Sunday, January 14, 2018

Sebagai tanda daerah itu subur



" lingga yoni "

Hindu itu bukan rahasia lagi jika dalam ajarannya juga mengandung unsus harmonisasi hubungan antar manusia juga alam sekitar, dengan memposisikan unsur manusia sebagai alam mikro serta alam raya sebagai alam makro, lugas prinsip itu melahirkan pandangan bahwa bagian tubuh tertentu memiliki kekuatan yang lebih besar dari pada bagian-bagian tubuh yang lain. Riilnya bagian muka seseorang paling dianggap memiliki kekuatan, disamping karena paras seseorang dominan nian mawakili manusia, itulah menyebab terkuat bagian muka seseorang acap dicantumkan dalam berbagai benda.  Ajaran Hindu itu dari sejak nguni telah mecantumkan bahwasanya bagian genetelia mahluk hidup memiliki aneka kekuatan yang  bisa menolak pengaruh buruk disamping diyakini sebagai pemberi kesuburan. Dari zaman prasejarah dahulu memunculkan pengkultusan terhadap phallus/penis yang diwujudkan dalam pemujaan sebagai batu tegak. Maka para pengguna batu besar (megalitik), banyak yang mendirikan batu tegak sebagai obyek pemujaan, serta acap didampingi batu berbentuk lumpang (simbul yoni/vagina), cara penempatannya ada secara terpisah terkadang ada juga yang disatukan.  Terkenallah batu tegak itu dengan sebutan “lingga”,  dalam jajaran Hindu lingga itu tiada lain merupakan perwujudan Dewa Siwa dalam wujud kelamin laki-laki. [ sesuai lakon ceritra, “ Siwa menampakkan diri sebagai seorang pemuda nan tampan telanjang bulat di dekat sebuah asrama putri, gemparlah para penghuni asrama. Pendeta pemimpin  asrama mengutuk agar kemaluan pemuda itu jatuh, kutukanpun bertuah, jatuhlah kemaluan sang pemuda yang tiada lain sebenarnya Dewa Siwa… berubah wujud menjadi lingga disertai gempa bumi nan hebat. Para dewa memohon agar Siwa bersedia kembali memasang lingganya, Siwapun menyanggupi memasang lingganya dengan syarat para manusia menghormatinya lingganya.]

Linggz itu, bznyak jenisnya

Lingga adalah perwujudan Dewa Siwa, sedangkan yoni adalah adalah gambaran atas kelamin wanita sebagai perwujudan saktinya Siwa. Perpaduan keduanya melambangkan kesuburan Untuk mengekpresikan hubungan itu maka dikenallah istilah  Sanghyang Akasa (Bapa Akasa) dimana langit dilambangkan sebagai laki-laki dan Sanghyang Pertiwi (Ibu Pertiwi)  dimana tanah/bumi dilambangkan sebagai ibu . Jelas tergurat dari kedua efek yang berlawanan itu penyatuan diantara kedua unsur itu di buana agung (alam raya) menimbulkan panas dari panas menimbulkan buih/awan, serta dari awan melahirkan hujan. Dari hujan mendatangkan kesuburan dari kesuburan itulah tercipta sarwa pranihitangkara  (serba tumbuh/hidup) Dalam buana alit/alam mikro/manusia juga demikian halnya, dari penyatuan purusa/laki-laki dengan pradana/wanita timbul panas  dari panas timbul air yang kemudian menimbulkan benih benih kehidupan (benih mahluk hidup). Dengan adanya lingga yoni disuatu tempat menandakan bahwa tempat tersebut adalah daerah yang subur. Lingga yoni paling sering ditemukan berada di dekat candi. Lingga berbentuk batu tegak seperti kemaluan laki - laki dengan bentuk bujur sangkar pada bagian paling bawah, segi delapan pada bagian tengah dan bulat di bagian teratas. Lingga berasal dari kata sansekerta yang berarti tanda, ciri, isyarat, bukti dan keterangan.




Catatan kecil tentang Dewa Siwa……………………( 15 Januari 2018, HR Siwa Ratri)

“ Dewa Siwa itulah Tuhan “
Kalau kemudian ada yang dengan ragu-ragu bertanya ; ”Tuhan atau Ida Sanghyang Widhi itu sebenarnya siapa ?”, maka dengan tidak ragu_ragu saya akan menjawab ; ”Beliaulah Tuhan Siwa !”. Kenapa ? Karena Tuhan Siwa itu adalah ”penguasa” segala-galanya ! Ketika mencipta dunia ini dengan segala isinya, maka ia mengambil wujud (berbadan) ”Brahma”. Juga ketika ia ”memelihara” dunia ini dengan segala isinya, ia berbadan ”Wisnu”. Demikian juga ketika ia ”mralina” (melebur) alam ini, maka ia berbadan ”Siwa”. Karena ketiga bentuknya ini, maka ia disebut ”Dewa Tri Murti”. Tri artinya ”tiga”, dan murti artinya ”bentuk/wujud”, karena sejatinya ia adalah ”tunggal” (esa). Pada awal masa penciptaan alam semesta, banyak para Dewa yang menyangsikan kekuatan Siwa dengan ”saktinya”. Akhirnya apa yang disangsikan para Dewa terbukti. Siwa menjadi murka karena dirinya terus dilecehkan ! Ratusan Dewa tewas terbunuh karena amarah Siwa yang tidak terkendali,dan akhirnya mereka memohon ampun atas kehilapan mereka, yaitu telah melecehkan Siwa. Dia adalah Mahadewa dengan lima kepala dan sepuluh tangan. Disebut Mahadewa karena Dia adalah dewanya para Dewa !
 


No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini