Oleh : Ciwa Murthi Ardenareswaray
Om Swastiastu.
Kajeng Kliwon merupakan hari yang perhitungannya jatuh pada Tri Wara yaitu
Kajeng dan Panca Wara yaitu Kliwon. Pertemuan antara Kajeng dengan Kliwon,
diyakini sebagai saat energi alam semesta yang memiliki unsur dualitas bertemu
satu sama lainnya. Energi dalam alam semesta yang ada di Bhuwana Agung semuanya
terealisasi dalam Bhuwana Alit atau tubuh manusia itu sendiri.
Rahinan Kajeng Kliwon diperingati
setiap 15 hari sekali, dan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
Kajeng Kliwon Uwudan (Kajeng Kliwon
setelah bulan purnama)
Kajeng Kliwon Enyitan (Kajeng kliwon setelah bulan mati /tilem)
Kajeng Kliwon Pamelastali (Watugunung Runtuh,yang datang setiap 6 bulan sekali )
Kajeng Kliwon Enyitan (Kajeng kliwon setelah bulan mati /tilem)
Kajeng Kliwon Pamelastali (Watugunung Runtuh,yang datang setiap 6 bulan sekali )
Pada zaman dulu ada kepercayaan
masyarakat Bali untuk menetralisir suatu penyakit pada hari Kajeng kliwon.
Maksudnya jika ada orang yang menderita sakit menahun seperti; Koreng,
Gondongan, Bisul, yang tidak sembuh- sembuh. Maka sakit itu bisa dibuang.
dengan cara menghaturkan segehan/ blabaran di penataran agung atau di pertigaan
agung, lengkap dengan banten yang telah ditentukan. Bisanya dipilih pada hari
kajeng kliwon pamelestali (5 hari sebelum piodalan Sang Hyang Haji Saraswati)
,yang disebut Watugunung Runtuh.
Rahina Kajeng Kliwon diperingati
sebagai hari turunnya para bhuta untuk mencari orang yang tidak melaksanakan
dharma agama dan pada hari ini pula para bhuta muncul menilai manusia yang
melaksanakan dharma. Diyakini pada Kajeng Kliwon hendaknya menghaturkan segehan
mancawarna. Tetabuhannya adalah tuak/ arak berem. Di bagian atas, di ambang
pintu gerbang (lebuh) harus dihaturkan canang burat wangi dan canang yasa.
Semuanya itu dipersembahkan kepada Ida Sang Hyang Durgha Dewi
Segehan dihaturkan di tiga tempat
yang berbeda yaitu:
1. Halaman Sanggah atau Mrajan, atau
di depan pelinggih pengaruman, dan ini di tujukan pada Sang Bhuta Bhucari.
2. Kemudian di halaman rumah atau pekarangan rumah tempat tinggal, dan ini ditujukan kepada Sang Kala Bhucari
3. Kemudian yang terakhir adalah dihaturkan di depan pintu gerbang pekarangan rumah atau di luar pintu rumah yang terluar, ini ditujukan kepada Sang Durgha Bhucari
2. Kemudian di halaman rumah atau pekarangan rumah tempat tinggal, dan ini ditujukan kepada Sang Kala Bhucari
3. Kemudian yang terakhir adalah dihaturkan di depan pintu gerbang pekarangan rumah atau di luar pintu rumah yang terluar, ini ditujukan kepada Sang Durgha Bhucari
Maksud dan tujuan menghaturkan segehan ini merupakan perwujudan bhakti dan sradha kita kepada Hyang Siwa ( Ida Sang Hyang Widhi Wasa) telah mengembalikan (Somya) Sang Tiga Bhucari. Berarti kita telah mengembalikan keseimbangan alam niskala dari alam bhuta menjadi alam dewa (penuh sinar).
Pada dasarnya hari Kajeng Kliwon
merupakan hari yang sangat keramat karena kekuatan negatif dari dalam diri
maupun dari luar manusia amat mudah muncul dan mengganggu kehidupan
manusia.Jadi dapat diambil kesimpulan adanya peringatan dan upacara yadnya pada
hari kajeng kliwon ini, dengan harapan bahwa baik secara sekala maupun niskala
dunia ataupun alam semesta ini tetap menjadi seimbang.
Dumogi bermanfaat, suksma,Om
Santih,Santih,Santih,Om
Sumber : sebuah status di Medsos FB.
ReplyDeleteYuk di add pin WA: +628122222995
Sabung ayam online dan semua jenis permainan judi online ..
Semua bonus menarik kami berikan setiap hari nya ... :)
www,bolavita, ltd sabung ayam filipina