Sunday, September 24, 2017

Ternakpun dibawa serta



Salam tangguh, Salam kemanusiaan
 
Gunug Api Agung  24-9-2017 berstatus awas
Banyak nama tempat di kabupaten Karangasem Bali menjadi lebih pamiliar di bulan September 2017, karena aktifnya gunung api Agung setelah tidur selama 54 tahun. Status  gunung api yang tertinggi di tanah Bali itu dari hari ke hari di bulan kesembilan 2017 terus ditingkatkan dari siaga level terendah hingga pada tanggal 22 September 2017 jam 20.30 waktu Bali menjadi status awas level 4. Gelombang pengungsipun meningkat keluar dari daerah Karangasem menuju zona aman, dan sempat memacetkan paling tidak membuat arus lalin padat merayap di seputar Desa Manggis dan Rendang usai status awas dimumkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Alam. Sebut saja daerah bernama Sebudi, Temukus, Sogra, Yeh Hee, Tebola, Wisma Kerta dan lainnya setiap hari di sebutkan via pemancar radio amatir di freuansi 14.680.00 MHz, dimana frekuansi tersebut jadi pilihan jajaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana daerah Bali bersama kesekian jumlah para relawannya. Setia mengemban  amanat menyelamatkan kehidupan sesama yang kena musibah, salam tangguh salam kemanusiaan itulah motonya dikala mengemban tugas mulia itu. Duka para relawan tidak terhingga dari lelah, letih hingga kesabaran terus diuji, karena 24 jam lebih  frekuensi  14.680.00 MHz terus kena jem oleh mereka-mereka yang tidak bertanggung jawab dan tidak memiliki rasa welas asih serta kemanusiaan kepada mereka yang terkena musibah. Posko posko pengkoordiniran arus pengungsian diantaranya ada : posko Selat di kantor camat Selat, posko Rendang, posko Manggis, posko Tanah Ampo (posko induk), dan sejak 24 September 2017 terdengar ada posko Dano Tempe, serta posko-posko lainnya yang tersebar di banyak tempat di kabupaten – kabupaten di Bali. Secara global di saat-saat tanggap bencana dan kemanusiaan (masa pengungsian) pengkoordiniran para pengungsi dilakukan oleh masing-masing ketua kewilayahan (kades, kelian dinas, camat,  dsb) rata-rata mereka membawa radio-radio kecil (brik) disamping HP.

24 September 2017, susana lingkungan yang ditinggal mengungsi
mereka yang ada di pengungsian, 24 -09-2017

Sejak 21 September 2017 dini hari jajaran pemda Bali dengan BNPBnya mulai mengevakuasi warga Karangasem yang ada di daerah kawasan rawan bencana, menuju tempat-tempat pengungsian. Mereka mengungsi membawa aneka perlengkapan seperti pakaian, tikar, makanan ringan seadanya.  Setelah siang tiba acara pengevakuasian wargapun terus di lanjutkan dan diantara kesempatan yang masih ada aneka ternakpun di bawa : ayam, kambing, sapi dan yang lainnya. Namun demikian, di daerah Karangasem itu banyak warga yang beternak sapi lebih dari seekor bahkan sampai lima, maka banyak diantara mereka menangguhkan mengungsinya karena saking sulitnya mencari solusi untuk ternak-ternaknya, kasihan memang. Cerita pilupun tercipta diantara gerahnya suasan aktifnya gunung api Agung, salah satunya adalah banyak diantara mereka terpisah dengan keluarga, belum lagi para pengunsi itu banyak yang meninggalkan ternak-ternaknya, walau diantaranya ada bisa terjual dengan harga murah.
mereka balita di pengungsian, September 2017  "ada duka yang terasa "
anjingpun "menangis" saat ditinggal mengunsi oleh majikannya...................... manyayat hati

Karena kewajiban pemda Balipun mempersiapkan yang namanya tanggap darurat, riil diberdirikan posko pusat taktis di areal pelabuhan kapal pesiar  Tanah Ampo,  serta pemda Bali menyatakan siap menghadapi suasana terburuk akibat aktifnya gunung api Agung, yang sempat tertidur lebih dari setengah abad.

Rasa nasionalisme nan tinggi ditunjukkan oleh saudara-saudara kita di kawasan Tengger Jatim atas musibah gunung api Agung yang mengarah ke tanda-tanda akan meletus saat September-Oktober 2017 seperti yang diposting oleh saudara Ketut, di akun FBnya, sbb :



SATYAM SIWAM SUNDARAM,
KAMI ATAS NAMA RAKYAT BALI MENGUCAPKAN TRIMAKASIH ANGAYU BAGYA ATAS KEPEDULIAN SAUDARA UMAT HINDU TENGGER YANG TELAH MENYISIHKAN HASIL PANENNYA UNTUK MERINGANKAN BEBAN PARA KORBAN ERUPSI GUNUNG AGUNG.
Semoga ikatan tali persaudaraan kita semakin kuat didasari Dharma dan selalu dalam lindungan para leluhur kita Majapahit serta HYANG WIDHI senantiasa melimpahkan rejeki dan kedamaian buat kita
Astungkara,
Suwun. Rahayu.
 berikut gambar yang ditampilkan : 



Ketut , Inilah bentuk nyata persaudaraan dan kepedulian umat Hindu Tengger Bromo, untuk meringankan beban sauadra kita yg lagi krna bencana erupsi Gunung Agung. SUKSME saudaraku semoga Hyang Widhi sebantiasa melimpahkan panen yg melimpah buat saudaraku umat Hindu di Tengger , Bromo.

Ketut , Inilah bentuk nyata persaudaraan dan kepedulian umat Hindu Tengger Bromo, untuk meringankan beban sauadra kita yg lagi krna bencana erupsi Gunung Agung. SUKSME saudaraku semoga Hyang Widhi sebantiasa melimpahkan panen yg melimpah buat saudaraku umat Hindu di Tengger , Bromo.

Ketut , Inilah bentuk nyata persaudaraan dan kepedulian umat Hindu Tengger Bromo, untuk meringankan beban sauadra kita yg lagi krna bencana erupsi Gunung Agung. SUKSME saudaraku semoga Hyang Widhi sebantiasa melimpahkan panen yg melimpah buat saudaraku umat Hindu di Tengger , Bromo.

Ketut , Inilah bentuk nyata persaudaraan dan kepedulian umat Hindu Tengger Bromo, untuk meringankan beban sauadra kita yg lagi krna bencana erupsi Gunung Agung. SUKSME saudaraku semoga Hyang Widhi sebantiasa melimpahkan panen yg melimpah buat saudaraku umat Hindu di Tengger , Bromo.


Ketut , Inilah bentuk nyata persaudaraan dan kepedulian umat Hindu Tengger Bromo, untuk meringankan beban sauadra kita yg lagi krna bencana erupsi Gunung Agung. SUKSME saudaraku semoga Hyang Widhi sebantiasa melimpahkan panen yg melimpah buat saudaraku umat Hindu di Tengger , Bromo.





No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini