Sunday, August 26, 2012

Sang Hyang Widhi



Keagungan Sang Hyang Widhi

Sang Hyang Widhi adalah yang mencipta, memelihara, dan melebur (mengembalikan ke asal). Beliau maha gaib, tak berwujud, tak terlihat, tak dapat diraba, dan tidak bersifat laki-laki atau perempuan (ardhanares-wari). Beliau hanya dapat dirasakan dalam hati kita masing-masing. Seperti halnya gula yang lebur/hancur dalam air teh, gula tak tidak dapat dilihat karena telah bercampur dengan air teh, namun kita rasakan manisnya air teh itu bila kita minum. Demikian pula dengan Sang Hyang Widhi, Beliau berada dimana-mana bercampur dengan alam, Beliau berada pada setiap tempat, pada setiap benda, dan setiap saat Beliau ada. Beliau wyapiwyapaka  artinya selalu ada dimana-mana, meresap di segala tempat. Tuhan/Sang Hyang Widhi mendengar apa yang kita katakan, Tuhan mengetahui apa yang kita pikirkan, Tuhan juga melihat apa yang kita lakukan. Oleh karena itu kita tidak dapat mengelabui Tuhan, dan Beliau tidak dapat dibohongi. Demikian Sang Hyang Widhi Maha Agung tak ada yang dapat menyamai keagunganNya.

Sang Hyang  Widhi Maha Karya

Sang Hyang Widhi adalah sempurna, alam dan isinya diciptakan oleh Beliau. Beliau menciptakan bintang, bulan, bumi, matahari, planet-planet. Sang Hyang Widhi juga menciptakan makhluk-makhluk yang ada di dunia ini. Geraknya bumi, matahari, bintang, dan planet-planet itu semua diatur dengan sebaik-baiknya oleh Beliau. Manusia dan makhluk lainnya dapat  hidup karena disediakan bahan-bahan makanan olehNya. Setelah diciptakan dan dipelihara, semuanya akan dikembalikan lagi ke asalnya yaitu kepada Brahman atau Sang Hyang Widhi. Tidak ada yang dapat menyamai Tuhan/Sang Hyang Widh, tak ada yang dapat menciptakan alam semesta beserta isinya yang beraneka ragam jenis dan bentuknya dan sedemikian indahnya. Tidak ada yang dapat membuat danau, gunung, lautan, dan lain-lain. Semua itu karena ciptaan Sang Hyang Widhi. Segala kehendakNya selalu tercapai. Manusia tidak kuasa menolak apa yang dikehendaki oleh Beliau. Tuhan/Sang Hyang Widhi Maha Karya, dan selalu berhasil dalam segala karyaNya.

Sang Hyang Widhi Maha Esa

Dalam Tri Sandhya bait ke dua Sang Hyang Widhi diberi gelar Narayana. Dalam bait ke tiga Sang Hyang Widhi diberi sebutan Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma, Wisnu, Purusa, Parikirtitah. Semua itu adalah nama sebutan untuk menunjukkan keagunganNya. Akan tetapi Sang Hyang Widhi tetap satu, dan Maha Esa. Nama, sebutan hanyalah merupakan perwujudan sinar suci dari kekuatan Beliau. Dewa-dewa adalah sinar suci dari Tuhan/Sang Hyang Widhi. Dewa-dewa juga adalah manifestasi dari kekuatan Beliau. Karena merupakan manifestasi maka sebutan dewa itu banyak sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tuhan/Sang Hyang Widhi  Maha Esa tetapi orang bijaksana memberi banyak nama. 


  Bhuta Yadnya

Bhuta Yadnya terdiri dari dua kata, yakni bhuta dan yadnya.
Bhuta dapat diartikan  alam semesta beserta isinya, di alam ini ada yang disebut skanda yang bagian-bagianya ada lima, makanya disebut panca skanda. Masing-masing dari panca skanda itu adalah merupakan bagian kecil dari Ida Sanghyang Widhi yaitu ; pratiwi, apah, bayu, teja, dan akasa. Kelima bagian dari Hyang Widhi itu disebut Panca Maha Bhuta. Dengan demikian dapatlah juga dikatakan bahwa alam semesta beserta isinya dan Panca Maha Bhuta  berasal dari Kemaha kuasaan  Hyang Widi, dari yoga/semadi Hyang Widhi terciptalah Panca Maha Bhuta. Bhuta juga berarti wisaya tamasya >  adalah orang yang mengumbar hawa nafsu, tidak ada tuntunan oleh cita dan bhudi makanya jadi tidak ingat akan diri / tidak dapat mengekang hawa nafsu. Kala artinya: panumaya/saat/waktu >  Kemahakuasaan Hyang Widhi mengadakan waktu yang tepat, dan ada pula istilah Tri Kala  yang terdiri dari : atita. negata, dan wartama kala. Adapun Hyang  widhi mengadakan waktu/panumaya berdasarkan yoga Beliau

Bhuta Yadnya > aturan-aturan/pengubaktian/korban suci berdasarkan hati yang iklas (lascarya), kepada :
-    buhloka, ialah alam semesta beserta isinya, berikut semua makhluk hidup
-    wisaya-wisaya adalah semua yang ada pada manusia (bayu,sabda, idep), yang semuanya                   berakibat buruk agar menjadi baik, dan hilang segala kejelekan.

Dengan demikian Umat Hindu melaksanakan bhuta yadnya, salah satu dari panca yadnya, yang merupakan kewajiban/ swadharma dari umat Hindu.



Post yang relevan >>
  1. Sembahyang di Pemerajan orang lain
  2. Bendesa Manik Mas
 

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini