudian bernama Dewi Jahnawi. Setelah mengadakan perjanjian, diajaklah ke istana untuk dijadikan permaisuri.
Setelah beberapa lamanya menjadi suami-istri, menjelmalah Sang Astabasu menjadi putra dewi Jahnawi. Setiap tahun dewi Jahnawi melahirkan Sang Astabasu, tetapi tidak dipeliharanya, melainkan dilemparkannya saja ke sungai Gangga. Sudah tujuh orang putra-putra dewi Jahnawi dilemparkannya ke sungai Gangga. Putra-putranya itu, antara lain ; Sang Dhara, Dhruwa, Soma, Apah, Anila, Nala dan Pratyangga. Setelah ketujuh putra dewi Jahnawi yang merupakan penjelmaan Astabasu, mati terbuang sia-sia ke sungai Gangga, selanjutnya lahirlah putranya yang kedelapan, bernama Prabhata. Seperti halnya kakak-kakaknya, maka sang Prabhata juga akan dilempar ke sungai yang sama, namun dihalangi oleh Prabhu Santanu untuk tidak membuang putranya itu ke sungai. ”Sang Gangga, putramu banyak, tetapi kau lempar begitu saja ke sungai. Perbuatanmmu itu sungguh terkutuk ! Hentikanlah perbuatanmu membunuh anak itu !” Demikian tegur Prabhu Santanu. Maka Dewi Gangga pun menyahut ; ”Perjanjian saya dahulu dengan Maharaja ; janganlah hendaknya Maharaja menghalang-halangi segala perbuatan saya. Tetapi sekarang ternyata Maharaja merintangi. Karenanya, akan saya tinggalkan paduka sekarang !”. Dan akhirnya dewi Jahnawi kembali ke Svargaloka sebagai dewi Gangga. Prabhu sentanu akhirnya menduda. Beliau hanya ditemani oleh seorang putranya yang kemudian dikenal bernama Bisma
ilustrasi tokoh "Bisma" |
Pada suatu ketika disaat yang telah ditentukanNya, kemudian, Mahabima lahir pada seorang raja Astina bernama Pratipa, yang kemudian bernama Prabhu Santanu, sangat tampan dan cerdas serta suka berburu. Dikisahkan pada suatu hari Santanu pergi berburu ke tepi sungai Gangga dan akhirnya bertemulah ia dengan Dewi Gangga, yang kemudian bernama Dewi Jahnawi. Setelah mengadakan perjanjian, diajaklah ke istana untuk dijadikan permaisuri.
Setelah beberapa lamanya menjadi suami-istri, menjelmalah Sang Astabasu menjadi putra dewi Jahnawi. Setiap tahun dewi Jahnawi melahirkan Sang Astabasu, tetapi tidak dipeliharanya, melainkan dilemparkannya saja ke sungai Gangga. Sudah tujuh orang putra-putra dewi Jahnawi dilemparkannya ke sungai Gangga. Putra-putranya itu, antara lain ; Sang Dhara, Dhruwa, Soma, Apah, Anila, Nala dan Pratyangga. Setelah ketujuh putra dewi Jahnawi yang merupakan penjelmaan Astabasu, mati terbuang sia-sia ke sungai Gangga, selanjutnya lahirlah putranya yang kedelapan, bernama Prabhata. Seperti halnya kakak-kakaknya, maka sang Prabhata juga akan dilempar ke sungai yang sama, namun dihalangi oleh Prabhu Santanu untuk tidak membuang putranya itu ke sungai. ”Sang Gangga, putramu banyak, tetapi kau lempar begitu saja ke sungai. Perbuatanmmu itu sungguh terkutuk ! Hentikanlah perbuatanmu membunuh anak itu !” Demikian tegur Prabhu Santanu. Maka Dewi Gangga pun menyahut ; ”Perjanjian saya dahulu dengan Maharaja ; janganlah hendaknya Maharaja menghalang-halangi segala perbuatan saya. Tetapi sekarang ternyata Maharaja merintangi. Karenanya, akan saya tinggalkan paduka sekarang !”. Dan akhirnya dewi Jahnawi kembali ke Svargaloka sebagai dewi Gangga. Prabhu sentanu akhirnya menduda. Beliau hanya ditemani oleh seorang putranya yang kemudian dikenal bernama Bisma
No comments:
Post a Comment