Sunday, July 28, 2013

Batusangihan, nama banjar itu



Banjar Batusangihan, desa Gubug, kabupaten Tabanan merupakan suatu wilayah di daerah Tabanan yang merupakan sentra perajin perabot rumah tangga. Bagi warga Bali khususnya Tabanan yang suka mengoleksi alat-alat rumah tangga : pengerupak, belakas, pisau, cangkul, serta alat pertanian lainnya tidaklah asing mendengar nama Batusangihan. Yang namanya perajin alat rumah tangga (pande) selain di banjar Batusangihan, juga dapat di jumpai di Banjar Pande, Banjar Tonja, serta Banjar Sarwa Genep, tercatat 110 orang perajin perabot rumah tangga (pande) di 4 desa tersebut.

Bagi mereka yang tumben ke banjar Batu Sangihan, akan bertanya-tanya dalam hati mendengar hentakan/hantaman benda keras yang bersumber dari pukulan palu dari para pande besi, sepintas kayaknya suara gamelan dengan irama yang khas. Tidak ada yang tahu persis semenjak kapan usaha kerajinan pande besi masuk dan berkembang di seputaran Batusangihan, namun yang jelas para pande besi itu melakukannya secara turun temurun jauh sejak sebelum tahun enam puluhan / sejak buyut mereka. Yang menjadi pasar sasarnya adalah daerah transmigrasi : Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Namun sayangnya perabot rumah tangganya diserap pasar lewat pengepul, baik pengepul di pasar Bringkit, Mengwi, Badung, maupun pengepul yang ada di Pasar Ubud Gianyar. Berapa rupiah yang bisa dikantongi sehari ? para perajin tidak bisa memberikan jumlah/jawaban yang pasti, karena sebagai anggauta masyarakat waktu yang mereka punya tidak sedikit yang tersita untuk aktivitas kehidupan adat saat bermasyarakat. (“ kami tidak bisa bekerja setiap hari, karena banyak waktu yang tersita untuk kegiatan menyama braya”).  Usaha kerajinan pande besi ini hingga kini masih rata-rata digeluti perajin usia lanjut, mungkin karena para generasi muda setempat tidak rungu dengan usaha kerajinan yang satu ini. Tentang kelangsungannya, hanyalah waktu yang akan memberi jawaban.

Sumber : Majalah Serasi edisi 21, Mei 2013

No comments:

Post a Comment