Saturday, September 23, 2017

Gunung Agung oooh teganya engkau





Gunung Agung  memiliki sejarah letusan yang tercatat terbesar pada 1963. Sebelumnya, gunung itu meletus pada 1808, 1821, dan 1843 (https://kumparan.com)

wajah pada suatu sisi gunung Agung, saat berstatus awas September 2017
gunung api Agung nampak dari Tianyar 25 September 2017 [ status AWAS ]

mereka yang mengungsi saat gunung Agung berstatus siaga level 3, bulan September 2017

" Salam tangguh, Salam kemanusiaan " Sekiranya tidak ada orang yang tahu pulau Bali, tidak mengetahui tentang gunung berapi aktif yang ada di nusa kecil itu, Gunung Agung yang di sucikan dihormati oleh warga pribumi Bali (baca Hindu Bali) merupakan gunung tertinggi di Bali ( lebih dari 3000 meter diatas permukaan laut).  Gunung ini terletak di kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Dilereng gunung tinggi itulah Pura Agung Besakih berada, kokoh tegar sejak ratusan tahun lalu, aneka jenis bencana alam telah menerpanya, namun Pura Besakih tetap ajeg tegar hingga menjadi kekaguman warga sejagat. Ketahuilah suatu info dari dunia maya (google) menyebutkan, kala itu tahun 1963 Gunung Agung meletus menewaskan lebih dari seribu orang Bali, saat-saat kristis menjelang meletusnya gunung Agung kala itu di Pura Besakih tengah ada kegiatan persiapan penyelenggaraan upacara Eka Dasa Rudra  ( 8 Maret 1963 ). Pura Besakih berjarak sekitar 6,5 Km dari puncak gunung Agung, kala itu arahan dari jawatan geologi dibaikan warga demi terselengnggaranya upacara Eka Dasa Rudra itu, pemerintah dengan jajarannya saat itu menetapkan zona bahaya gunung Agung dalam radius 5 Km dari puncak gunung. Ketahuilah gunung Agung itu adalah gunung berapi bertipe stratovolcano, gunung ini memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap serta uap air. Dari Pura Besakih gunung ini nampak dengan kerucut runcing sempurna, tetapi sebenarnya puncak gunung ini memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar.
mereka yang mengungsi saat gunung Agung berstatus awas, September 2017

Setelah setengah abad lebih atau 54 tahun berlalu, gunung Agung dapat memulihkan tenaga untuk aktif kembali di September 2017 kembali tanah Bali bagian timur berkali-kali terguncang gempa. Ibarat Sang Dasamuka terbangun dari lelap tidurnya, di  September 2017 dalam sehari gempa terjadi lebih dari 500 kali. Riil 20 september 2017 gempa yang dinamakan vulkanik dalam dan vulkanik dangkal terjadi 571 kali, padahal kala itu gunung Agung berstatus siaga level 3. Namun demikian jajaran pemerintah dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Alam (BNPB) serta para relawan (salah satunya Pak Wayan Suara  HP dan WA  085338100400 ) telah bertindak sigap mulai 21 September dini hari mengevakuasi para penduduk ke daerah aman (diluar radius 6 Km dari kawah) diantaranya ke Tebola, Wisma Kerta, Rendang, dan tempat lainnya. Tidak salah kiranya jika dikatakan saat-saat itu kita semua tengah berlomba dengan alam ( menyelamatkan diri sebelum gunung Agung meletus), diantara lomba yang berlangsung hitungan haripun tiba 22 September 2017 jam 20.30  waktu Bali pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Geologi (PVMBG) menetapkan status gunung tertinggi di Bali itu ke status awas level 4.  Awas status tingkatan tertinggi untuk gunung api. Radius larangan aktifitas (harus dikosongkan) meluas dari 6 Km menjadi 9 Km. yang sektoral dari 7 menjadi 12 Km dari kawah. Tercatat kala itu kantung magma tetap, dan naik kepermukaan gempapun kian intensif, meletusnya si Gunung Agung tidak dapat dipastikan saatnya. Secara visual memang belum nampak kepulan abu dan asap dari gunung Agung, namun tiga hari terakhir kegempaan terus meningkat (serupa dengan tahun 1963 lalu)  Di lain sisi, sejumlah binatang yang selama ini hidup di areal puncak gunung Gunung telah mulai turun ke lereng gunung ( kera dan ular ), da nada yang sampai masuk ke pemukiman warga. Turunnya para binatang ke lereng gunung merupakan suatu pertanda akan terjadi erupsi, demikian keterangan tokoh masyarakat desa Sogra kecamatan Selat.Harapan kita semua semoga pertanda akan meletusnya gunung agung dari sisi niskla (kasat mata) berupa suara gamelan bleganjur tidak ada dan gunung Agungpun urung meletus, ……………. “astungkara”




No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini