Monday, August 29, 2016

Hindu, memandang wanita



  Dapat di terima di keluarga besar suami, adalah impian bagi setiap wanita
wanita Hindu di Bali itu senantiasa taat, ngaturang bakti mendoakan seluruh keluarganya untuk memperoleh yang disebut dirgahayu dan dirgayusa  (astungkara)

Semestinya dapat di terima di keluarga besar suami, adalah impian bagi setiap wanita


Duhai para Wanita, hendaknya engkau sendirilah yang memilih calon suamimu jika engkau ingin bahagia dalam hidup.- Duhai para wanita yang berumah tangga, engkaulah yang tertua di rumah ini engkaulah yang cerdas di rumah ini pendorong penjaga keseimbangan, juga perawat yang memberikan ketenangan. Peraturan engkau tetapkan bak Ibu Pertiwi yang melindungi dunia, karenanya umur yang panjang layak kau dapatkan, dalam semua usaha engkau berhasil demi kemakmuran di rumah ini.-  Duhai para mempelai wanita, dengan kedatanganmu ke rumah suamimu, semogalah kamu menjadi petunjuk yang terang terhadap keluarganya, membantu dengan kebijaksanaan serta pengertian, semoga jalan yang benar selalu engkau ikuti dan hidup yang sehat dalam rumahmu, terhujamkanlah rahmatNya kepadamu.-  Duhai para penganten wanita, datangilah dengan keramahanmu semua anggauta suamimu, bersama-samalah dalam suka dan duka dengan mereka. Semoga kehadiranmu di rumah suamimu akan memberikan kebahagiaan serta keberuntungan kepada suamimu metua laki-laki dan perempuanmu, juga menjadi pengayom bagi seluruh keluarga. Sungguh merupakan dosa besar, jika engkau berani kepada suamimu (berkata kasar apa lagi menyakiti), tahan ujilah kamu, lakukan tapa brata laksanakanlah yadnya di dalam rumah, bekerja keraslah niscaya kejayaan engkau raih. Jadikanlah rumahmu rumah suamimu layaknya sorga, tempat aneka pikiran mulia kebajikan semoga kebahagiaan akan ada di rumahmu rumah suamimu, lahirkanlah anak yang perwira senantiasa memuja Hyang Widhi dan Dewata, pujalah selalu Saraswati dan senantiasa hormatilah yang lebih tua. 


Dalam ajaran Hindu, posisi wanita itu sedemikian tingginya, tanpa kehadiran wanita sebuah rumah tangga belum dapat dikatakan sebagai rumah yang utuh, dapatlah dikatakan sejatinya wanita / ibu rumah tangga itu rumah itu sendiri, tidak dinyana dialah yang terpenting bagi kemakmuran sebuah keluarga. Nyata-nyata sebagai penyeimbang posisi wanita itu dalam suatu keluarga, tiada ubahnya sebagai seorang permaisuri dalam sebuah rumah tangga.Di sisi lain, seorang wanita dalam ajaran Hindu juga hendaknya acap memandang ke bawah tidak senantiasa / selalu ke atas dan kedua kakinya selalu disilang agar selalu ada perasaan malu, lebih lanjut ditekankan seorang wanita itu agar selalu melaksanakan yadnya (korban suci), diyakini  jika seorang wanita melaksanakan yadnya maka Dewa Agni akan memusuhi atau pengusir para raksasa dan semua bhuta  ( semua jenis sifat kebinatangan )

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini