Friday, February 9, 2018

Pura Alas Kedaton, tempat suci untuk seorang raja.



Pada suatu masa di waktu yang telah lalu, jagat Bali nan kecil itu pernah labil bidang ketentraman atau kedamaiannya dalam waktu yang cukup lama, penyebab utamanya tidak lain karena di nusa nan kecil itu ada lebih dari lima aliran kepercayaan yang kesemuanya menjalankan aktivitas kesehariannya mendekatkan diri dengan Tuhan dengan caranya masing-masing, tiada dinyana ketersinggungan diantara aliran keyakinanpun tersemai saban waktu.Aliran keyakinan kepadaNya itulah disebut sekte diantaranya : Sambu,Khala, Brahma, Wisnu,Iswara, serta Bayu, lumrah dengan nama Sad Paksa.  Berkat kebijaksanaan raja nan bijak raja Bali  Raja Masula Masauli/ Maheswara Maheswari mendatangkan para Bagawantha yang ahli dalam bidangnya masing-masing dari Jawa Timur, diantaranya ada yang bernama Mpu Kuturan. Disaat mendampingi jalannya roda pemerintahan Raja Suami Istri Mpu Kuturan disebut juga Mpu Raja Kerta sejenis menteri kehakiman. Adapun ide/inspirasi untuk membangun aneka parahyangan/replika sorga di tanah Bali termasuk diantaranya agar di bangun sebuah kahyangan tiga pada setiap desa pekraman di bawanya dari tanah Jawi sebelum Sang Mpu menginjakkan kakinya di Bali pada Buda Kliwon Pahang, Madhuraksa (penanggal ping nem) Candra Sangkala Agni Suku Babahan, saat tahun saka 923, selanjutnya berparahyangan di Padangbai, dimana kini keloktah dengan nama Pura Silayukti. Diantara ide cemerlang Sang Mpu disebutkan agar dibangun sekelompok pura yang terdiri dari tiga jenis ; Pura Desa, Pura Puseh, dan Pura Dalem dengan nama baku Pura Kahyangan Tiga, kesehariannya diempon oleh sebuah desa pekraman. Tentang Pura Dalem >  Pura Dalem merupakan salah satu Pura Kahyangan Tiga Desa, disamping Pura Desa dan Pura Puseh.Kata ”Dalem” berarti ; jauh atau sulit dicapai. Pura Dalem adalah sthana Dewi Durga, yaitu saktinya (istrinya) Siwa dalam wujud krodha/murka. Durga itu berarti ; jangan mendekat. Pura Dalem adalah replika/ bentuk tiruan Neraka, dimana Pura Dalem merupakan tempat berkumpulnya para roh serta terdapatnya berbagai tempat penyiksaan yang tidak kasat mata, misalnya ; Tegal Penangsaran, Titi Ugal-agil, Titi Gonggang, Batu Macepat, Kawah Cambragemuka, dsb. Selain konsep pura kahyangan tiga, Sang Mpu juga beriniasiatif membangun aneka pura yang wawasan penyungsungnya lebih luas, diantaranya ada pura untuk Bhatara di Besakih, Bhatara di Batu Madeg, Bhatara di Batu Menyeneng, Bhatara di Pintuaji, Bhatara di Kedaton, Bhatara Ditengah Mel, Bhatara di Tampurhyang, dsb. Demikianlah diantaranya persembahan raja Suami Istri dibawa oleh Mpu Kuturan/Raja Kertha saat pusat pemerintahan berkedudukan di Pejeng.


Selintas tentang Raja Suami Istri nan bijak itu ; Ntah dalam kurun waktu berapa lama Dalem Bhatara Guru (Sri Jaya Kesunu) bertahta di tanah Bali, kemudian Beliau berputra kembar buncing (diyakini anak yang lahir telah membawa jodohnya sendiri dari sana). Yang laki-laki dinamakan Sang Dhana Diraja Ketana, dan yang perempuan diberi nama Sang Dhana Dewi Ketu. Sejalan dengan waktu yang berlalu, dikisahkan kedua putra sang rajapun telah dewasa, maka keduanyapun dikawainkan/dibuncingkan selanjutnya dinobatkan sebagai raja Bali, dengan nama abiseka Bhatara Parameswara Sri Wirama Namasiwaya Sri Dhana Diraja Lancana, dan permaisurinya bernama Paduka Bhatara Sri Dhana Dewi Ketu, dimana warga senusantara menamai Maheswara-Maheswari. Saat mendampingi pemerintahan Raja Suami Istri itulah Mpu Raja Kertha juga mendirikan sebuah pura di tengah hutan, dengan candi bentar menghadap ke barat, yang jika di lihat dari segi nama, pura ini adalah pura milik penguasa (raja). Kata alas berarti hutan, kata kedaton/kedatuan berasal dari kata daton. Kata daton adalah kata jadian yang asalnya datu-an atau ratu-an. Ratu adalah raja perempuan, riilnya kata datu-an atau ratu-an secara lumrah sebagai tempat sang raja. Dengan demikian Pura Alas Kedaton bermakna sebagai tempat suci untuk seorang raja. Letak pastinya Pura Alas Kedaton itu di desa Kukuh  Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan dengan status sebagai Kahyangan Jagat.-

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini