Thursday, June 16, 2016

Kesucian pura itu………



Utamanya di Bali telah banyak pura dijadikan destinasi kunjungan wisman Wisnu, keberadaan pedagang kaki lima lalu lalang hingga ke pelataran pura menjajakan dagangannya, perlu kiranya ditertibkan apa lagi diantara mereka banyak yang non Hindu, dengan tujuan kongkrit fungsi awal pura sebagai kawasan suci umat Hindu kembali terwujud. Terjaganya kesakralan pura harga mati, yang harus dipertahankan karena pura itu kawasan spiritualitas bukan demi kepentingan komersial berbasis profit, itu PASTI !!

pura tempat suci umat Hindu, kesuciannya harga mati

Sesungguhnya dunia pariwisata itu tidaklah terlalu salah jika dikatakan dunia yang gemerlap, karena tidak jarang dari mereka-mereka yang menjadi mampu oleh  dunia pariwisata, demikian jualah buanyak daerah di bawah kolong langit ini memperoleh pendapatan daerah yang lumayan karena daerah tersebut merupakan kawasan destinasi wisata populer. Langsung bidik saja Pulau Bali misalnya, sedemikian menggemanya namanya di telinga para wisman seakan-akan berita tentang keunggulan tanah Bali dipantulkan oleh lingkaran dinding batu sehingga menggaung, ini riil adanya. Pulau Bali itu sedemikian keloktahnya, karena di seluas-luasnya kawasan Bali ada ribuan duplikat sorga yakni pura, jadilah Bali itu pulau seribu pura.

pura tempat suci umat Hindu, kesuciannya harga mati
pura tempat suci umat Hindu, kesuciannya harga mati

Pura itu merupakan tempat sembahyangnya para penganut Hindu nan taat, jadi merupakan tempat suci yang disucikan tentang kesuciannya harga mati. Karena sebagian besar daya imajinasi seni penganut Hindu tercurah di tempat sucinya, maka tidaklah mengherankan jika semua pura itu (tiada terkecuali) nampak indah berwibawa, nuansa juga aura relegius sedemikian besarnya terasa dari sebuah pura, utamanya di rasakan oleh orang-orang berpikiran jernih semisal para pencinta meditasi, lebih-lebih pura yang ada di tanah Bali yang jelas-jelas terkontaminasi taksu Bali. Menjaga kesucian tempat suci yang rada-rada di kunjungi banyak orang memang lumayan sulit utamanya dari tumpukan aneka sampah. Namun orang-orang Bali (penganut Hindu Bali) menyadari serta memaklumi tentang itu asalkan keseterilan yang prinsip tetap terjaga kalau para turis mengunjungi sebuah pura, contohnya : turis itu tidak sedang datang bulan atau baru datang dari tempat kematian serta amat di sarankan berpakaian sopan tentunya. Disamping itu semua, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) telah berbuat, dengan mengeluarkan sebuah keputusan yang bernomor : 11/Kep/I/PHDIP/1994 tanggal 25 -01- 1994 yakni merupakan “bisama tentang kesucian pura”. Di keputusan itulah tertetapkan, bahwa kawasan suci meliputi : gunung, danau, campuhan (pertemuan antar sungai), pantai, juga laut. Dengan maksud, agar lingkungan pura dalam jarak tertentu dijaga agar jangan sampai tercemar. Yang mana kesemuanya bisa mengganggu konsentrasi umat bersembahyang di pura, baik dalam bentuk pandangan, penciuman, bunyi-bunyian yang tidak ada hubungannya dengan ritual persembahyangan. 

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini