Monday, October 29, 2012

Pendidikan dan Lingkungan

Ketut Suirya S.Pd  ( guru SMP Neg. 2 Pupuan)


Pendidikan di Indonesia semakin mendapatkan sorotan. Berbagai peristiwa muncul di dunia pendidikan di Indonesia. Penolakan diselenggarakannya Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan peserta didik menjadi sebuah polemik yang cukup panjang. Penolakan ini beralasan bahwa tidaklah tepat Ujian Nasional ini dijadikan penentu kelulusan mengingat sarana dan prasarana yang dimiliki setiap sekolah berbeda-beda. Ujian Nasional seharusnya hanya digunakan untuk mengetahui daya serap peserta didik terhadap materi dan pencapaian tujuan yang diamanatkan dalam kurikulum. Hal ini diperlukan untuk dapat menyempurnakan kebijakan yang terasa masih kurang atau belum sempurna. Ditemukannya penyimpangan pelaksanaan Ujian Nasional juga menjadi rangkaian berita yang tidak mengenakkan bagi dunia pendidikan, seperti nyontek massal yang pernah dilaporkan oleh seorang wali murid di Surabaya. Bagi sebagian orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai tinggi mungkin dianggap biasa. Padahal pendidikan secara harfiah diartikan sebagai : proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan ; proses, cara, atau perbuatan mendidik. Jadi pendidikan adalah usaha sadar untuk mengubah sikap dan prilaku agar menjadi lebih baik sehingga proses pendidikan semestinya dilakukan dengan proses dan langkah-langkah yang positif.

Untuk efektifitas pencapaian pendidikan, pemerintah melalui salah satu muatan kurikulumnya memprogramkan pembelajaran kontektual atau contectual teaching and learning (CTL). Dalam CTL pembelajaran dilangsungkan dengan memperhatikan konteks atau lingkungan nyata yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga materi lebih mudah dipahami peserta didik dan dapat dipraktekkan dalam kehidupannya kelak dikemudian hari.  Pembelajaran dengan CTL diharapkan lebih bermakna dan bermanfaat bagi peserta didik dalam menghadapi tantangan hidup yang kian kompleks. Dengan pembelajaran CTL peserta didik dilatih untuk mengenal permasalahan yang sedang terjadi dan mampu menemukan pemecahan masalah sendiri, sehingga dapat menentukan langkah-langkah yang mesti diambil selanjutnya. Pembelajaran CTL ini mendidik dan melatih peserta didik untuk dapat memilih cara hidup yang tepat dalam menghadapi kehidupan mendatang. Hal ini sesuai dengan tema peringatan Hari Pendidikan Nasional yaitu Bangkitnya Generasi Emas Indonesia. Sebuah generasi yang mampu menghadapi berbagai tantangan dengan pantang menyerah. Generasi Emas Indonesia adalah generasi yang tidak mudah terpuruk atau larut pada permasalahan yang sedang dihadapi. Generasi Emas Indonesia adalah generasi yang mampu membedakan, memilah, dan memilih mana yang pantas dan tidak pantas, mana yang baik dan tidak baik, mana yang benar dan tidak benar. Generasi emas Indonesia selalu mampu menunjukkan jati diri dalam hiruk pikuk  permasalahan yang semakin beragam. Genarasi emas Indonesia tidak mudah terpengaruh pada prilaku yang menyimpang dari aturan, norma, dan nilai-nilai luhur yang dimiliki bangsa Indonesia. Generasi emas Indonesia adalah generasi yang mampu hidup berdampingan dengan berbagai macam lingkungan kehidupan. Generasi Indonesia harus mampu memanfaatkan lingkungan sekitar untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan.

Apakah kita bagian dari Generasi Emas Indonesia? Bila ragu belajarlah dari kera yang mampu eksis dalam hiruk pikuk manusia. Mereka belajar dari lingkungan  nyata yang sedang mereka hadapi, mereka mampu memanfaatkan lingkungan untuk belajar hidup. Mereka tetap menjaga jati dirinya sebagai kera walau berada di tengah-tengah lautan manusia. Apakah kita harus kalah dengannya?  Tentu tidak bukan ??
Inilah pembelajaran kontektual, bagaimana kita bisa memanfaatkan lingkungan sebagai sarana dan sumber belajar. Memanfaatkan hal-hal positif dan membuang atau menjauhi hal-hal yang negatif.    

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini