Tuesday, January 1, 2019

Sebagai tempat pemujaan terhadap arwah Sang Raja.



 
Berjarak sekitar 200 M dari anak tangga utama tempat dicandikannya pepatih raja
Berjarak sekitar 200 M dari anak tangga utama tempat dicandikannya pepatih raja
Pada media postingan ini saya beserta keluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada jajaran Pemerintah Daerah Tingkat II Gianyar atas kebijakan yang diterapkan di areal DTW Cagar Budaya Candi Tebing Gunung Kawi di banjar Penaka Desa Tampak Siring, Saya angkat topi karena semua pengunjung utamanya lokal Bali yang ke lokasi DTW dengan tujuan bersiarah/sembahyang dibebaskan / “free” dari tiket masuk, semoga kebijakan sejenis juga dapat ditiru oleh pemkab pemkab yang lainnya di seluruh Bali, utamanya pada DTW DTW yang berfungsi ganda “ sebagai obyek wisata dan tempat suci/pura” , astungkara Hyang Maha Bijak mendengar harapan ini.

Dengan 4 buah candi di barat sungai dicandikannya para selir raja
Dengan 4 buah candi di barat sungai dicandikannya para selir raja


Merupakan komplek candi utama ada 5 candi tebing, tempat dicandikannya keluarga raja Udayana ada di timur sungai pakerisan
Jembatan ini melintang diatas sungai pakerisan menghubungkan komplek candi kuluarga raja dengan komplek candi para selir serta pepatih yang ada di barat sungai.
Merupakan komplek candi utama ada 5 candi tebing, tempat dicandikannya keluarga raja Udayana ada di timur sungai pakerisan
Merupakan candi pertama paling utara menghadap ke tukad Pakerisan, sebagai tempat dipujanya arwah Sang Raja Udayana ( candi pertama dari 5 candi )


Di Hari Minggu terakhir tahun 2018 saya datang dari Desa Belimbing Kecamatan Pupuan Tabanan ke DTW Cagar Budaya Candi Tebing Gunung Kawi, dengan tujuan utama sejatinya adalah melepas sedikit kepenatan setelah kerja di sawah “saya petani walau tidak terampil bertani”, Saya ingin menyaksikan langsung peninggalan maha agung berbudaya tinggi para pendahulu penghuni Tanah Bali, ternyata memang benar adanya. Sekilas info yang telah sebagian besar orang tahu, bahwasanya di banjar Penaka  ada gugusan candi tebing yang jadi satu area tapi dipisahkan oleh sebuah sungai yakni Sungai Pakerisan, konon dari catatan yang ada oleh para pembaca prasasti disanalah tempatnya arwah Sang Raja Udayana, permaisurinya, anak-anaknya, selir, berikut pepatihnya di candikan dengan total candi tebingnya sepuluh buah. Menuruni anak tangga yang indah kearah sungai pakerisan, diseblah kanan ada jalan turunan di tepi sawah berjarak sekitar 200 meter menuju sebuah candi tempat diagungkannya  Sang Pepatih Raja. Lanjutkan turun anak tangga utama di tepi barat Sungai Pakerisan ditemuilah 4 candi lagi diyakini sebagai tempat pemujaan/tempat dicandikannya para selir raja, lanjut melewati jembatan indah diatas sungai Pakerisan, disebrang sungai belok ke kiri maka akan tiba di gugus candi utama jumlahnya lima. Candi tebing paling utara yang terpahat adalah tempat dicandikannya arwah Sang Raja Udayana, diseblahnya adalah Sang Permaisuri nan bijak di sanjung banyak orang pada zamannya yakni Mahendradattta/ Guna Pria Dharma Patni putri dari Jawa Timur, di seblahnya lagi adalah para putra-putra beliau diantaranya Marakatta dan Anak Wungsu. Jadi kelima candi utama itu adalah sebagai tempat pemujaan terhadap para arwah keluarga raja. Astungkara berguna untuk menambah sedikit info paling tidak sebagai bahan pengingat akan adanya ceritra sejarah.-




No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini