Thursday, November 23, 2017

Baru ditemukan tahun 2017




Sebagai manusia yang merupakan ciptaanNya yang paling sempurna, memang tiada henti hentinya berkarya atau inovasi tiada henti. Inovasi itu dalam segala jenis aktivitas keseharian yang inti utamanya sama yakni terus berusaha agar hari ini lebih baik dari kemarin, serta esokpun lebih baik dari hari ini demikian seterusnya. Maka tidaklah mustahil, kini kita semua beradana di era modern, era komputer, era serba online yang kesemuanya tercakup indah dalam istilah era mengglobal nan serba instan, maka tidak heran android berkata “dunia dalam genggaman”. Peradaban manusiapun demikian jua misalnya yang terbilang kuno pada zamannya dahulu riil ada era suatu zaman Yunani-Romawi, Bangsa Mesir Kuno yang hingga di zaman ini tetap terkenal dengan karya besarnya yang bernama mumi terkait erat lengket dengan piramidnya, berbagai ceritra menarik pernah tersebar ke seantero jagat tentang mumi dan piramid itu. Ketahuilah bangsa Mesir kuno membuat mumi karena mereka percaya dalam kehidupan setelah kematian, seseorang membutuhkan tubuhnya tetap utuh untuk digunakan di akhirat, merupakan suatu keyakinan pada suatu tempat oleh sekelompok bangsa. Adapun proses pembuatan mumi bukanlah sesuatu yang baku. Seiring dengan perkembangan zaman, metode baru terus ditemukan untuk menyempurnakan metode sebelumnya. Pada awalnya dahulu,  orang Mesir kuno membuat mumi dengan hanya membungkus mayat menggunakan banyak lapisan perban linen, kemudian seiring inovasi tiada henti maka ditemukan cara baru dengan metode baru yaitu dengan merendam perban linen dalam resin yang membuat kain linen mengeras.Kain linenpun  mengeras menjadi semacam cangkang yang melindungi mumi sehingga terhindar dari paparan udara luar. Dengan cara ini ini juga memungkinkan untuk mencetak wajah mumi sehingga nampak lebih realistis.
Sejalan dengan waktu proses pembuatan mumi semakin sempurna dengan ditemukannya natron atau sejenis garam alami, cara pembalsemanpun ditemukan, yang namanya proses pembusukanpun tercegah. Namun demikian bagian organ dalam masih tetap harus dikeluarkan, kecuali jantung. Acap juga,  mayat diolesi dengan minyak dan rempah-rempah sebagai bagian dari proses pembalseman. Ada masker berbahan  resin yang mengeras acap ditempatkan di atas kepala dan bahu mumi agar mereka memiliki identitas yang dapat dibedakan di akhirat, demikian sebagian dari kepercayaan mereka. Pemakaman baru bisa dilakukan setelah waktu dua bulan, karena proses pemumian butuh waktu enam puluh hari. Terkait dengan mumi serta yang lainnya yang berkatagori lama dalam artian usia puluhan atau ratusan tahun, arkeologlah yang deminan berperan karena itu bidangnya, penelitian. Mereka itu umumnya merupakan suatu tim saat melaksanakan tugasnya, penelitian untuk kepentingan kemanusiaan, mulia memang tugas mereka.
salah satu contoh, seorang arkeolog sedang  menjalankan tugasnya pada suatu tempat peneltian

 Arkeolog itu mendunia, di tahun 2017 tim arkeolog Rusia menemukan mumi yang masih awet dari era Yunani-Romawi dalam sebuah peti mati kayu dimana penutup peti telah rusak dan bagian bawahnya ada retakan,  di selatan Kairo.Penemuannya dekat kota New Fayoum sekitar 80 kilo meter diselatan ibu kota Mesir. Sebuah mumi yang masih awet ditemukan terbungkus kain dengan wajah tertutupi topeng berwarna biru dan emas. Ditemukan di dekat sebuah biara pada suatu desa, Qalamshah. Diinformasikan di Tabloid Pendidikan Indonesia volume 8, November 2017, bahwa tim arkeolog dari Rusia itu telah beroprasi di tempat tersebut sejak tujuh tahun lalu (2010).-

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini