Saturday, November 25, 2017

Sempat ditanam kala penjajahan Jepang di Bali





Bali itu adalah merupakan suatu hal yang demikian jelasnya merupakan bagian dari NKRI, walau tiada terpungkiri latah terjadi suatu tanya di luar negeri sana “ Bali itu disebelah mananya Indonesia? “. Kita semua tahu dari sejak nguni Bali itu merupakan salah satu bagian kecil dari gugusan pulau yang tenar menyandang sebutan Nusantara, di era imprialis dulu zamannya bangsa-bangsa maju saling berlomba mengadakan suatu program yang bernama ekspansi,  Nusantara itu tidak luput dari jamahan kaum imprialis. Pulau Balipun tidak luput dari injakan kaki para penjajah, yang notabene menimbulkan aneka jenis yang terkonotasi penderitaan bagi kaum yang terjajah.,  Jenis penderitaan yang timbulpun beraneka warna, diantaranya terkekangnya suatu kebudayaan, untuk melestarikannya dipenuhi oleh rasa takut serta was-was akan ultimatum dari para penjajah.  Riilnya di tanah Bali, kita semua tahu kebudayaan itu banyak ragamnya di pulau kecil yang satu ini, sebut saja kesenian daerah yang ada di Bali kala penjajahan dahulu mampu bertahan namun nyata jalan ditempat, karena kebebasan berkesenianpun dibatasi, mungkin karena kesenian itu salah satu jenis yang membuat manusia itu bertambah pintar (kian terbukanya daya nalar para pelaku seni). Di media majalah Bali Post edisi 206, di tuturkan oleh seorang pinih sepuh seni bahwasanya alat musik  Bali yang bernama angklung sempat ditanam di dalam tanah agar tidak dirampas oleh para penjajah dari Jepang itu.

Angklung, khususnya angklung Bali yang dominan berbentuk gamelan gong berbahan perunggu dengan ukuran lebih kecil (dapat dikatakan merupakan adiknya) dari alat musik gong Bali, angklung Bali dan gong Bali jenisnya  hampir sama dimana sebagian tertentu dari alat musik itu dapat dipakai untuk mementaskan suatu tabuh yang disebut bleganjur. Angklung Bali itu sejatinya merupakan salah satu seni kerawitan/gamelan tradisionalnya Bali. Karawitan adalah merupakan seni suara daerah, baik vokal  /  musik (instrumen) yang mempunyai klarifikasi dan perkembangan dari daerahnya itu sendiri. Tentang Angklung Bali karena merupakan salah satu bentuk kesenian yang dominan menyajikan unsur instrumen maka dikatagorikan kerawitan gending. Lumrahnya agar dapat memainkan gamelan angklung Bali belajar secara otodidak, atau secara turun temurun makanya angklung Bali itu di era era ini kian tergerus zaman, dapat dikatakan di kalahkan oleh jenis kerawitan lainnya yang latah di ajarkan lewat pendidikan formal, contohnya banyak diciptakan aneka jenis tabuh tarian-tarian modern.  Ketahuilah juga, angklung Bali itu merupakan suatu jenis kelompok/sekaa (bhs.Bali) yang mana kebanyakan dari  sekaa itu berawal dari sejenis kelompok suka duka di Bali, salah satunya ada sekaa semal  (kelompok pemburu tupai),  para anggota kelompok tidak jarang membeli peralatan gamelan angklung dengan mencicil/ seke bedik (bhs.Bali) . Dengan urunan yang tidak banyak mereka membeli gamelan pokoknya dahulu, kemudian mereka acap tampil/keupah (bhs.Bali) tentu memperoleh uang. Dari hasil upah tampil itulah mereka membeli alat musik  angklung berikutnya hingga lengkap menjadi satu barung. Angklung Bali itu juga merupakan salah satu serana penting saat saat  ritual keagamaan Hindu di Bali, misalnya saat upacara ngaben, potong gigi, serta lainnya.

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini