Desa Belimbing ada di kabupaten kota pelangi Tabanan,
kecamatan Pupuan, tepatnya di Jalan Raya Antosari – Pupuan, sejak tahun 2012
kantor Desa Belimbing telah berada di utara Pura Luhur Mekori yang sebelumnya
berlokasi di Banjar Belimbing Desa. Desa Belimbing saat ini tengah dikembangkan
menjadi suatu desa wisata, di bawah kepemimpinan Perbekel I Gusti Nyoman
Omardani, Ama
Pura Luhur Mekori |
Alam Desa Belimbing yang disenangi para Wisnu dan Wisman |
para Wisman banyak yang berfotoria berlatarkan alam desa Belimbing |
para wisman itu happy ke desa Belimbing |
Seperti halnya desa-desa lainnya yang ada di tanah Bali, Desa Belimbing juga memiliki sejarah, sejarah desa ; “ Menurut legenda adalah Pura puseh Bale Agung Mekori yang sekarang kita lihat sebagai Pura Luhur Mekori, dari kerajaan Kahuripan yang pada saatnya dulu memiliki penduduk kurang lebih 200 KK. Kerajaan ini memiliki rakyat berupa raksasa 2 orang, laki dan perempuan. Diceritrakan, setiap ada upacara piodalan di Pura Mekori biasanya diadakan kesenian tari rejang,setiap saat pertunjukan tari rejang itu berlangsung penari rejang paling belakang selalu hilang. Karena demikian adanya atas petunjuk dari tetua (prajuru desa), pada saat piodalan berikutnya penari yang paling belakang diikat dengan benang tridatu yang diberi tanda dengan alat perangkai, akhirnya penari paling belakang itupun hilang dengan benang terulur panjang. Benang itupun dipakai petunjuk kemana perginya penari paling belakang itu, ternyata penari paling belakang itu masuk kedalam gua jatuh disebelah timur laut pura Mekori. Dalam artian, penari tersebut dilarikan dan dimakan oleh raksasa. Akhirnya raksasa itu berusaha dibunuh oleh rakyat kerajaan Kahuripan dengan jalan memasukkan sekam padi kedalam mulut gua, dan dibakar lalu ditutup dengan tanah. Dari dalam gua itu terdengar suara raksasa yang laki-laki, kalau rakyat telah membunuh raksasa laki-laki yang tidak bersalah, sebab yang mencuri penari adalah raksasa perempuan. Maka raksasa laki-laki mengeluarkan kutukan : agar terjadi hujan api pada kerajaan Kahuripan, dan terbakar hangus semua rakyatnya. Raksasa perempuan akhirnya melarikan diri menelusuri gua dan terus dikejar oleh warga sampai pada akhirnya si raksasa bersembunyi dalam ketungan (alat/tempat menumbuk padi) yang tanpa sengaja terbunuh ketika warga pagi-pagi menumbuk padi secara gotong royong.
Pada tgl 17 agustus 2017 Telah terjadi pristiwa unik bunga soka yg ada di dalam pura luhur mekori tumbuh bunga dari dalam paping . |
Lubang gua raksasa itu tembus hingga ke desa Angkah dan Lumbung, pada lubang goa di Dusun Lumbung (tempat para penari yang dicurinya) dimuka gua banyak ditemukan timbunan tulang-tulang yang menyerangkah berserakan, itu pula sebabnya disebut Desa Angkah. Setelah hilangnya kerajaan Kahuripan, pada suatu hari terjadi wabah penyakit yang merajarela (gerubug) semua penduduk mati. Lama kerajaan Kahuripan tidak ada penghuninya, lalu datanglah sekelompok warga yakni Pasek Marga Telu tinggal dan menguasai wilayah Kahuripan tersebut. Sekian waktu berlalu, datanglah Pasek Wanagiri ke Kahuripan guna menundukkan Pasek Marga Telu. Dengan menggunakan tipu daya dan muslihat maka akhirnya Pasek Marga Telu dapat dikalahkan dan meninggalkan wilayah Kahuripan. Mengingat yang mengalahkan bertempat tinggal dekat pohon belimbing besar, maka oleh orang-orang Marga Telu wilayah tersebut disebut Belimbing (Desa Belimbing), dan semenjak itu warga Pasek Wanagiri menetap di wilayah Belimbing berkembang hingga kini, yang kemudian diikuti dengan kedatangan warga-warga yang lainnya baik itu dari warga keturunan kebayan, Pasek, Pande, maupun para arya. Semenjak keluarnya pasek Marga Telu dari Kahuripan wilayah itu disebut Desa Belimbing”
No comments:
Post a Comment