Tidaklah
merupakan suatu rahasia, apa lagi rahasia besar kalau kata bhur bwah swah itu
disetiap harinya keluar dari bibir bibir para penganut Hindu, karena kata kata
itu ada dalam mantram Tri Sandyanya umat Hindu. Namun dari kesekian banyak
mereka mereka yang acap mendengar kata bhur bwah swah tidak semuanya tahu
tentang makna kata itu. Sejatinya kata bhur bwah swah itu tiada lepas dari
keyakinan umat Hindu tentang adanya hukum karma/ karma pala, hasil dari semua
perbuatan semasa hidup di jagat ini. Juga kata bhur bwah swah itu, terkait
dengan keyakinan para umat Hindu tentang adanya reinkarnasi/punarbhawa/samsara.
Memang tiada terpungkiri antara karma pala dan penitisan kembali ke dunia
merupakan suatu hal yang saling tergantung. Bhur bwah swah, nyata-nyata berupa
tiga jenis kata yang pada akhirnya menunjukkan tiga hal yang berbeda yakni tiga
jenis tempat yang amat tergantung dengan yang namanya karma pala, tiga itu juga
disebut Tri ; bhuar bwah swah yakni tiga kelompok tempat/alam yang bila
diibaratkan undak, bhur paling bawah, bwah diatasnya, serta swah yang terakhir
(tertop).
Bhur,
Bwah, Swah di dalam ajaran Hindu disebut Tri Loka atau Tiga Alam, dengan pembagian asumsi sbb.
: Bhur Loka diyakini sebagai : lapisan dimensi Alam Bawah atau Alam Gelap.
Disebut alam bawah, bukan karena lokasinya yang di bawah, tetapi karena tingkat
kesadaran jiwa-jiwa yang menghuni alam ini jauh di bawah, atau jiwa-jiwa yang
terkatagori awidya (gelap). Penghuni
Alam Bhur Loka ini adalah para Bhuta
Kala, Memedi, Tonya, Wong Samar, atau mereka-mereka yang semasa hidupnya banyak
melakukan karma yang benar-benar buruk, atau mereka yang menyalahgunakan kesaktian/kewikanannya
untuk menyakiti orang-orang yang tidak
berdosa, dan sebagainya. Alam yang kedua sesuai keyakinan Umat Hindu dinamai
Bwah Loka merupakan lapisan dimensi siklus samsara/punarbhawa, dengan kata lain
berupa siklus kehidupan dan kematian.
Alam ini disebut juga Alam Tengah/Alam Madya dengan para penghuninya yakni manusia. Disebut alam tengah, bukan karena
lokasinya yang di tengah. Tetapi karena
jiwa-jiwa yang menetap di alam
ini bisa naik ke atas/Swah Loka, juga bisa jatuh ke Bhur Loka, bila karma mereka
buruk, maka dipastikan pada kelahiran berikutnya mereka akan menjelma menjadi
binatang dan kemudian menempati Alam Bawah (Bhur Loka). Demikian jua sebaliknya
bila karma mereka bagus, bisa dipastikan mereka akan mencapai alam sorga (Svah
Loka / alam Atas), atau mungkin mencapai moksa dan menyatu
dengan Sang Pencipta di Svah
Loka. Alam yang ketiga sesuai keyakinan para penganut Hindu disebut Swah Loka,
adalah lapisan dimensi alam atas disebut juga alam cahaya, dimana alam ini
dihuni oleh para Bidadari, Dewa-dewi, Gandharwa, Yaksha, serta yang lainnya.
Berada di alam Swah Loka akan terasa
benar yang namanya vibrasi kesucian itu, yang memang luar biasa. Kilauan cahaya
keemasan dari para dewa akan membuat bhatin para penghuni alam ini menjadi
sejuk serta dipenuhi dengan energi kesucian nan memukau. Hanya mereka yang
bisa meningkatkan kwalitas hidupnya sajalah yang dapat menempati alam ini,
serta mereka yang memiliki jnana atau pengetahuan tinggi tentang inti hakekat
hidup.-
No comments:
Post a Comment