Wednesday, March 13, 2013

Hanya puluhan miliar


Prosesi keagamaan bukanlah suatu hal yang asing terdengar jika kita berbicara tentang tanah Bali, lebih-lebih jika kita berbicara tentang yang namanya Hindu. Mayoritas warga tanah Bali adalah pemeluk taat agama Hindu sejak zaman kerajaan dulu hingga kini di era reformasi. Salah satu atau cuman satu hari raya keagamaan Hindu yang di akui pemerintah RI, dengan pengakuan nyata sebagai libur nasional adalah Hari Raya Tahun Baru Saka yang populer dengan nama “Nyepi”

Merayakan pergantian tahun Saka, generasi muda tanah Bali mengapresiasi dengan membuat ogoh-ogoh. Nyaris dijadikan budaya, karena telah menjadi bagian dari perayaan penyambutan tahun baru saka atau Nyepi. Euforia pembuatan ogoh-ogoh kini telah direpons oleh para pelaku bisnis sebagai peluang usaha. Transaksi keperluan pembuatan ogoh-ogoh hingga prosesi pengarakannya diprediksi menghabiskan dana puluhan miliar. Dengan kalkulasi global jika jumlah banjar di tanah Bali 5.079 rata-rata membelanjakan dana 5 juta, demi mewujudkan sebuah ogoh-ogoh.  Akumulasi pengeluaranpun akan bertambah jika di gabung dengan komponen belanja pengadaan kostum, biaya latihan penabuh serta konsumsi saat mengarak ogoh-ogoh. Itulah “Bali”

No comments:

Post a Comment