Tuesday, November 3, 2015

Beras putih dan bunga itu (Hindu)



Telah menjadi suatu kenyataan yang  tertiti lewat keyakinan sebagian umat manusia di jagat ini, bahwa para umatNya wajib untuk senantiasa eling/ingat pada Sang Pencipta demi kelangsungan hidup mereka ( agar dimudahkan rezeki, di anugrahi keselamatan, dan disucikan pikiran). Itu semua terjadi sepanjang umur jagat pada semua umat manusia yang tidak atheis.


Khusus para umatNya penganut ajaran Hindu mengenal istilah sembahyang/trisandhya yang tiada lain merupakan pengejawantahan rasa sujud bhaktinya kepada Hyang Widhi, dimana sembahyang itu terlakoni di aneka tempat suci ( pura,merajan, sanggah). Wajib hukumnya menunaikan sembahyang bagi para penganut Hindu dalam kesehariannya tiga kali sehari, dan juga wajib sembahyang pada hari-hari yang disucikan (saat bulan mati/tilem dan kala bulan penuh/purnama) dan juga saat hari raya keagamaan ( Galungan, Saraswati, Pagerwesi, dll.) Dengan sikap-sikap tertentu kala mendekatkan diri kepadaNya, diantaranya ada sikap : pada asana, padma asana, sila asana, bajra asana, dan sawa asana disesuaikan dengan situasi juga kondisi.

metirtha/mecirta/nunas tirtha
metirtha/mecirta/nunas tirtha

Lumrahnya pada setiap akhir dari persembahyangan yang dilakukan oleh umat Hindu, senantiasa diakhiri dengan nunas tirtha. Nunas tirtha ini tidak selalu dilakukan/ tersedia, umumnya hal ini dilakukan pada saat-saat upacara besar keagamaan misalnya kala piodalan, usai sembahyang bersama waktu rerainan purnama dan tilem, dan juga saat-saat penting keagamaan lainnya. Menerima air suci/tirtha, dipercikkan ke ubun-ubun diminum dan diraupkan ke muka sebagai wakil dari seluruh badan, dengan maksud mensucikan pikiran/idep, ucapan/sabda, perbuatan/bayu. ( dipercikkan untuk menyucikan pikiran, diminum untuk menyucikan ucapan, dan raupun untuk pensucian perbuatan ). Dan terakhir,dilanjutkan dengan nunas bija/mebija dan menerima bunga.  Makna dari keduanya itu tiada lain adalah : Menerima bija (beras yang direndam dengan air cendana/toya kumkuman) untuk dimakan dan ditempelkan di dahi sebagai simbul mendapatkan rezeki dariNya, dan menerima/mengambil bunga yang tersedia di tempat tirtha untuk disuntingkan, agar menambah berserinya hati dan perasaan setelah menghaturkan bhakti.-

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini