Thursday, July 28, 2016

Di tanah Bali namanya Tajen atau Beranangan



foto by medsos FB

Apa yang dinamakan tajen atau beranangan oleh warganya nusa kecil itu? Yang dinamakan tajen atau beranangan oleh para warga Bali khususnya para lelaki pribuminya adalah sabungan ayam, merupakan salah satu bentuk perjudian yang merakyat dari sejak lampau. Dengan mengadu ayam jantan/ manuk (bhs.Bali) yang sebelumnya telah dipersenjatai taji serupa pedang tapi kecil pada salah satu kaki ayam yang diadu. Ayam jantan aduan itu, mereka menyebutnya kurungan karena sebelum di diadu di arena tajen ayam itu dikurung/dipelihara secara telaten dalam sebuah sangkar khusus yang disebut guwungan ( guwungan siap). Sejatinya tentang tajen atau beranangan itu tidaklah ada bedanya yang prinsipil, Cuma dibedakan antara jumlah peserta petaruh/ bebotoh (bhs.Bali) saja. Kalau tajen itu biasanya jumlah petaruhnya lumayan banyak hingga ratusan orang dan berita tentang akan diadakannya tajen itu tersiar hingga ke lain desa (desa-desa tetangga bahkan hingga ke lain kecamatan), namun yang  dinamakan beranangan itu sesungguhnya sama, sama-sama bertaruh orang bali bilang “ ngetohin siap”  hanya saja jumlah petaruh/bebotohnya tidak sampai ratusan orang itupun biasanya diadakan oleh orang sekampung.

" Kurungan "
foto by medsos FB
foto by medsos FB

Yang namanya sabungan ayam itu, kalau dikatakan berupa salah satu budaya rasanya tidak terlalu salah, karena budaya itu merupakan kebiasaan manusia dari zaman dahulu dan bertahan hingga kini, demikianlah adanya tentang sabungan ayam itu. Sabungan ayam itu kalau kita tidak munafik, merupakan salah satu budayanya bangsa Indonesia, karena dari eranya Singasari kerajaan yang pernah besar di Nusantara ini yang namanya sabungan ayam (mengadu ayam jantan) telah terlakoni diantaranya oleh Anusapati anaknya Ken Dedes ( info dunia internet). Di tempat lain masih di kawasan Nusantara, di zamannya dahulu ada seorang tokoh terkenal yakni Sultan Hasanudin yang menyandang gelar  Ayam Jantan Dari Timur. Khususnya sabungan ayam di tanah Bali, banyak sumber mengatakan berawal dari keperluan ritual keagamaan Hindu yang di sebut tabuh rah, yakni diperlukannya ceceran darah binatang segar (ayam) seusainya sebuah ritual keagamaan. Untuk keperluan itulah pada awalnya dahulu diadakan ayam aduan yang dipersenjatai pedang kecil (taji) pada salah satu kakinya. Tentang tabuh rah di Bali konon tertera pada prasasti Batur dan Prasasti Batuan, ini membuktikan tradisi mengadu ayam itu sudah dilakoni oleh orang Bali  dari sejak nguni.-

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini