Sunday, May 21, 2017

Mebiyukukung / maben



 
pada penjor digantungkan juga jejaitan bulan, matan ai, jan, temuat, ketipat kukur sepasang, juga sampian beserta ketipat kukur yang tengah mengeram telur.
 
pada penjor digantungkan juga jejaitan bulan, matan ai, jan, temuat, ketipat kukur sepasang, juga sampian beserta ketipat kukur yang tengah mengeram telur.
Kita kembali ke Desa Wisata Belimbing, desa kelahiran saya ;  Sebagai penyandang desa wisata salah satu kebanggaan  kabupaten Kota Pelangi Tabanan, aneka ritual keagamaan Hindu juga lestari di Desa Belimbing misalnya ritual keagamaan yang berkaitan erat dengan rutinitas aktivitas para petani warga desa. Semestinya kita semua tidak apreori munafik jika berbicara tentang ritual salah satu agama di NKRI ini, karena adanya ritual keagamaan itulah yang namanya budaya (baca kebudayaan) di Nusantara ini kian kaya model. Nusantara itu dari sejak nguni warganya mayoritas sebagai petani, julukan negeri agrarispun tersandang. Sebagai warga agraris yang notabene juga percaya akan adaNya yang umumnya ungkapan rasa syukur tak pernah putus akan anugrahNya maka tidaklah mengherankan yang namanya tradisi / aneka ritual agraris juga terlakoni dalam aneka aktivitas bertani misalnya di Bali ada istilah mebiyukukung, mebanten mule / nuasen nandur, dan ritual agraris lainnya.
 
ritual agraris mebiyukukung/maben wajib memakai penjor
Khususnya di Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan Bali  (Bali Selatan) ritual agraris mebiyukukung itu lebih dikenal dengan istilah maben. Tradisi mebiyukukung/maben di laksanakan saat menjelang panen  ( saat padi telah menguning ). Upacara mebiyukukung/maben ini sejatinya lebih tepat dikatakan sebagai ungkapan rasa syukur para petani atas limpahan rahmatNya yang riil burupa padi yang siap untuk dipanen, selain itu para penganut Hindu nan taat itu juga percaya akan adanya yang menjaga keselamatan tanaman padi di sawah hingga sampai menghasilkan padi, maka etikapun juga dijalankan. Mebiyukukung/maben itu juga sebagai serana memohon izin kepadaNya untuk nantinya padi yang telah masak (kuning ranum) akan di panen.
 
contoh tempat suci di sawah (sanggah tambak yeh ) di Desa Belimbing saat upacara mebiyukukung/maben
 
upacara mebiyukukung tidak wajib di puput oleh pemangku, lumrahnya dilakukan oleh masing-masing pemilik sawah tapi kebanyakan dilakukan oleh para wanita/ibu yang identik dengan keberadaan Dewi Sri (Dewanya Padi) adalah seorang Dewi/Dewa Perempuan
Sedikit tentang kelengkapan serana ritual agraris mebiyukukung/maben khususnya di Desa Belimbing. Seperti lazimnya ungkapan syukur umat Hindu akan anugrahNya acap disertai dengan penjor (bambu berhiaskan janur)  kala ritual agraris mebiyukukung/maben di laksanakan juga dibuat sebuah penjor lengkap beserta sampiannya yang berisi ketipat kukur yang tengah mengeram telur, di penjor juga ada jejaitan yang dinamai bulan, matan ai (matahari), jan (tangga), temuat, dan ada juga ebeg.  Sedangkan serana bantennya dilengkapi dengan aneka jenis ketipat yang lumrah disebut “ketipat sri-rian “ diantaranya  ada ketipat sri genep, sri negak, sri lepet serta yang lainnya. Dibilang unik juga boleh, karena pada saat melaksanakan ritual agraris mebiyukukung/maben wajib ada janur sebagai serana penjor dan menghias tempat suci (sanggah di sawah).

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini