KENALI BENJOLAN DI PAYUDARA
Benjolan yang ditemukan di payudara disebut dengan tumor payudara. Berdasarkan tipenya, tumor payudara dibedakan atas tumor jinak dan tumor ganas. Jadi bagi anda yang menemukan benjolan di payudara tidak perlu khawatir, karena tidak semua benjolan yang muncul di payudara bersifat ganas atau kanker. Untuk mengetahuinya secara dini, bisa dimulai dari diri sendiri dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri, yang lebih terkenal dengan nama “sadari” atau Breast Selt-Exam (BSE). Memang jarang wanita yang mau melakukan ini, karena khawatir menemukan sesuatu di payudaranya, dan ini kadal bisa menimbulkan rasa takut dan frustasi.
Pemeriksaan payudara secara rutin bisa dilakukan sebulan sekali, yaitu beberapa hari setelah mentruasi (pada hari ke 4 s.d hari ke 7 setelah hari pertama menstruasi). Karena pada menstruasi payudara anda akan terasa keras, membesar dan sakit, kemungkinannya sulit mendeteksi adanya benjolan. Bagi wanita yang telah manopause ( bagi wanita yang tidak masih mentruasi selama 1 tahun atau lebih) caranya adalah dengan memilih hari yang mudah diingat, misalnya dilakukan setiap tanggal 1 atau 30 tiap bulannya. Jadikan Sadari sebagai suatu kebiasaan, hingga lama kelamaan anda akan mengenali struktur payudara anda dan apabila ada sesuatu kelainan dapat langsung anda ketahui.
Berikut penjelasan mengenai langkah-langkah melalukan “Sadari” yang baik dan benar ;
1. Berdiri di depan kaca, lalu amati payudara anda. Lakukan ini pertama-tama dengan kedua lengan berada disamping badan, kemudian dalam posisi lengan berkacak pinggang, lalu dengan kedua lengan diatas kepala. Yang harus anda perhatikan adalah apakah bentuk kedua payudara simetris?, apakah ada kemerahan, benjolan, lekukan atau keanehan pada payudara dan puting.
2. Untuk memeriksa payudara kanan, angkat lengan kanan keatas kepala lalu raba payudara dengan menggunakan tangan kiri. Teknik yang benar adalah meraba dengan menggunakan bukju jari dari ketiga jari tengah, bukan dengan ujung jari. Raba payudara secara memutar mulai dari pukul 12 diatas puting lalu melingkar searah jarum jam. Setelah selesai satu lingkaran, mulai lagi dibagian yang lebih luar, demikian seterusnya hingga mengenai semua bagian payudara, termasuk sampai ketiak. Setelah itu tekan daerah sekitar puting, untuk melihat apakah keluar cairan dari puting. Ulangi pemeriksaan pada payudara satunya. 3. Lakukan pemeriksaan payudara sambil berbaring. Untuk pemeriksaan payudara kanan, letakkan bantal dibawah bahu kanan dan angkat lengan kanan ke atas kepala. Periksa payudara dengan cara yang sama sperti ketika sedang berdiri. Ulangi pemeriksaan pada payudara satunya.
4. Jika anda menemukan adanya keanehan, segerlah konsultasi kepada dokter.
Apabila ditemukan gejala seperti berikut, adanya benjolan yang keras di payudara, bentuk puting berubah (bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus menerus), keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak normal, yaitu cairan selain air susu atau darah (nipple discharge), ada perubahan pada kulit payudara diantaranya berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk, ada luka di payudara yang sulit sembuh, payudara terasa panas, memerah dan bengkak, terasa sakit dan nyeri , terasa gatal di daerah sekitar puting, benjolan yang keras itu tidak bergerak. Dan biasanya pada awal-awalnya tidak terasa sakit, maka gejala-gejala tersebut adalah gejala dari kanker payudara. Namun apabila bentuknya berupa benjolan padat , bulat, dan kenyal yang bergerak bebas pada payudara ketika didorong dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, serta tidak ditemukannya kelainan lain pada puting susu dan sekitar payudara, maka tumor tersebut bersifat jinak. Contohnya adalah fibroadenoma mammae atau lebih sering dikenal dengan istilah FAM. Selain dengan gerakan Sadari diatas, kanker payudara dapat juga diketahui dengan pengenalan faktor-faktor risiko, diantaranya benjolan muncul di usia diatas 35 tahun, riwayat di dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara, gaya hidup yang tidak sehat (diet tinggi lemak dan rendah serat), merokok, minum alkohol dan kurang olah raga, dan riwayat reproduktif wanita, sperti nuliparitas (melahirkan 1 anak), menarche pada usia muda (kurang dari 12 tahun), manaupose pada usia lebih tua (lebih dari 55 tahun), kehamilan poertama pada usia tua (diatas 35 tahun), menikah tetapi tidak memiliki anak, dan tidak pernah menyusui anak. Pemeriksaan mamografi secara teratur sangat disarankan bagi anda wanita yang menyadari memiliki resiko untuk mendapatkan kanker payudara. Mamografi merupakan alat untuk pemeriksaan kelenjar payudara dengan menggunakan sinar-X dosis rendah. Bagi wanita berusia 35 s.d 50 tahun sebaiknya pemeriksaan dilakukan 2 tahun sekali, sedangkan untuk yang berusia diatas 50 tahun, lakukan setahun sekali. Hanya dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan mengenal faktor resiko, anda dapat mendeteksi secara dini adanya benjolan pada payudara anda dan mencegah atau menurunkan resiko terjadinya kanker payudara. Bila benar ditemukan benjolan, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat, serta untuk mencegah perjalanan penyakit ini lebih lanjut. Karena apabila telah mencapai stadium lanjut, pengangkatan payudara kadang-kadang dilakukan untuk keselamatan penderita.-
Berikut penjelasan mengenai langkah-langkah melalukan “Sadari” yang baik dan benar ;
1. Berdiri di depan kaca, lalu amati payudara anda. Lakukan ini pertama-tama dengan kedua lengan berada disamping badan, kemudian dalam posisi lengan berkacak pinggang, lalu dengan kedua lengan diatas kepala. Yang harus anda perhatikan adalah apakah bentuk kedua payudara simetris?, apakah ada kemerahan, benjolan, lekukan atau keanehan pada payudara dan puting.
2. Untuk memeriksa payudara kanan, angkat lengan kanan keatas kepala lalu raba payudara dengan menggunakan tangan kiri. Teknik yang benar adalah meraba dengan menggunakan bukju jari dari ketiga jari tengah, bukan dengan ujung jari. Raba payudara secara memutar mulai dari pukul 12 diatas puting lalu melingkar searah jarum jam. Setelah selesai satu lingkaran, mulai lagi dibagian yang lebih luar, demikian seterusnya hingga mengenai semua bagian payudara, termasuk sampai ketiak. Setelah itu tekan daerah sekitar puting, untuk melihat apakah keluar cairan dari puting. Ulangi pemeriksaan pada payudara satunya. 3. Lakukan pemeriksaan payudara sambil berbaring. Untuk pemeriksaan payudara kanan, letakkan bantal dibawah bahu kanan dan angkat lengan kanan ke atas kepala. Periksa payudara dengan cara yang sama sperti ketika sedang berdiri. Ulangi pemeriksaan pada payudara satunya.
4. Jika anda menemukan adanya keanehan, segerlah konsultasi kepada dokter.
Apabila ditemukan gejala seperti berikut, adanya benjolan yang keras di payudara, bentuk puting berubah (bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus menerus), keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak normal, yaitu cairan selain air susu atau darah (nipple discharge), ada perubahan pada kulit payudara diantaranya berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk, ada luka di payudara yang sulit sembuh, payudara terasa panas, memerah dan bengkak, terasa sakit dan nyeri , terasa gatal di daerah sekitar puting, benjolan yang keras itu tidak bergerak. Dan biasanya pada awal-awalnya tidak terasa sakit, maka gejala-gejala tersebut adalah gejala dari kanker payudara. Namun apabila bentuknya berupa benjolan padat , bulat, dan kenyal yang bergerak bebas pada payudara ketika didorong dan biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, serta tidak ditemukannya kelainan lain pada puting susu dan sekitar payudara, maka tumor tersebut bersifat jinak. Contohnya adalah fibroadenoma mammae atau lebih sering dikenal dengan istilah FAM. Selain dengan gerakan Sadari diatas, kanker payudara dapat juga diketahui dengan pengenalan faktor-faktor risiko, diantaranya benjolan muncul di usia diatas 35 tahun, riwayat di dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara, gaya hidup yang tidak sehat (diet tinggi lemak dan rendah serat), merokok, minum alkohol dan kurang olah raga, dan riwayat reproduktif wanita, sperti nuliparitas (melahirkan 1 anak), menarche pada usia muda (kurang dari 12 tahun), manaupose pada usia lebih tua (lebih dari 55 tahun), kehamilan poertama pada usia tua (diatas 35 tahun), menikah tetapi tidak memiliki anak, dan tidak pernah menyusui anak. Pemeriksaan mamografi secara teratur sangat disarankan bagi anda wanita yang menyadari memiliki resiko untuk mendapatkan kanker payudara. Mamografi merupakan alat untuk pemeriksaan kelenjar payudara dengan menggunakan sinar-X dosis rendah. Bagi wanita berusia 35 s.d 50 tahun sebaiknya pemeriksaan dilakukan 2 tahun sekali, sedangkan untuk yang berusia diatas 50 tahun, lakukan setahun sekali. Hanya dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan mengenal faktor resiko, anda dapat mendeteksi secara dini adanya benjolan pada payudara anda dan mencegah atau menurunkan resiko terjadinya kanker payudara. Bila benar ditemukan benjolan, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat, serta untuk mencegah perjalanan penyakit ini lebih lanjut. Karena apabila telah mencapai stadium lanjut, pengangkatan payudara kadang-kadang dilakukan untuk keselamatan penderita.-
dr.Ni Nyoman Sri Rahayu Wulandari
dikutip dari >> Bali Post, Selasa Manis 31 Juli 2012
No comments:
Post a Comment